Chereads / CINTA SUCI HATI WANITA : JODOH TIDAK TERTUKAR / Chapter 12 - BIARKAN AKU MENYAYANGIMU

Chapter 12 - BIARKAN AKU MENYAYANGIMU

"Tolong hentikan, jangan lagi menyiksaku seperti ini." ucap Allam dengan suara bergetar.

"Kamu kenapa Lam? aku hanya ingin melihat lukamu, aku tidak ingin lukamu nanti semakin parah." ucap Fazrani dengan suara pelan.

"Aku tidak mau kamu mengasihani aku Zra." ucap Allam menundukkan wajahnya.

"Sudah Lam, jangan berprasangka buruk pada kebaikan orang lain." ucap Fazrani menyingkirkan pelan tangan Allam dan membuka perban perlahan-lahan.

"Lukamu cukup dalam dan basah Lam, aku takut ada infeksi lukamu membiru.. kamu merasa demam tidak?" tanya Fazrani mengangkat wajahnya menatap Allam.

"Aku tidak tidak merasa demam." jawab Allam yang tidak ingin membuat Fazrani semakin perhatian dan kasihan padanya.

"Aku tidak percaya." ucap Fazrani seraya meraba kening Allam. Dan ternyata memang benar Allam menyembunyikan demamnya darinya.

"Allam kamu demam, nanti aku akan bilang pada Dokter dan Tetua agar membawamu ke rumah sakit kota, lukamu sangat parah Lam? infeksi kalau di biarkan terus bisa membahayakan jiwamu." ucap Fazrani panjang lebar.

"Itu tidak akan pernah terjadi Zra, dalam tiga hari aku harus tetap di rumah suci ini baik nanti sembuh atau dalam keadaan mati." ucap Allam mengalihkan pandangannya yang mulai berkabut. Sungguh Allam berharap dia bisa bertahan hidup dan mempunyai kesempatan untuk bisa membahagiakan dan mendapatkan cinta Fazrani.

"Allam, jangan bilang seperti itu..tidak baik." ucap Fazrani dengan hatinya yang tiba-tiba merasakan kesedihan yang mendalam.

"Aku bicara yang sesungguhnya." ucap Allam yang tidak bisa berbasa-basi atau bermanis kata.

"Baiklah Lam, kita jangan membahas ini lagi, sekarang kamu harus tidur...besok pagi aku akan meminta resep dokter obat yang bagus biar aku ke kota untuk membelinya." ucap Fazrani dengan hatinya yang semakin rumit, kenapa dengan keadaan Allam yang seperti ini membuat hatinya merasa takut kehilangan.

"Aku tidak bisa tidur berbaring... luka punggungku masih belum kering." ucap Allam semakin tersiksa dengan perhatian Fazrani.

"Kamu mencintaiku atau hanya kasihan padaku Zra? bisakah kamu mencintaiku sedikit saja? aku takut aku tidak bisa bertahan Zra." bisik dalam hati Allam.

"Aku akan sholat subuh dulu, setelah itu kamu bisa istirahat tidur dengan bersandar di bahuku." ucap Fazrani ingin menumpahkan kesedihannya dalam doa.

Setelah menyelesaikan sholat subuh dan menghabiskan beberapa waktu untuk mengaji dan berdoa, Fazrani segera kembali melihat keadaan Allam.

Allam masih belum tertidur,. wajahnya semakin pucat lebam di wajahnya semakin terlihat membiru.

"Kamu masih belum tidur Lam?" tanya Fazrani dengan hati lebih tenang setelah selesai sholat dan berdoa atas kesembuhan Allam.

"Belum mengantuk." jawab Allam berbohong padahal sangat terlihat jelas bola matanya terlihat sayu dan terlihat rasa lelah di raut wajahnya.

"Kita tidur sekarang ya?" ucap Fazrani naik ke balai bambu duduk di samping Allam.

"Bersandarlah Lam." bisik Fazrani seraya menarik pelan bahu Allam agar kepalanya bersandar di bahunya.

Dengan ragu Allam menyandarkan kepalanya di bahu Fazrani. Sangat nyaman dan menenangkan hatinya.

Perlahan Fazrani memberanikan diri memeluk bahu Allam. Tubuh Allam bergerak sebentar merasakan sesuatu dalam hatinya. Pelukan Fazrani membuatnya semakin melelapkan mata dan hatinya.

Fazrani bersyukur melihat Allam tertidur dengan tenang dan tidak menolak pelukannya.

Dengan hati yang begitu tenang Fazrani pun menyandarkan kepalanya pada kepala Allam yang bersandar di bahunya.

