Chereads / KEMBALIKAN HIDUPKU : CINTA YANG ABADI / Chapter 14 - PERTENGKARAN HEBAT

Chapter 14 - PERTENGKARAN HEBAT

Kinasih masuk ke dalam kamar dengan wajah muram. Di lihatnya Barata sedang bersandar di tempat tidur menatapnya sambil tersenyum.

"Baru balik dek? aku lama menunggumu." ucap Barata bangun dari tempat tidurnya dan menghampiri Kinasih yang terlihat marah dan kecewa.

"Aku dari rumah Vivi jadi pulang terlambat." jawab Kinasih dengan dingin.

"Ada apa denganmu dek? kamu terlihat marah?" tanya Barata dengan tatapan penuh.

"Aku kecewa padamu mas! kenapa kamu berbohong padaku tentang mutasi Arya?" ucap Kinasih menatap Barata dengan tatapan tajam.

"Apa maksudmu dek? aku tidak mengerti apa yang kamu ucapkan?" ucap Barata masih berkelit dengan tuduhan Kinasih.

"Aku sudah tahu semuanya mas, tidak perlu lagi mas Barata mencari alasan lagi." ucap Kinasih sangat kecewa dengan sikap Barata yang masih kukuh dengan kebohongannya.

"Dek Asih, aku harus mengakui apa dek? aku sungguh tidak mengerti dengan apa yang kamu maksud? apa saja yang di katakan Arya padamu? sampai kamu tidak percaya dengan suamimu sendiri." ucap Barata dengan rasa kecewa yang mendalam ternyata Kinasih lebih percaya dengan Arya di banding padanya.

"Arya tidak pernah mengatakan apa-apa padaku! aku mendengarnya sendiri saat mas Barata menelepon Arya. Ingat mas semua kebohongan itu pasti akan terungkap dengan sendirinya." ucap Kinasih dengan tatapan tidak senang atas ucapan Barata yang menjelekkan Arya.

"Arya telah berbohong padamu dek, aku meneleponnya karena aku memastikan tentang mutasinya saja." ucap Barata masih kukuh dengan kebohongannya.

"Aku kecewa padamu mas, kamu masih saja mempertahankan kebohonganmu mas! apa salah Arya hingga mas Barata ingin dia pergi dariku?" tanya Kinasih dengan airmata yang sudah menetes di pipinya.

"Karena dia telah selalu kamu dengarkan, karena dia mencintaimu dan kamu mencintainya! aku tidak ingin rumah tanggaku hancur! aku tidak mau kehilangan kamu dek!" ucap Barata seraya menyentuh bahu Kinasih tapi dengan cepat Kinasih menepis kasar tangannya.

"Kenapa mas Barata melakukannya di belakangku? kenapa tidak berterus terang saja? kenapa harus membohongiku? dan kenapa harus menekan Arya?" tanya Kinasih di sela-sela tangisnya.

"Karena aku putus asa tidak akan bisa mendapatkan cintamu kembali, aku takut kamu tidak mendengarkan alasanku! aku hanya takut kehilanganmu, aku sangat mencintaimu dek." ucap Barata seraya berlutut di kaki Kinasih.

"Apa yang mas lakukan! berdiri mas..aku tidak mau mas melakukan seperti ini." ucap Kinasih sambil mengangkat bahu Barata agar berdiri.

"Aku sudah memaafkanmu mas, dan aku minta mas Barata meminta maaf pada Arya, dan setelah itu mengembalikan posisi Arya, karena mulai besok Arya akan bekerja kembali bersama kita." ucap Kinasih dengan sangat jelas di telinga Barata dan itu sudah tidak bisa di ganggu gugat.

"Aku harus minta maaf pada Arya dek? kenapa aku harus minta maaf jika kenyataan itu benar adanya. Kalau kamu mencintai Arya dan Arya mencintai kamu." ucap Barata dengan nada tidak terima kalau dia harus minta maaf pada Arya saingannya.

"Kalau mas Barata tidak meminta maaf pada Arya, terpaksa kita harus bercerai mas." ucap Kinasih dengan tatapan tajam.

"Dek Asih! apa yang kamu katakan? kamu ingin bercerai dariku hanya karena aku menolak meminta maaf pada Arya? sungguh tega kamu padaku dek?" ucap Barata dengan luka yang sangat dalam.

