Chereads / Sandaran jiwaku / Chapter 16 - perasaan apa ini?

Chapter 16 - perasaan apa ini?

hei lelaki bucin jangan tinggalkan aku sendiri di mobil, teriak Karina

Ravael menghentikan langkahnya dan menunggu Karina.

nah gitu dong dari tadi, kan kita bisa santai aja jalannya, emang ada apa sih di rumah sakit ini? tanya Karina

nggak usah banyak berbicara, dan nggak usah kepo tentang rumah sakit ini, ayo cepat kita masuk, aku harus buru-buru, ini tentang hidup dan mati seseorang yang sangat aku cintai, kata Ravael.

perkataan Ravael membuat hati Karina terasa sakit, namun dia berusaha menutupi perasaannya, kamu duluan aja ke dalam aku tunggu kamu di taman rumah sakit aja, kata Karina.

ya sudah kalau kamu nggak mau ikut, jangan kemana-mana, tunggu aku di sana kata Ravael mengingatkan.

ok, lagian aku juga nggak mau ganggu privasi kamu dengan orang yang kamu cintai itu kata Karina.

*********

di taman rumah sakit

Karina duduk di salah satu kursi yang ada di taman,

beruntung banget ya cewek yang disukai sama Ravael, sampai di segitu khawatirnya tentang keadaan perempuan itu, kenapa aku nggak pernah mendapat perhatian seperti yang di lakukan Ravael terhadap perempuan itu, kenapa aku tidak seberuntung perempuan itu, mungkin sudah takdirku seperti ini, aku hidup dengan bergelimang harta dan kasih sayang keluarga tapi aku mungkin tidak akan pernah merasakan cinta sejati antara laki-laki dan perempuan selayaknya sepasang kekasih, aku tidak boleh egois, aku harus bersyukur bantin Karina, menguatkan diri sendiri.

dia tak sadar sudah berapa lama dia di taman rumah sakit, sampai seseorang membuatnya menyentuh lengannya lembut.

mbak ini sudah sore, mbak dari tadi hanya diam di tempat ini, kata seorang suster, dan betapa terkejutnya suster itu melihat orang yang didepannya adalah seoarang selebriti yang sangat terkenal, Karina Anggraini, saya nggak salah lihat kan kata suster itu, Karina mencubit lengan suster itu, benar saya Karina tapi jangan bilang-bilang saya di sini ya sus kata Karina.

mbak saya bisa minta foto bareng nggak kata suster itu.

saya akan foto bareng mbak kalau mbak kasih saya masker, kata Karina.

baiklah mbak Rina, tunggu sebentar ya kata suster itu berlari meninggalkan Karina.

tidak butuh waktu yang lama suster itu telah datang dengan membawa masker dan satu setelan baju seragam suster.

mbak pakailah pakaian ini supaya tidak ada yang bisa mengenali mbak Rina kata suster itu,

terimakasih atas pertolonganmu mari kita berfoto, dan apa nama Instagram mu biar nanti ku follow, kata Karina.

wah benarkah, aku merasa sangat tersanjung seorang selebritis seperti anda mau memfollow akun saya, dan saya ini adalah followers mu kata suster itu langsung menyebutkan akun Instagramnya.

setelah mengantar Karina berganti pakaian menjadi pakaian suster, suster itu hendak pergi tapi Karina menghentikan langkah suster itu,

sus bisa aku meminta tolong sekali lagi padamu kata Karina

tentu saya akan menolong anda dengan senang hati kata suster itu.

bisa kamu beritahu kepada ku dimanakah ruang rawat inap Lisa, katanya dia sedang koma, kata Karina.

ou benar sekali memang ada satu pasien yang sedang koma, tapi hanya orang-orang tertentu saja yang bisa keruangan tersebut, ruangannya ada di lantai 16 rumah sakit ini, mari saya antarkan ke lift khusus menuju ke kamar tersebut kata suster itu menjelaskan.

baiklah kata Karina.

sesungguhnya Karina sangat bingung, dengan penjelasan suster itu, seberapa hebat wanita yang bernama Lisa itu, sehingga ruang rawat inapnya ada di lantai 16 dan hanya dia seorang disana, Karina masih berkutat dengan pemikirannya sendiri, tiba-tiba dia melihat Ravael saat lift terbuka di lantai 16 tapi yang membuat dia terkejut, Ravael yang biasanya terlihat sangat gagah, dan dingin bagaikan kulkas, sekarang tampak sangat terpuruk, dan sangat kacau.

ntah perasaan apa yang ada di hati Karina, dia langsung berlari ke arah Ravael, dan memeluknya erat, Ravael terkejut melihat seorang suster memeluknya, beraninya kau memelukku kau mau ku pecat, dan tidak akan tenang selama hidupmu kata Ravael melepaskan diri dari pelukan suster tersebut yang tidak lain adalah Karina.

maafkan aku, aku hanya merasa kau membutuhkan tempat untuk bersandar Karina, membuka masker yang menutupi setengah wajahnya, dengan wajah menunduk karena menahan malu.

melihat yang memeluknya tadi adalah Karina, kenapa kau bisa sampai disini, tanya Ravael.

kau tidak lihat ini sudah jam berapa Ravael yang sangat bucin, kau bahkan tega membiarkan aku seorang diri di taman rumah sakit ini, entah berita apa yang akan ada setelah ini, kata Karina kesal.

Ravael melihat arlojinya oh maafkan aku karena aku melupakanmu, Lisa belum melewati masa kritisnya, kata Ravael, tampak sedih.

melihat kondisi Ravael, ntah apa yang menggerakkan tangannya tanpa aba-aba langsung memeluk Ravael.

kamu yang kuat, kalau kamu saja kacau seperti ini, saat Lisa nanti sadar dia akan bersedih melihat kekasihnya seperti ini, kata Karina sambil menepuk-nepuk pundak Ravael.

Ravael merasa nyaman dan tenang dengan perlakuan yang diberikan oleh Karina, membalas pelukan Karina, kenapa aroma tubuhnya sangat menenangkan aku batin Ravael.

pelukan mereka terlepas saat seorang dokter datang dengan wajah sedihnya,

bagaimana keadaan Lisa, tanya Ravael

kami sudah berusaha semaksimal mungkin, tapi Tuhan berkata lain, belum sempat dokter itu menyelesaikan kalimatnya, Ravael langsung ambruk di tempat.

maafkan kami pak Ravael, hidup dan mati seseorang Tuhan yang mengatur, kita tidak punya hak untuk itu. kata dokter itu

Ravael berdiri dan Langsung menghajar dokter itu, lalu untuk apa kau kubayar mahal-mahal kalau kau tidak bisa membuat dia bertahan hidup, teriak Ravael. melihat itu Karina langsung melerai Ravael,

Ravael cukup, kamu tidak lihat dokter itu sudah babak belur,

tidak menghiraukan ucapan Karina, Ravael hendak menghantam dokter itu tapi yang kena hantamannya adalah Karina, Karina pingsan dengan hidungnya mengeluarkan darah segar.

Ravael terkejut, langsung memeluk Karina, cepat selamatkan dia teriak Ravael.

Ravael sangat ketakutan, melihat Karina belum sadarkan diri juga.