Monna baru saja akan melanjutkan sanggahannya kembali, ketika mendadak ia menyadari sesuatu.
Tunggu sebentar.
Apa yang baru saja dikatakan Putra Mahkota? Ayahnya dicurigai merencanakan pembelotan? Bukankah cerita itu seharusnya terjadi nanti setelah ia menikah dengan Yang Mulia Putra Mahkota, dan membuat seseorang marah?
Lantas apa yang terjadi saat ini?
Kenapa alih-alih kejadian itu seharusnya terjadi nanti, itu malah terjadi saat ini?
Apakah ada sesuatu di dalam cerita yang ia lewatkan?
"Jangan terlalu serius menanggapinya. Ini baru sekedar spekulasi," Ketika melihat raut wajah tegang Cattarina, Belhart secara otomatis mencoba menenangkannya. Perkataannya di awal bukan sengaja ia katakan untuk membuat Cattarina kesusahan.
Tapi bagaimana mungkin Cattarina tidak kesusahan dan khawatir, jika ini menyangkut keluarganya?! Dan itu seharusnya tidak terjadi!!
Jika Cattarina tidak menikah dengan Belhart, maka soal pembelotan atau nasib buruknya setelah menikah jelas tidak mungkin terjadi. Tapi di saat ia bahkan belum melakukan apa-apa, semua kesialannya itu terjadi di sekelilingnya tanpa bisa ia cegah?
Itu memang mungkin hanya spekulasi. Tapi bagaimana jika itu nantinya menjadi sebuah praduga yang terbukti entah darimana asalnya?
Walaupun ia sangat yakin bahwa ayahnya sangat murni tidak bersalah. Tapi mendengar jalan cerita ini mengalir dengan tidak semestinya jelas membuat Monna merasa takut.
"Sudah kukatakan, bahwa ayahku tidak seperti itu!" Cattarina berkata sekali lagi dengan getir.
Mungkin Cattarina mengatakan itu untuk membuat Belhart percaya padanya. Tapi tanpa Cattarina mengatakannya pun, Belhart sudah tahu bahwa itu semua tidak benar.
Ia memang jarang bertemu dan berkomunikasi dengan Tn. Shcoutz. Tapi berdasarkan apa yang ia dengar dari ayahnya dan melihat semua kinerja Tn. Shcoutz selama ini, Belhart sangat yakin Tn. Shcoutz secara kuat memegang teguh kesetiaannya pada raja.
Tapi sebagai calon pemimpin yang adil, Belhart tidak bisa serta merta menangkis pemberitaan itu begitu saja berdasarkan keyakinannya dari satu pihak. Ia perlu untuk mengumpulkan berbagai orang dan melakukan investigasi.
Tentang bagaimana pemberitaan ini bisa menyebar, siapa yang menyebarkan, dan bagaimana spekulasi itu bisa bermunculan. Semua perlu ia selidiki terlebih dahulu.
Mungkin, spekulasi ini muncul untuk menutupi pembelotan asli yang sebenarnya memang terjadi dan ada. Atau mungkin juga, spekulasi ini sengaja dibuat oleh beberapa oknum tertentu yang tidak menyukai keluarga Bourston.
Tapi yang bisa ia lakukan saat ini adalah, memanfaatkan isu ini untuk menekan keputusan Cattarina soal pembatalan pernikahan. Belhart yakin pemberitaan ini pasti sangat ampuh untuk membuat keputusan Cattarina yang mengejutkannya itu berubah. Sekalipun ia harus membuat wanita itu merasa khawatir nantinya.
Jika begitu, Belhart tinggal menyelesaikan masalah ini secara cepat saja karena ia yakin ada banyak orang yang mendukung keluarga Bourston. Karena itu, untuk sementara ini Belhart hanya akan menggunakan kesempatan ini untuk kepentingan dirinya sendiri. Baru setelah itu ia akan menyelesaikan masalah ini secara benar.
"Tapi aku tidak ingin menikah denganmu," ucapan Cattarina yang begitu tiba-tiba, membuat Belhart membuyarkan lamunannya dan menatapnya sedih.
Sebegitu tidak inginnyakah Cattarina menikah dengannya?
Ada semacam perasaan yang menohok, ketika Belhart mendengar itu.
Lantas ia berkata, "Kau tetap harus melakukannya, walaupun kau tidak ingin."
Cattarina menatap Belhart kecewa, "Apa tidak ada jalan lain?" tanyanya cemas.
Monna sebenarnya paham situasinya sekarang. Jika ia tetap memaksa ingin membatalkan pernikahan, maka itu akan semakin membuat spekulasi yang tidak mendasar tentang ayahnya itu dibenarkan.
Dengan ia membatalkan pertunangan, sama saja artinya keluarganya menolak bersanding dengan keluarga kerajaan. Dan itu, semakin memperkuat adanya dugaan pembelotan pada raja dan negara. Tapi apa tidak ada cara lain yang bisa ia lakukan?!
Ia menggigit bibit bawahnya dengan cemas. Pernikahan ini jelas adalah mimpi buruk baginya. Jika ia tetap memaksa akan menikah, maka hari-hari suram setelah pernikahan akan terus ia rasakan. Tapi jika ia tidak melakukan itu, ayahnya dan juga keluarganya..?
Monna secara mendadak kembali teringat perkataan Asraff padanya.
"Kami akan selalu mendukung apapun keputusanmu, Catty. Selama itu yang membuatmu bahagia. Jika kami bahkan harus mengorbankan jiwa dan nyawa kami sekalipun, kami akan tetap melakukannya,"
Monna hampir saja menangis saat mendengar penuturan Asraff kala itu. Betapa luar biasa dan mengharukannya perasaan mereka untuk Cattarina. Monna yang selama ini tidak pernah merasakan indahnya keluarga, begitu amat tersentuh dengan semua penuturan Kakak yang paling disayangnya itu.
Lantas, hanya dengan menikahi Putra Mahkota ia bisa membayar semua cinta yang diberikan padanya, apa mungkin Cattarina akan menolaknya?
Mungkin jika Cattarina yang dulu sebelum Monna merasukinya, itu mungkin. Tapi ini adalah Cattarina dalam jiwa Monna. Apa yang bisa ia lakukan selain pasrah? Sama seperti ia menerima keadaannya yang baru dalam dunia novel. Monna memutuskan untuk menerima nasibnya yang tidak beruntung.
"Baik. Aku akan tetap melanjutkan pernikahan ini. Tapi aku memiliki syarat. Apa Yang Mulia, bisa memenuhi itu?" tanya Monna dengan gelisah.
Ini jelas adalah keputusannya yang berani. Berani masuk ke dalam jurang yang ia tahu dasarnya cukup dalam. Karena itu, jika ia masih diberi kesempatan untuk mengurangi beberapa kesulitannya, Monna akan terus berusaha melakukan itu.
Sementara Putra Mahkota yang begitu senang dengan keputusan akhir Cattarina tapi tidak ingin menunjukkannya, memilih untuk menyanggupi apapun persyaratannya.
Dengan yakin Belhart bertanya, "Katakan apa syaratmu," ujarnya. Ingin tahu.
***