Chereads / Langit dan Bumi: First love never die / Chapter 4 - bertemu dengan mu

Chapter 4 - bertemu dengan mu

Miya menarik lengan Bumi memaksa, dengan sedikit enggan dan jengah pada akhirnya Bumi menurut juga

" aku tak bisa lama lama kasihan Mars dan Pluto mereka belum makan " ucap Bumi beralasan, dia memang mengkhawatirkan kedua adiknya itu yang sudah pasti pulang terlebih dahulu, tapi perihal makan Mars ataupun Pluto bisa mengusahakan sendiri

Pernah suatu hari Bumi masih ada kegiatan di sekolah, dia pulang sangat terlambat kali itu dan ketika tiba di rumah semangkuk makanan berkuah di sodorkan Mars dan Pluto padanya, ternyata kedua adiknya itu bisa bereksperimen dengan baham yang ada di dapur, entah apa yang mereka buat tapi Bumi sangat menghargainya

" ini enak sekali " puji Bumi waktu itu dengan berbohong, jelas makanan yang dibuat adik adiknya itu terasa hambar

" kami mencabut sebatang singkong lalu kami merebusnya setengah matang, dipotong kecil kecil lalu kakak Mars membuat kuah dengan daun bawang seledri, garam dan memasukkan singkong itu kak, rasanya lezat kan ? " Pluto dengan semangat menerangkan pada Bumi

" aku dan Pluto makan sampai habis dua mangkuk besaaarr " dilanjutkan Mars yang membuka lengannya lebar lebar membuat dada Pluto terdorong mundur

" kakak ih ! " Pluto menepis tangan Mars protes, kakak gadis kecilnya tertawa geli

Melihat kedua adiknya yang lahap dan bahagia seperti ini adalah kenikmatan hakiki seorang kakak tertua

" apa yang akan mereka buat hari ini ? " gumam Bumi tertawa sendiri mengingat kejadian yang lalu dan membayangkan hal itu terulang kembali

" kenapa ? " tanya Miya menyelidik wajah lucu Bumi, temanya itu cepat menggeleng meminta Miya tak usah peduli dengan pikiran kecilnya itu

" nah kita ke sana dulu ! " seru Miya bersemangat, lagi lagi dia menarik pergelangan tangan Bumi, memaksakan langkah nya untuk segera di ikuti

Karena terburu buru mengikuti tarikan tangan sahabatnya tak sengaja pundak Bumi menyenggol badan orang lain

BRUK !!

Bahu yang saling bertabrakan cukup keras itu membuat rasa nyeri, Bumi langsung menoleh, dan seorang pemuda yang dia tabrak pun segera menoleh, keduanya sesaat saling menatap wajah lawan dengan seksama, Langit mengukir senyuman tipis, Bumi membalas seadanya

" maaf.. " suara Bumi pelan hampir seperti berbisik, Langit melebarkan senyumannya

" tak apaa.. " jawabnya ramah sambil melambaikan tangan, keduanya kembali menatap jalan ke depan meninggalkan sesuatu rasa aneh, keduanya memegang dada yang berdenyut, kenapa ada perasaab aneh seketika di dalam dada mereka

Langit kembali menoleh ke belakang, dia melihat langkah ringan Bumi yang meninggalkan punggungnya, Langit melangkah mengikuti teman temannya

Bumi menoleh setelah beberapa langkah, dia masih memegang dadanya mencoba menenangkan sedikit rasa yang menyergap aneh di dalam sana, dia hanya melihat langkah santai Langit yang membuat matanya sedikit menyipit dan menggaris senyum tipis, Bumi melanjutkan melangkah memasuki toko roti tujuan Miya

" kau ga papa ? " tanya Miya dengan sedikit khawatir, Bumi menggeleng dan tersenyum kecil menandakan dia baik baik saja

" aku mau pesen brithday cake " pesan Miya pada pelayan

" siapa yang ulang tahun ? " tanya Bumi ingin tahu terhadap kue pesanan Miya

" teman SMP ku, kau bisa ikut rayakan ya, pleasee.. " wajah Miya dibuat memohon tentu saja Bumi harus mengangguk dia tidak mungkin menolak permintaan sahabat yang sangat baik padanya ini

