Aminah dengan wajah takut dan juga terpaksa membuka paperbag itu dengan tangan gemetar, wajahnya kian pucat bahkan detak jantungnya kini benar-benar berhenti memompa.
Apakah takdir itu harus mempertemukannya dengan hal sehina ini? Apakah tak ada takdir yang lebih baik dari ini?
Sudahlah ini bukan waktunya Aminah mengeluh, ia berlalu memilih masuk ke dalam toilet,
Sementara Anthony sudah mempersiapkan segelas air dan meletakkannya di sudut meja.
Laki-laki Itu tampak telah siap dengan jagoannya yang telah menegang. Iya telah membuka celana panjangnya Dan kini ia hanya mengenakan boxer pendek berwarna hitam pekat. Membuat kulit putihnya itu semakin bercahaya.
Laki-laki berotot besar dan juga berbadan kekar itu memilih tidur terlentang di atas kasur besarnya, kasur dengan sarung biru dongker itu sangat nyaman baginya menunggu wanitanya datang.
"Sial! Lama sekali," gerutu Romeo dengan Tak sabar lagi.
"Aminah cepat!" Teriak Romeo dengan suara yang cukup memekikan di daun telinga.