Tidak terasa Fazrani dan Allam tertidur dengan duduk saling berpelukan seakan tidak ada penghalang atau ada rasa kebencian dan kekecewaan di antara mereka berdua selain rasa saling menyayangi dan mencintai satu sama lain.

Waktu pun bergerak dengan cepat, sinar matahari sudah memenuhi ruang rumah suci.

Namun keduanya masih terlelap dalam mimpi tidur yang indah.

Hingga sepasang mata dan sebuah senyuman seorang Laila belum di sadari Fazrani dan Allam.

"Assalamualaikum Neng Fazrani, Allam." ucap Laila yang berdiri di hadapan Fazrani dan Allam sambil membawa rantang makanan.

Fazrani membuka matanya perlahan, sedangkan Allam masih terlelap dalam mimpi indahnya.

"Waalaikumsallam Ummi, maaf.. kami berdua baru bisa tidur setelah subuh, Allam demam semalam dan sekarang pun masih belum turun demamnya. Aku kuatir ada infeksi dalam pada luka di dadanya." jelas Fazrani dengan suara pelan takut Allam terbangun.

Mendengar penjelasan Fazrani, seketika Laila meraba kening Allam dan melihat luka di dada Allam yang terbuka.

"Sangat tinggi sekali demamnya Neng, dan lukanya kenapa membiru seperti itu? apa itu infeksi?" tanya Laila dengan cemas melihat keadaan Allam.

"Ya Ummi, memang itu infeksi kalau membiru." jawab Fazrani yang juga merasa cemas.

"Terus apa yang harus kita lakukan Neng? Allam tidak boleh meninggalkan rumah suci ini sebelum masa hukuman berakhir." ucap Laila dalam tangisan yang lirih.

"Nanti setelah dokter datang aku minta resep obat yang paling bagus Ummi, aku akan membelinya di kota." jawab Fazrani dengan pasti.

"Ya Neng, Ummi menurut saja pada Neng Fazrani asal anak Ummi sembuh." ucap Laila seraya menatap wajah Allam yang semakin pucat.

"Kita berusaha dan Berdoa ya Ummi, biar Allam tidak kenapa-kenapa." ucap Fazrani menggenggam tangan Laila.

"Oh ya Neng, ini Ummi bawakan bubur dan nasi buat Neng nanti di makan ya? Ummi tidak bisa lama-lama Abi juga tidak enak badannya karena memikirkan keadaan Allam. Walaupun Abi sangat keras orangnya, Abi sangat menyayangi Allam...tidak ada orang tua di dunia ini yang tidak menyayangi anaknya darah dagingnya.

"Ya Ummi, aku mengerti.. semoga Abi cepat sembuh." ucap Fazrani dengan hati yang semakin sedih melihat keadaan Allam dan Affandi.

"Ummi pulang dulu ya Neng, Assalamualaikum." ucap Laila yang tidak bisa berkata apa-apa lagi.

"Waalaikumsallam Ummi." jawab Fazrani seraya mencium punggung tangan Laila.

Setelah Laila pulang, Fazrani tidak bergerak sama sekali walau bahunya terasa pegal. Fazrani tetap memeluk Allam penuh kasih sayang.

"Allam." panggil Fazrani dengan suara pelan seraya mengusap wajah Allam dengan pelan.

Sungguh wajah Allam sebenarnya sangat tampan, berkulit bersih dan halus, hidungnya mancung dan ada tahi lalat kecil di ujung hidungnya.

"Kamu menatapku Zra?" tanya Allam yang tiba-tiba terbangun dan melihat Fazrani yang sedang menatapnya.

"Hm, mengamati wajahmu Lam." jawab Fazrani dengan jujur.

"Tidakkah wajahku sangat menggangu pandanganmu Zra, tidak seperti wajah Hafiz yang bisa menenangkan hatimu." ucap Allam dengan perasaan cemburu yang di rasakannya.

"Hm, sangat mengganggu sekali..hingga aku tidak sadar kalau kamu sudah terbangun, apa karena aku terlalu fokus menatapmu? atau terlena? atau terpesona?" jawab Fazrani menatap kedua mata Allam tanpa berkedip.

Wajah Allam memerah mendengar pujian Fazrani.

"Tidak baik memuji seseorang dengan kebohongan Zra." ucap Allam menahan rasa sakit di dadanya yang semakin menjadi-jadi.

"Memuji suami tepatnya Lam, bukan orang lain..dan aku memuji suamiku sendiri tanpa ada kebohongan." Jawab Fazrani dengan tatapan lembut.

"Webnovel kontrak"