Chereads / Suamiku Galak / Chapter 2 - 2. Ciuman Setengah Jalan 2

Chapter 2 - 2. Ciuman Setengah Jalan 2

Usai menebalkan lipstik merah muda di bibirnya, perempuan di depan cermin itu bergantian menyisir rambut pirangnya. Kedua sudut bibirnya tersungging ke atas. Begitu mengagumi kesempurnaan yang Tuhan berikan.

Ah, tidak-tidak. Tuhan akan cemburu kalau ada manusia yang seperti itu. Perempuan itu memang cantik, menarik, dan berprestasi; tetapi Tuhan menciptakan tiga lubang dalam kesempurnaan itu: kurangnya rasa malu, kakak perempuannya, dan otak gila yang menguasai kepalanya.

"Seharusnya kamu tidak secantik ini, Meta. Apa kamu tidak lihat berapa banyak orang yang menatap iri padamu?" gumam perempuan itu pada pantulan dirinya sendiri di cermin.

Meta Felicia, perempuan berusia 22 tahun yang berhasil menaiki popularitas tinggi di dunia hiburan Indonesia. Baru-baru ini nama baiknya sedikit tercemar karena ulah kakak perempuannya yang kabur begitu saja meninggalkan kerugian besar pada agensinya. Meta tahu benar kalau kerugian itu akan ditimpakan padanya. Namun, Meta tak terlalu memikirkannya. Karena prioritas hidupnya adalah bahagia. Kalau Meta tidak bahagia, Meta takkan membiarkan hidupnya sengsara. Makanya Meta selalu bahagia. Karena orang yang sengsara tidak akan bisa bahagia. Intinya, bahagia bukan sengsara.

Terdengar pintu ruang rias terbuka. Meta menoleh. Seorang laki-laki berkemeja panjang biru masuk ke sana. Meta menghentikan gerakan menyisirnya. Ia bangun. "Gana," katanya menyebut nama laki-laki itu.

"Ada apa Gana kemari? Padahal Meta mau keluar sebentar lagi," sambut Meta.

Gana tak menjawab. Tiba-tiba ia memegangi rahang Meta dan melayangkan ciumannya. Tentu saja Meta bukan pemula soal ini. Ia menyeimbangi ciuman itu dengan baik. Tiba-tiba tangan Gana malah bergerak menurun. Dengan lancangnya masuk ke dalam pakaian Meta. Namun, Meta lebih kesit menghentikannya. Ciuman itu pun terlepas.

"Gana mau ngapain?" tanya Meta. Ia mengeluarkan tangan Gana dari pakaiannya.

"Melakukannya. Lagian enggak ada orang di sini," jawab Gana.

Gana hendak menyentuh Meta, tetapi Meta melangkahkan kakinya menjauh dua kali. Membuat Gana terperangah karena penolakan itu.

"Enggak, Gana. Kita enggak bisa ngelakuin itu," tolak Meta.

"Tapi kenapa? Kita, kan, udah saling cinta?" Gana keheranan.

"Kalau Meta hamil, bagaimana?"

"Ya, kita bisa menikah."

"Tapi Meta enggak mau nikah sama Gana sebelum Gana bisa ngalahin Reza Rahardian," tolak Meta.

"Aku emang enggak bisa ngalahin Reza Rahardian, tapi aku kan udah pernah main satu film bareng dia," bela Gana.

"Main film apaan, orang cuma jadi tanah kuburan," timpal Meta.

"Itu enggak cuma tanah kuburan, Sayang. Aku tuh jadi bintang tamu di sana. Ceritanya si Reza kan kangen sama temennya. Sayangnya temennya udah mati. Jadi aku yang dikubur di sana," bela Gana.

"Apa Gana pikir itu kebanggaan?" sindir Meta. Membuat Gana menunduk malu.

"Kayak aku, dong, bisa jadi istri Kak Reza di film," Meta menambahi.

"Jadi kamu mau aku jadi istrinya si Reza juga di film?" tanya Gana.

"Enggak tahu!" seru Meta. Ia mulai melangkah untuk keluar dari ruangan itu.

"Bilang yang jelas, dong. Biar aku buruan bujukin mbak Bunga Citra Lestari buat nolak film selanjutnya," paksa Gana. Namun, Meta mengabaikan. Perempuan itu sudah keluar dari tempat itu. Bahkan pintu sudah menutup kembali.

"Ah, sial! Padahal perempuan itu terlihat mudah, tapi kenapa sulit sekali?" umpat Gana sembari meninju udara di sekitarnya.

-oOo-