" baiklah " jawab Bumi pasrah mau bagaimana lagi ? dia sudah sampai di sini mungkin sebentar saja tak masalah, sebenarnya Bumi berat meninggalkan lama kedua adiknya di rumah

Miya mengambil kotak pesanannya dengan tambahan sedikit dekorasi spesial

" dia teman sebangku saat sekolah pertama, hari ini kita ikut bergabung dengan teman temannya, tidak apa apa kan ? " Miya mencoba meyakinkan jika Bumi tetap ikut dengannya dengan apapun situasi nanti di depan sana, Bumi mengangguk berlahan dia memaksakan senyuman tipis, itu artinya tidak masalah

" tapi jangan lama lama ya " pesan Bumi dan di terima Miya baik

" yups.. kau bisa pulang lebih dulu kalau ternyata acaranya lama, ga papa ko " jawab Miya meyakinkan

Mereka berdua menuju tempat yang di pesankan lewat ponsel Miya, sebuah tempat hiburan ala remaja, sebuah gedung dengan dekorasi full color, di lihat dari billboard nya di dalam sana menyediakan café berukuran sedang, bioskop yang hanya ada dua teater, pojok studio music berikut spot karaoke

" wah tempatnya oke juga ya " Miya terlihat takjub, Bumi mengangguk saja setuju, dia belum pernah ke tempat seperti ini, ini mungkin kali pertama dan bisa jadi kali terakhirnya juga, karena jika dipikir berkali kali pun orang dengan ekonomi sulit seperti Bumi tidak akan menghabiskan waktu apalagi uang di tempat Cuma Cuma seperti ini

Melihat Bumi masih terpaku di depan pintu gedung dengan cepat tangan Miya meraih pergelangan Bumi, dia menarik paksa gadis itu untuk ikut masuk mengikuti langkahnya

" ka, reservasi atas nama Bunga " Miya bertanya pada penjaga pintu tamu, wanita itu tersenyum dan menunjuk ke arah lorong di depan sana, dia mengarahkan Miya dan Bumi masuk ke dalam ruangan private

" Miyaaaa… "

" Bungaaaa.. "

Keduanya saling berpelukan dan cepika cepiki dengan suara nyaring yang dibuat menggemaskan sebagaimana mungkin, mereka mengulang sampai beberapa kali meluapkan perasaan rindu mereka, hingga Miya tersadar jika dia di sini bukanlah seorang diri

" ah kenalin ini temen ku, namanya Bumi " Miya menoleh ke arah Bumi yang tersenyum kecil dan dibalas pelukan hangat Bunga, Bumi sempat syok juga mendapati salam perkenalan yang intens ini, untung saja tadi Miya menyemprotkan parfumnya ke badan Bumi, tak terbayang kalau bau apek nya menyergap hidung Bunga, Bumi terlihat cangguh dan tak percaya diri

Begitupun Bunga dia memperkenalkan satu temannya yang lain

" ini sobat ku namanya Arina. Oiyaa.. kita tunggu tiga orang lagi ya, mereka masih otw " Bunga mempersilahkan Miya dan Bumi duduk, dia pun menyodorkan menu makanan pada keduanya

" pesen aja. Kau bawa apa itu ? " Bunga melirik kantung bawaan Miya, dia menepuk pundak temannya

" kau ini repot repot saja, terimakasih ya sayaaang " ucap Bunga mencubit gemas pipi Miya, kedua gadis itu saling memuji, perhatian Miya memang harus di apresiasi, dia adalah teman yang baik dan perhatian, bukan hanya pada Bunga tapi juga pada Bumi

Bumi mungkin banyak memiliki teman tapi tak banyak yang mampu jadi sahabat seperti halnya Miya, temannya itu tahu betul keadaan Bumi, bahkan tanpa cerita panjang lebar Miya bisa memahami isi hati dan kegundahan Bumi

seperti saat ini, Bumi mungkin sedikit kurang nyaman dengan tampilan mereka yang berbeda, tapi kendali Miya tak pernah membuat Bumi terlihat rendah diri di ruangan ini

Berbuat baik saja dulu masalah diterima atau tidak itu bukan urusan mu -Bumi dan Langit-

* tolong bantu vote, like dan komen ya !

baca juga : aku kamu dan masa itu dan Bukan salah jodoh