Chereads / Semasa Hidupku / Chapter 46 - Merangsang

Chapter 46 - Merangsang

"Ayah..." Pei Zichen memandang Pei Xiuyuan dengan tidak percaya.

"Zichen, Ayah tahu, mempunyai ibu baru secara tiba-tiba seperti ini memang tidak mudah. Kau pasti juga tidak nyaman. Ayah tidak akan memaksa Zichen untuk langsung menerimanya. Nanti, kau bisa melihat kebaikannya sendiri. Ayah hanya ingin memberitahumu bahwa kau adalah anakku. Cinta Ayah padamu tidak akan pernah berubah, jadi kau tidak perlu takut. "

Pei Zichen sangat senang setelah mendengar kata-kata ayahnya. Dia memeluk Pei Xiuyuan dengan erat, "Zichen sangat mencintai Ayah! Zichen benar-benar sangat mencintai Ayah!"

Hati Pei Xiuyuan terasa hangat, "Tidurlah, jika tidurmu tidak nyenyak, nanti kau tidak bisa tumbuh tinggi."

Hari ini, Pei Zichen memang mengganggu rencananya dan membuatnya sangat marah. Tapi, ketika dia melihat kegelisahan di mata anaknya, dia merasa bahwa dirinya adalah ayah yang tidak baik karena tidak bisa memberi rasa aman pada anaknya.

"Apakah Ayah akan menemaniku?"

"Iya."

"Ayah..." Pei Zichen merasa sangat bahagia! 

Bagi anak-anak, orang tua adalah dunia mereka. Mereka selalu ingin ditemani orang tua mereka.

Pei Xiuyuan naik tempat tidur dan memeluknya. "Tidurlah."

Ketika tidur di pelukan ayahnya, kegelisahan Pei Zichen menghilang seketika.

Saat melihat wajah anaknya yang sedang tertidur pulas, sosok yang sudah lama tidak pernah muncul tiba-tiba terlintas di pikirannya.

Pei Xiuyuan berkata dengan nada rendah, "Kau bisa tenang, aku akan menjaga anak kita."

Setelah diam selama beberapa saat, suara rendah itu terdengar lagi.

"Dia adalah wanita yang sangat baik. Dia akan memperlakukan anak kita dengan sangat baik."

Saat keduanya bangun keesokan paginya, Lu Man sedang memasak. Setelah mereka berdua selesai membersihkan diri, makanan sudah tersaji di atas meja.

Setelah Pei Xiuyuan meninggalkan kamarnya tadi malam, Lu Man tidak bisa tidur. Dia mencari resep sarapan pagi untuk anak-anak di internet. Dia sangat berbakat dalam memasak.

Pei Zichen memang suka makan, tapi mana mungkin dia mau disogok hanya dengan makanan di atas meja ini! 

"Makanlah, masakan ibumu sangat lezat." Pei Xiuyuan memandang makanan di atas meja. 

Pei Zichen mematuhi ayahnya dan mengambil sumpit. Masakan Lu Man sangat lezat. Karena tidak tahan, dia hampir saja menunjukkan ekspresi gembira. Tapi, ketika ingat rencananya, raut wajahnya berubah. Dia berdiri dari kursinya dan mencari tempat sampah.

Lu Man terkejut, benarkah masakannya seburuk itu? Dia selalu yakin akan keahliannya, tapi setelah melihat reaksi Pei Zichen, dia langsung kehilangan rasa percaya dirinya.

'Dasar anak ini. Haruskah dia melakukan ini?' pikir Pei Xiuyuan. 

Setelah memuntahkan makanannya, Pei Zichen berkata dengan rasa bersalah, "Maaf, Ayah..."

Ekspresi Pei Zichen seolah-olah bermaksud, 'Ayah, aku benar-benar ingin makan, tapi masakannya sangat tidak enak. Aku tidak bisa menelannya!'

Dia pikir ayahnya bodoh seperti dirinya? 

Pei Xiuyuan berkata pelan, "Jangan memaksakan diri kalau memang tidak suka."

Lu Man segera berdiri. "Zichen, Apa yang ingin kamu makan? Bibi akan membuatnya untukmu!"

"Aku tidak mau makan yang lain juga." Pei Zichen seolah bermaksud, 'Aku tidak suka masakanmu!'

Lu Man terdiam. 

"Kalau begitu, kau ingin makan apa? Bibi akan pergi dan membelinya!" Sebagai seorang ibu tiri, Lu Man tidak bisa menyerah begitu saja!

Saat Pei Zichen akan berbicara...

"Zichen, apakah kau sangat lapar? Bisakah tunggu sebentar? Setelah Ayah selesai makan, Ayah akan mengajakmu sarapan di luar dan mengantarmu pulang." Pei Xiuyuan menatap Pei Zichen.

Pei Zichen sangat gembira. "Ayah, aku tidak terlalu lapar!"

Ayahnya benar-benar mencintainya! Setelah dia bertindak tidak sopan seperti tadi, bahkan ayahnya tidak marah dan akan mengajaknya sarapan di luar!

"Baik." Pei Xiuyuan tersenyum.

Tapi, senyuman itu membuat Lu Man merasa bahwa ada sesuatu yang salah.

Pei Xiuyuan mengambil semua makanan di depan Pei Zichen, "Kelihatannya enak."

Lu Man dan Pei Zichen sedikit terkejut.

"Um! Benar-benar enak!" Pei Xiuyuan menggigit dan menikmatinya.

Ekspresinya membuat Pei Zichen merasa sangat lapar!

"Bola udang ini paling lezat. Dagingnya sangat lembut, benar-benar lezat!" Pei Xiuyuan menggigit setengah bola udang itu, dan memperlihatkan daging udang yang lembut di dalamnya. Raut wajahnya seolah menunjukkan bahwa ini adalah makanan yang paling enak di dunia.

Pei Zichen suka makan bola udang. Ketika dia melihat ayahnya makan selahap ini, dia tidak bisa menahan diri untuk menelan air ludah.

Semua orang di Keluarga Pei tahu bahwa biasanya Pei Zichen makan yang banyak setelah bangun pagi. 

Pei Xiuyuan juga tahu bahwa anaknya tidak makan banyak tadi malam, jadi anaknya pasti sangat lapar saat ini!

Pei Zichen hanya bisa menatap makanan yang masuk ke mulut ayahnya. 

Pei Xiuyuan menggigitnya lagi, dan tiba-tiba dia memandang Pei Zichen, "Zichen, Ayah ingat bahwa kau sangat menyukai bola udang. Bola udang masakan ibumu benar-benar sangat enak. Kau sungguh tidak mau memakannya?

Pei Zichen ingin memakannya! Dia sangat lapar! Sejujurnya, tadi dia terbangun karena lapar! Ketika keluar dari kamar, dia mencium aroma nasi. Begitu melihat banyak makanan lezat tersaji di depannya, dia tidak sabar untuk memakannya!

Tapi…

"Ayah, aku benar-benar tidak mau makan." Betapa sakit hatinya ketika mengatakan itu!

"Oh, kalau begitu Ayah akan habiskan semua ini! Sayang sekali kau tidak mau makan makanan yang lezat ini." Pei Xiuyuan menghabiskan semuanya tanpa ragu-ragu.