Chereads / Sandaran jiwaku / Chapter 17 - duka cita

Chapter 17 - duka cita

kabar meninggalnya Lisa, membuat kedua orangtuanya datang untuk menjemput jenazah Lisa, Karena pihak rumah sakit menghubungi mereka, Lisa dibawa ke rumah duka,

sesungguhnya Ravael ingin segera berangkat ke rumah duka, karena dengan kepergian Lisa separuh hidupnya juga dibawa pergi oleh Lisa bersama dengannya. tapi dia tidak tega meninggalkan Karina di rumah sakit karena Karina sampai tidak sadarkan diri seperti ini karena ulahnya.

setelah 2 jam tidak sadarkan diri akhirnya Karina sadar, lalu melihat Ravael sedang mondar-mandir sambil berbicara di telepon.

saat melihat Karina sudah sadar,

ternyata kau sudah sadar, bagaimana perasaanmu apa yang sakit, kata Ravael.

kamu ngapain masih ada di sini, seharusnya kamu sudah di rumah duka sekarang, aku baik-baik saja, cepatlah pergi untuk melihat kekasihmu untuk terakhir kalinya.

kamu nggak apa-apa aku tinggal di sini, kata Ravael khawatir.

nggak usah sok perhatian padaku, kita tidak sedekat itu, lagian apa faedahnya kau ada disini, kata Karina.

tapi.....,,

sudah pergi sana, aku tahu hatimu tidak ada di tempat ini, tutur Karina.

terimakasih atas perhatianmu, kalau terjadi sesuatu kau langsung menghubungiku, aku sudah menyimpan nomorku di handphonemu, kata Ravael, lalu pergi.

Karina menghubungi intan, untuk menjemputnya dari rumah sakit,

halo Tan Lo segeralah datang ke rumah sakit xxxiii, bawa pakaian gue,

ngapain di rumah sakit, sepengetahuan gue Lo nggak ada jadwal syuting di rumah sakit, jawab intan.

nggak usah banyak bertanya, lakuin aja yang gue suruh, atau Lo udah bosan kerja sama gue, ancam Karina.

okay, gue langsung On the way.

sambungan telepon terputus.

*********

di rumah duka

rumah Lisa yang tidak terlalu besar sudah dipenuhi oleh banyak orang yang datang untuk melayat, atau hanya sekedar untuk mengucapkan turut berdukacita. ibu Lisa tampak sangat sedih, dan bahkan beliau sudah beberapa kali tidak sadarkan diri karena kehilangan putri yang sangat dia cintai, kakak laki-laki Lisa juga sangat terpuruk, ayah Lisa berusaha untuk tegar, dan mengikhlaskan kepergian Lisa. Ravael datang dan Langsung menuju ke peti mati lisa, mata Ravael langsung basah oleh air mata, dia memeluk mayat Lisa, maafkan aku, aku belum pernah membuat kamu bahagia, aku selalu menyakiti hatimu, sampai saat kepergian mu untuk selamanya juga aku belum sempat meminta maaf secara benar kepadamu, kenapa kamu pergi meninggalkan aku saat aku sudah mulai terbiasa denganmu, kata Ravael berbicara dengan Lisa, tanpa ada yang mendengar ucapan Ravael.

ibu Lisa datang menghampiri Ravael, lalu memeluk Ravael dan memukuli Ravael, dia wanita bodoh itu, sekarang sudah pergi untuk selamanya, tanpa pernah merasakan cinta yang tulus darimu, betapa buruknya nasibnya, bahkan sampai akhir hayat dia tidak mendapatkan laki-laki yang sangat dicintainya, kata ibu Lisa.

maafkan aku Bu, Karena belum sempat membahagiakan Lisa, aku sangat menyesal,

bagaimana mungkin kamu menyesal saat kamu sudah punya pacar seorang selebritis sambung kakak laki-laki Lisa.

dan kamu masih berani menunjukkan wajahmu di rumah kami, kamu sungguh tidak berperasaan dan bak gunung es seperti yang dikabarkan diluar sana.

