"Ini bos saya menemukan sebuah kalung. Didekatnya juga ada seperti kartu pelajar bos. Ini mirip sekali dengan yang bos cari selama ini" ucapnya sambil menyerahkan beberapa bukti yang cukup kuat untuk mencari Manda.
'Gue makin curiga sama dia' batin Razha yang membuat para anak buahnya membuang nafas lega karena Razha kini telah lebih santai dari tadi.
"Bro, Lo udah agak baikan kan?" tanya Razha menelpon Zaky.
"Ok oke jadi kita ketemuan aja di rumah Lo ya, kalo Lo masih agak pusing"
"Ok tunggu gua"
Itu kata terakhir yang Razha ucapkan lalu pergi meninggalkan markas mereka. Dan sebelum pergi Razha telah menyuruh anak buahnya untuk berdiam tidak usah mencari lagi.
'Gua yakin pasti dia' batin Razha mengamuk dan langsung menjalankan mobilnya dengan kecepatan tinggi.
Sementara itu keadaan Reza. Dia menjadi sangat pendiam sekarang. Dia tidak mau makan,tidur tak teratur. Tapi dia masih baik hanya saja sekarang dia jadi budak cengeng hanya karena Manda hilang di rumahnya. Tepatnya,entah kemana.
"Gue gak bisa gini terus,gue harus cari Manda" teriak Reza memenuhi kamarnya.
"Tapi cari dimana,gue bodoh Gue Begoo" teriaknya lagi dan kini sambil menangis.
"Kenapa waktu itu gue duluan yang tidur dan bukan Manda hah kenapa!?" ucapnya di sela-sela tangisnya.
"Bodoh!?!" ahh kini dia teriak seperti orang gila saja.
Keadaan Manda.
'Eh apa ini' batin Manda senang.
'Akhirnya bang Manda akan pulang Manda janji dan Reza tunggu gue ya Za gue bakalan nemuin Lo secepatnya'.
Oh ayolah,dipikiran Manda hanya dua orang tadi yang diucapkannya. Kedua orang itu terus saja Manda ucap ketika Manda terbangun. Dan orang misterius ini? Siapa? Marsel,terus ada di dalam mimpi buruknya ini. Siapa sebenarnya Marsel sampai seperti itukah kekejaman yang akan dia buat pada Manda nantinya?
"Reza" ucap Manda meyakinkan suaranya akan kembali. Entah kenapa yang ia ingin ucapkan kali ini bukanlah Zaky melainkan Reza,musuh sekaligus sahabatnya sendiri.
"Yes suara gue udah balik,tangan gue ahh udah bisa, kaki kaki gue juga udah bisa gerak. Gue harus bangun" ucap Manda langsung terduduk dan kegirangan karena akhirnya ia bisa tersadar.
Berapa lama Manda terbaring? Ia benci sangat dengan rumah sakit.
"Maaf nona,ada yang saya bisa bantu?" ucap suster yang terduduk di sofa. Sejak kapan dia disana? pikir Manda.
"Ah tidak sus,boleh tau ini saya dimana?"
*Katanya tidak tapi kok nanya sih Manda bego lo. Sorry author gabut wkwk*
"Nona sekarang ada di rumah sakit ***"
'rumah sakit ini..'
"Ada lagi nona? Kalau tidak saya permisi ya nona" sopan sang suster lalu keluar dan memecahkan lamunan Manda.
"Silahkan" ucap Manda tersenyum.
"Apa jangan-jangan.. ah gak mungkin. Hp gue mana? ah ini dia"
'Gue harus hubungi abang' batin Manda.
***
"Jadi gitu bro," ucap Razha.
"Kita cari apa gimana nih?" ucap Razha lagi.
Belum sempat Zaky menjawab,Zaky sudah mengalami pusing yang sangat hebat. Hingga akhirnya ia pingsan saat akan berdiri mengambil obat.
"Bro, gak lucu buat bercandaan bro" ucap Razha sambil menggoyangkan tubuh Zaky
"Bro?" tidak ada tanda-tanda bahwa Zaky bergerak apalagi bernafas.
Razha yang panik lalu memanggilkan ambulance. Tak lama ambulance datang,Razha pun menyusulnya dengan membawa mobilnya.
Sebelum itu..
Razha menceritakan apa yang ditemukan oleh anak buahnya hari ini.
Zaky sempat berbicara dengan Razha dengan nada serius.
"Lo mau kan kalo suatu saat gua gak ada dan Lo jagain Manda. Gua takut kalo Manda akan benci gua karena gua belom nemuin dia. Satu pesan gua buat Lo hari ini gua mau Lo nyariin Manda sampe ketemu. Apapun cara Lo. Kalo sampe besok belum ketemu juga. it's up to you tapi gua mau Lo berhenti nyariin dia. Gua yakin Manda bakalan bahagia sama dia sama orang yang udah nyulik dia. Lo faham kan maksud gua"
"Lo ngomong apa sih bro. Come on Lo bukan Zaky yang gua kenal"
"Gua udah bilang it's up to you men"
"Serah Lo anjin* kalo lu gak mau cari Manda. Biar gua yang cari"
"Its ok men, ayolah."
Razha yang akhirnya bisa pasrah dengan ucapan Zaky tersebut hanya bisa menunduk marah besar.
"Gua akan hubungi juga teman cowok nya si Manda" ucap Zaky.
"Halo,anda kesini ya saya tunggu" ucapnya di telpon.
"Iya,rumah mand Adi jalan*** "
"Iya apartemen tepatnya"
"Cepat saya tunggu" akhir kata dari Zaky dan memutuskan sambungan telepon.
'Zaky udah kehipnotis gua yakin' batin Razha sambil melihat sinis mata Zaky.
'Lu sebenernya kenapa sih anjin* bikin gua penasaran aja. Liat aja nanti gua akan selidiki,hh' tanpa disadari Razha tersenyum smirk di hadapan Zaky.
"Kenapa lu" ucap Zaky terheran.
"Gapapa".
***
Oke jadi gini ya para reader jangan bilang gue php yaa.. Emm ini gue rada plin-plan dikit lahh soalnya gue gabut dan akhirnya gue lanjut ajalah buat up..
Gue gak janji besok juga up yaa.
Tunggu ajalah kan kata gue juga.
Oke selamat membaca.
See you next chapter para reader ❤️❤️❤️😌