Chereads / Masuk Dalam Dunia Novel / Chapter 28 - Chapter 24 ( Terusik )

Chapter 28 - Chapter 24 ( Terusik )

Tapi ketika Monna berpikir kehidupannya akan aman untuk sementara ini, sebuah kejadian tidak terduga justru sedang menantinya.

Seorang ajudan, baru saja mengabarkan hal yang agak mengejutkan.

"Tuan Putri, ini gawat! Yang Mulia Putra Mahkota baru saja kembali dari berburu, dan dia sedang terluka saat ini. Kita harus segera menemuinya," seru ajudan itu dengan cukup panik dan cemas.

Monna yang sedang mengepang rambutnya bersama dengan dayang, bergegas keluar dan menemui ajudan itu.

"Yang Mulia terluka? Bagaimana bisa?" Monna bertanya dengan tidak percaya.

Seorang Panglima Perang terkuat di kerajaan mengalami luka akibat berburu, bukankah ini sangat sulit untuk bisa dipercaya?

"Saya kurang tahu, Tuan Putri. Tapi kabarnya, Yang Mulia sedang terpecah konsentrasinya saat berburu, ketika tiba-tiba saja ada seekor binatang buas menyerangnya. Beruntung, di dalam hutan ada seorang tabib yang menolong. Jika tidak, keadaan Yang Mulia pasti akan lebih serius daripada ini."

Ajudan tersebut menjelaskan secara rinci informasi yang ia dapatkan. Sambil berlari kecil bersama dengan Cattarina, mereka pergi menuju ke tempat Putra Mahkota diikuti oleh dayangnya dan Neil yang kala itu sedang berjaga di luar kamarnya.

Tapi ketika Monna mendengar beberapa kalimat terakhir ajudannya, sesuatu yang cukup serius mengusiknya.

Ia menghentikan langkahnya dan menatap ajudannya itu dengan cukup serius. Dengan mengabaikan serangkaian raut wajah bingung dari Neil, Monna kembali bertanya pada ajudan itu.

"Apa katamu barusan? Seorang tabib dalam hutan menolong Yang Mulia?" tanya Monna panik.

"Ya, Yang Mulia..."

Ada sekumpulan orang menuju ke arah mereka. Dan ketika Monna dan seluruh dayang serta kesatrianya melihat mereka, mereka menatap ke arah kumpulan orang itu dengan cepat.

"Tuan Putri, lihat! Itu Yang Mulia Putra Mahkota!" teriak salah satu dayang menyebutkan apa yang ia lihat.

"Itu benar, Tuan Putri. Yang Mulia kembali dengan dipapah oleh seseorang. Sepertinya dia benar-benar terluka cukup serius," ujar yang lain ikut berkomentar.

Monna memicingkan matanya sejenak. Di saat semua orang terlihat sedang mencemaskan sesuatu yang terjadi pada Putra Mahkota, Monna justru sedang mencemaskan hal yang lain.

Sebenarnya dia datang bersama dengan siapa? Mungkinkah tabib yang dibicarakan mereka itu adalah..

"Kenapa kalian keluar?" tanya Belhart pada gerombolan Cattarina ketika ia melihat Cattarina beserta sejumlah dayang dan Neil keluar untuk menyambutnya. Monna membalas tatapan bingung Belhart dengan ragu.

"Aku mendengar kau terluka," ungkap Monna.

Sambil terus menatap Belhart dengan cemas, Monna bertanya kembali.

"Apa lukanya serius?" tanya Monna.

"Tidak terlalu. Tadi, ini sudah sempat diobati," jawab Belhart kaku. Merasa malu pernah menyombongkan kemampuannya pada Cattarina. Padahal saat ini dia terluka dengan konyol hanya karena seekor binatang buas yang tidak ada apa-apanya.

Jika bukan karena pikiran konyol yang terus terlintas di pikirannya dan mengganggunya, Belhart pasti sudah menebas leher binatang buas itu dalam satu kali tebasan.

Monna menanggapi dengan tersenyum canggung.

"Kudengar seorang tabib dari hutan mengobatimu. Apa itu dia?" tanya Monna melirik wanita yang sejak tadi telah berada di samping Belhart.

Walaupun tidak bisa melihat dengan jelas bagaimana bentuk wajah orang yang terus menunduk dan berkerudung itu, Monna dapat dengan yakin mengetahui siapa sebenarnya wanita itu. Dengan perasaan yang bergetar, ia mempersiapkan diri menerima jawaban yang terburuk.

"Dia adalah tabib hutan yang sudah tinggal lama di dalam hutan. Kebetulan saat aku berburu dan terluka, dia lewat dan mengobatiku. Namanya adalah..."

Belum selesai Belhart memperkenalkan wanita itu, Monna secara tak sadar bergumam.

"Alliesia Rustchel," gumam Monna tanpa ekspresi dan tatapan yang kosong.

Belhart mengerutkan kening. Baru ketika Belhart ingin bertanya bagaimana Cattarina bisa mengenal nama itu, Alliesia yang berada di sampingnya menurunkan kerudungnya dan memberi salam.

"Saya Alliesia Rustchel, memberi hormat pada Yang Mulia Putri Mahkota. Dan salam sejahtera bagi Anda, Yang Mulia." Ucapnya sopan sambil memberikan hormat.

Monna menarik napas dalam-dalam lalu menghembuskannya kembali secara perlahan. Berusaha mengontrol perasaannya yang saling memburu. Dan mengabaikan segala detak jantungnya yang telah terpacu dengan cepat tanpa bisa ia kontrol.

Alliesia Rustchel adalah seorang wanita yang lugu tapi juga cerdas. Walaupun ia bukan termasuk wanita yang cantik seperti Cattarina, tapi dia selalu punya pesonanya sendiri dalam hal penampilan dan juga pembawaan.

Walau ia terlihat lugu dan polos karena jarang berinteraksi dengan banyak orang dari dunia luar karena selama ini ia lebih sering menghabiskan waktunya di dalam hutan. Alliesia Rustchel selalu bisa bersikap dengan selayaknya dan semestinya.

Dengan matanya yang bulat besar, dan wajahnya yang tirus serta garis wajahnya yang mungil, Alliesia berhasil menampilkan pribadinya yang manis tapi juga sopan dan pintar.

Berbeda dengan Cattarina yang dulu, yang selalu saja bisa membuat siapapun yang berada di sekitarnya merasa tidak nyaman. Dan Cattarina yang sekarang, yang walaupun jauh lebih baik daripada Cattarina yang dulu, tapi ia tidak pernah merasa bisa semenarik wanita itu dalam memancarkan aura protagonisnya.

Tapi apa yang sebenarnya terjadi? Kenapa wanita ini muncul di sini sekarang? Bukankah ini adalah waktu yang terlalu cepat untuk wanita itu memunculkan dirinya?

Setelah banyak kejadian tidak terduga terjadi dan isu soal pemberontakan keluarganya muncul secara tidak tepat sesuai dengan waktu yang semestinya. Kemunculan Alliesia malah semakin menambah semua ketidakbenaran urutan waktu yang seharusnya terjadi.

Apa ini karena perubahan sikap dan tindakannya yang berbeda, membuat jalan cerita dari novel ini ikut berubah?

***