"Bukan aku yang tega mas, tapi kamu yang tega padaku dan pada Arya! aku sudah bertanya pada Ibu dan adek mas Barata soal ponsel dan parfum itu, mereka tidak pernah pinjam atau memakai ponsel mas Barata. Juga soal mobil yang di pinjam Ayah, juga tidak benar! mas Barata pulang sore dari sana! terus kemana saja mas Barata pulang sampai larut malam dengan banyak tanda gigitan di leher mas Barata? jawab aku mas!" teriak Kinasih dengan penuh kekecewaan.

Barata terdiam, sungguh hatinya tak percaya jika Kinasih benar-benar tidak percaya padanya hingga sampai menyelidikinya.

"Aku minta maaf dek, sungguh aku tidak bermaksud membohongimu.. aku." ucap Barata belum selesai tapi sudah di sela oleh Kinasih.

"Cukup mas, jangan membuat kebohongan lagi. Aku sudah tidak mau mendengarnya lagi. Aku pasti akan mencari tahu siapa wanita yang menjadi kekasihmu itu. Sekarang sebaiknya mas Barata keluar dari kamar ini dan pikirkan mau meminta maaf atau tidak pada Arya." ucap Kinasih sambil mendorong tubuh Arya agar keluar dari kamarnya.

"Mas Barata bisa kembali ke kamar jika sudah benar-benar menyesal dengan apa mas Barata buat." ucap Kinasih sebelum menutup pintu kamarnya.

Dengan hati yang penuh amarah, kecewa dan benci pada Arya, Barata keluar dari rumah dan pergi sebuah cafe langganannya. Dan tanpa di sadarinya Arimbi yang mendengar pertengkaran Barata dan Kinasih mengikuti Barata saat keluar dari rumah.

"Dek Asih! kenapa kamu lebih membela Arya daripada suami kamu sendiri? kenapa dek Asih?" tanya Barata sambil meneguk segelas Vodka yang di pesannya.

"Karena Kinasih tidak pernah mencintaimu seperti aku yang mencintaimu Saga! Kinasih lebih mencintai Arya daripada kamu." sahut Arimbi yang tiba-tiba sudah ada di samping Barata sambil mengusap punggung Barata dengan lembut.

"Kamu! kenapa kamu ada di sini! kamu pasti mengikuti aku bukan?" ucap Barata dengan perasaan kesal.

"Hanya aku yang bisa menenangkan hatimu Saga.. Kinasih tidak akan perduli kamu sedih atau tidak, Kinasih juga tidak akan perduli kamu pulang atau tidak, hanya aku yang perduli padamu Saga." ucap Arimbi mengusap wajah Barata yang sudah terlihat sedikit mabuk.

"Aahhhhhh!! persetan dengan kamu Arimbi! gara-gara kamu aku harus pulang terlambat, dan gara-gara kamu! dek Asih mencurigaiku! pergi kamu dari hidupku Arimbi! aku muak padamu!" teriak Barata menepis tangan Arimbi dan mendorong Dhatu cukup keras hingga Arimbi terjungkal.

"Cukup Saga! cukup kamu menghina cintaku! kamu tahu! kamu harus menjadi milikku, hanya milikku! aku akan memberitahu Kinasih kalau akulah wanita yang di carinya. Akulah kekasihmu Saga!!" teriak Arimbi dengan airmata berlinang.

"Aahhh!!! persetan dengan cintamu itu Arimbi! tidak ada buktinya sama sekali! mana yang kamu bilang harta itu akan menjadi milikku? mana!!! aku tidak akan perduli lagi padamu! selama harta Kinasih tidak menjadi milikku, maka kamu tidak akan bisa memiliki aku lagi!" ucap Barata dengan tatapan tajam.

"Kalau aku menyingkirkan Kinasih dan harta itu akan menjadi milikmu, apa kamu akan kembali padaku Saga?" tanya Arimbi dengan tatapan serius.

"Terserah kamu! aku tidak mau tahu apa yang kamu perbuat pada Kinasih, yang terpenting semua harta dan perusahaan itu harus menjadi milikku! aku mau pergi dan jangan pernah ikuti aku lagi sebelum apa yang aku inginkan kamu penuhi!" ucap Barata dengan penuh kemarahan meninggalkan Arimbi yang terpaku di tempatnya.

"Aku sangat menginginkan Saga, aku harus melenyapkan Kinasih secepatnya." gumam Arimbi sambil meraih ponselnya.