Chereads / Semasa Hidupku / Chapter 49 - Sepasang Mata

Chapter 49 - Sepasang Mata

Lu Man mengabaikan tatapan Wang Yunxi, seolah hanya menganggapnya seperti badut.

Pei Zichen berlari ke arah Pei Xiuyuan.

Ketika Lu Man mendongak, dia melihat tatapan Mu Yunhai. Lu Man tidak mengerti mengapa Mu Yunhai tidak terlihat bahagia setelah mendapatkan apa yang diinginkannya.

Mu Yunhai mengepalkan tangannya ketika melihat Lu Man. Jika dia bisa menanganinya dengan lebih baik, pasti situasinya tidak akan menjadi seperti ini! Tidak seperti ini!

Meskipun Pei Xiuyuan sedang berbicara dengan Pei Zichen, tapi dia tetap memperhatikan Mu Yunhai dan Lu Man. Tiba-tiba, raut wajahnya menjadi suram, 'Dia masih belum bisa melupakan Mu Yunhai.' 

Wang Yunxi juga memperhatikan mereka berdua. Dia sangat kesal, "Pei Xiuyuan, jaga wanitamu sendiri baik-baik. Jangan biarkan dia menggoda suamiku!"

"Nona Wang yang malang, kau masih sangat muda tapi tidak bisa menjaga hati suamimu. Aku benar-benar kasihan padamu." Lu Man langsung membalasnya tanpa ampun!

"Dasar wanita murahan!" Wang Yunxi berdiri, dan amarahnya memuncak. 'Beraninya dia mencari masalah di rumahku!' 

Melihat kemarahan wang Yunxi, Lu Man sangat tenang dan bersikap elegan. Dia mengangkat alisnya dan memancing amarah Wang Yunxi lewat isyarat matanya. 'Kenapa kau tidak memukulku? Pukul aku kalau kau berani!' 

"Kau pikir aku tidak berani?" Saat Wang Yunxi akan bergerak... 

Pei Xiuyuan berkata dengan pelan, "Wang Yunxi."

Wang Yunxi menggigit bibirnya dan duduk dengan enggan.

Meja makan Keluarga Pei dapat menampung lebih dari 20 orang. 

Setelah keadaan sudah tenang, Nenek Pei masuk ke ruang makan. Mereka pun langsung menoleh.

Ketika Lu Man melihat Nenek Pei, Nenek Pei juga menatapnya. Tiba-tiba, Lu Man ketakutan. Dia sangat yakin bahwa dia belum pernah bertemu Nenek Pei. Tapi entah mengapa, wajah Nenek Pei tidak asing baginya, terutama sepasang mata ini!

Tubuh Lu Man seolah membeku, dan ia merasa sesak napas. Dia juga tidak tahu apa yang sedang terjadi. Singkatnya, dia takut... dia takut pada orang ini. 

Tiba-tiba, tubuhnya terasa dingin. Saat Pei Xiuyuan memegang tangan Lu Man, Lu Man merasa sedikit hangat. 

"Ada apa?" Pei Xiuyuan sangat khawatir saat melihat Lu Man hampir tidak bernapas. Dia tidak mengerti mengapa Lu Man begitu gugup, bahkan... bahkan sangat ketakutan.

"Aku..." Lu Man tidak tahu bagaimana menggambarkan perasaannya sekarang.

"Jangan terlalu gugup dan takut. Meskipun terlihat sangat tegas, tapi Nenek tidak mengerikan." Pei Xiuyuan berpikir bahwa Lu Man ketakutan karena terlalu gugup.

Lu Man ingin mengatakan sesuatu, tapi dia tidak tahu bagaimana caranya menceritakan mimpi buruk yang tertinggal di dalam hatinya.

Sejak mengalami kecelakaan mobil saat dia berusia 19 tahun, dia selalu bermimpi buruk. Di dalam mimpinya, dia melihat sepasang mata yang tajam, sengit, dan kejam. Tapi, entah mengapa, dia sangat ketakutan pada sepasang mata itu. 

Sebenarnya, Lu Man bukan orang yang penakut, tapi entah mengapa dia sangat takut pada sepasang mata itu.

Nenek Pei hanya melirik Lu Man sekilas. Dia mulai duduk di kursi utama tanpa berekspresi.

"Lu Man, sapalah Nenek." Pei Xiuyuan menundukkan kepalanya dan berbisik di telinga Lu Man, "Jangan takut, aku ada di sini."

Pei Xiuyuan menggenggam tangan Lu Man yang terasa sangat dingin, 'Apakah karena dia takut?' 

"Nenek..." sapa Lu Man sambil menundukkan kepalanya. Dia tidak berani menatap mata itu lagi.

"Panggil saja Nenek Pei." Sangat jelas, Nenek Pei tidak menerima Lu Man sebagai cucu menantunya.

Wang Yunxi langsung senang, 'Sepertinya Nenek sangat membenci wanita ini! Baguslah kalau begitu!' 

Pei Xiuyuan tidak senang, "Apa nanti Nenek akan membiarkan cicitmu memanggilmu Nenek Pei?"

Pei Xiuyuan berkata dengan nada bercanda.

Walaupun begitu, Nenek Pei merasa sedikit kesal, "Apakah kau sedang mengancam Nenek?"

Beraninya dia mengancam Nenek karena wanita itu! Sungguh...!

"Nenek, bagaimana mungkin cucumu ini mengancammu? Aku hanya bercanda." 

"Lu Man, berikan Nenek hadiah yang sudah kamu pilih." Pei Xiuyuan berbisik di telinganya.

Ibu Pei Xiuyuan meninggal saat masih muda, dan ayah Pei Xiuyuan meninggal ketika dia berusia lima belas tahun. Saat itu, Pei Xiuyuan masih terlalu muda dan belum bisa membantu bisnis Keluarga Pei, jadi neneklah yang mengurus bisnis Keluarga Pei hingga dia cukup kuat untuk menjalankan bisnis itu. Neneknya adalah anggota keluarga yang paling dekat dengannya, jadi dia berharap nenek dan istrinya dapat hidup harmonis.

"Ya." Meskipun Lu Man masih takut, tapi dia tahu bahwa Pei Xiuyuan ingin dia membuat neneknya bahagia dan hidup harmonis. Jadi, Lu Man tidak boleh memberi kesan buruk di pertemuan pertama mereka. 

Lu Man mengambil hadiahnya dan melangkah maju.

"Nenek, saya dengar dari Xiuyuan kalau Nenek suka minum teh." Lu Man menyerahkan kotak itu pada Nenek Pei.

Nenek Pei hanya menatapnya dengan dingin dan tanpa ekspresi. 

Lu Man akan terasa canggung jika Nenek Pei tidak menerima hadiah itu.