Andre hentikan omonganmu itu, sekarang kita sedang berdukacita, bukan saat yang tepat untuk memperdebatkan hal yang tidak penting tegas ayah Lisa.

nak Ravael terimakasih atas pertolongan kamu selama ini untuk keluarga kami khususnya untuk Lisa, kamu harus janji sama bapak kamu akan memulai hidup baru tanpa bayangan Lisa di hidup kamu, ikhlaskan kepergian Lisa, dan hiduplah dengan bahagia, karena itu keinginan Lisa untuk yang terakhir kalinya ucap ayah Lisa

******

rumah sakit

bagaimana bisa kamu sampai di rawat di sini, apa kamu tidak apa-apa, ada apa dengan wajahmu kenapa ada perban di jidat dan ada luka memar di hidungmu dan ya tuhan perban apa lagi ini di tanganmu, ya Tuhanku kenapa ini bisa terjadi padamu apa yang akan aku katakan pada pihak management, terkhususnya orang tuamu, oceh intan panjang kali lebar,

sudah selesai ngomongnya, sekarang Lo panggil suster atau dokter supaya melepaskan infus ini, gue nggak betah disini.

gue mau segera pulang,

Karina Anggraini Lo nggak bisa sesuka hati meninggalkan rumah sakit seenak jidat, emang Lo kira ini rumah sakit bapak Lo, balas intan.

Karina Lo harus ingat satu Minggu lagi keberangkatan kita ke Korea untuk mulai syuting drama lo, dan besok Lo harus pergi ke Surabaya untuk meeting dengan klien yang mau bekerjasama dengan perusahaan Lo, sekalian besok kau harus mengisi acara di televisi Xxx, tapi gue nggak yakin dengan muka Lo saat ini, tambah intan.

nggak usah bodoh, buat apa ada makeup artist kalau luka kecil gini nggak bisa di cover, jawab Karina santai.

ya udah Lo istirahat, karena besok kita harus berangkat subuh, gue pulang dulu soalnya gue harus persiapkan semua keperluan Lo selama kita di Surabaya, kata intan.

jadi Lo ninggalin gue sendirian, kejam Lo

hello ada banyak suster di sini, dan ruangan Lo udah bayar dua orang penjaga, jadi nggak ada faedahnya gue di sini, daaaa kata intan.

dua penjaga, siapa yang nyuruh dua penjaga di depan kamar gue, jangan-jangan ini ulah si bucin akut itu, gue harus menghubungi orang itu, sekaligus gue pamit pergi besok pikir Karina.

saat sambungan telepon terhubung, bukan suara Ravael yang terdengar tapi suara perempuan.

halo mbak, kami dari cafe xxx tuan pemilik handphone ini sudah sangat mabuk, Sura perempuan itu.

apa dia mabuk, dasar cowok bucin akut,

oh jadi begini mbak bisa tolong saya, pesankan taksi online dan suruh supir taksi untuk mengantarkan dia ke RS xxx, kata Karina.

baiklah mbak, jawab perempuan itu

******

Karina menunggu Ravael di depan rumah sakit, rumah sakit sudah mulai kosong karena memang sudah tengah malam, tinggal suster dan dokter yang sip malam yang tampak berlalu lalang, tak butuh waktu lama Ravael datang, diantara supir taksi online, kedua pengawal yang menjaga Karina langsung membopong tubuh Ravael menuju ruangan Karina.

taruh laki-laki itu di ranjang tamu itu, setelah itu kalian sudah boleh pergi, dan tidurlah, kalian bukan robot, kalian manusia bisa yang perlu istirahat juga, ini perintah jadi jalankan kata Karina.

baik buk, jawab kedua pengawal itu serentak.

setelah melihat kedua pengawal itu keluar, Karina mendekati Ravael, dan melepaskan sepatu yang dikenakan Ravael, kau tidak seharusnya seperti ini, kau seharusnya mengikhlaskan kepergian wanita itu, agar dia bisa tenang di sana, seharusnya kau tidak mabuk seperti ini, tapi menemaninya, dan mengantarkannya ke tempat peristirahatan terakhir kalinya, ucap Karina sambil mengelus rambut Ravael dengan tangannya yang tidak dipasang infus.

Ravael membuka matanya dan langsung memeluk Karina, jangan pernah tinggalkan aku, aku sangat mencintaimu kata Ravael.

Karina merasakan sesak di dadanya, ada apa dengan hati ini, kenapa sakit sekali, lebih sakit daripada saat mengetahui bahwa leo menghianatinya.

jawab aku kamu tidak akan pernah meninggalkan aku, berjanjilah padaku aku mohon kata Ravael.

aku berjanji tidak akan pernah meninggalkan kamu, aku akan selalu ada di sampingmu ucap Karina,

tiba-tiba Ravael mencium bibir Karina, dengan sangat lembut namun lama-kelamaan menjadi menuntut, hei apa yang kau lakukan kata Karina berusaha untuk melepaskan ciuman dari Ravael, plak Karina menampar pipi Ravael, dasar laki-laki, murahan kau merebut ciuman pertamaku,

kurasa aku sudah tidak tahan lagi berada satu ruangan dengan dia kata Karina,

tolong jangan tinggalkan aku sendiri, aku tidak bisa hidup tanpamu kata Ravael merancau