Kinayah belum tahu jika seseorang yang menubruknya masih menatap lekat padanya.
"Kau tidak perlu meminta maaf, aku yang salah karena berjalan sambil melihat layar ponselku," ucap Arya dan belum curiga pada sikap Kinayah.
Suara Arya yang sangat dikenali oleh Kinayah, membuatnya menegapkan wajahnya dengan segera.
"Gawat, jangan sampai dia mengenaliku," pikir Kinayah.
Saat sepasang mata Arya mengamatinya, saat itu juga Kinayah segera memalingkan pandangannya.
"Permisi, aku harus pergi," ucap Kinayah sambil menunduk dan berjalan melewati Arya begitu saja.
"Ah, ya. Silahkan, maaf karena aku menghalangi jalanmu," Arya memberikan jalan, tatapannya masih mengarah pada punggung Kinayah, serta sebuah koper yang dibawa oleh Kinayah.
"Aku seperti mengenali wajah itu. Tapi dimana, ya? Sepertinya aku pernah bertemu dengan pria itu," pikir Arya yakin, tapi dia tidak bisa mengingat kapan dan dimana dia bertemu dengan Kinayah yang sedang menyamar.
