Fazrani terbangun dari sebuah mimpi yang menakutkan, entah kenapa dalam mimpinya ada Hafiz dan Allam yang berada di dua tempat yang berbeda.
Hafiz berjalan tenang di sebuah taman yang indah dengan banyak bidadari di sana, Hafiz tersenyum manis padanya dan memberikan sebuah bunga, sedangkan Allam berdiri di tebing yang di bawahnya ada jurang yang curam tengah menantinya. Allam menatapnya dengan penuh kesedihan. Fazrani berdiri terpaku dengan membawa sebuah cambuk yang cukup panjang. Fazrani tidak bisa menatap ke salah satu dari mereka berdua.
Fazrani takut di saat dia melihat Allam, Hafiz akan hilang di antara bidadari yang cantik. Dan jika dia melihat Hafiz, Fazrani takut Allam terjatuh dalam jurang yang dalam.
Dan sebuah cambuk yang ada di tangannya Fazrani tidak tahu untuk apa dia membawanya.
Perlahan Fazrani berjalan mendekati Hafiz yang semakin tersenyum padanya. Namun langkah kaki Fazrani terhenti saat melihat Allam memanggilnya seraya berjalan terus ke ujung tebing.
"Allam...Allamm...Allammmm!!" teriak Fazrani sambil berlari menghampiri Allam yang hampir terjatuh ke dalam jurang.
"Allammmmm." panggil Fazrani terbangun dari mimpinya.
"Astaghfirullah al adzim." Fazrani menekan dadanya yang terasa sesak, sungguh sebuah mimpi yang sangat menakutkan dan Fazrani bersyukur semua itu hanyah mimpi.
Dengan hati yang kurang tenang, Fazrani mengambil wudhu dan menjalankan sholat malam.
Setelah selesai sholat malam Fazrani duduk termenung berusaha mengartikan dari mimpinya barusan.
"Kenapa ada Hafiz dan Allam, aku sudah lama mengenal Hafiz, tapi Allam? kenapa aku bermimpi dia juga, dan kenapa aku merasa ketakutan saat Allam hampir jatuh ke dalam jurang?" gumam Fazrani dengan perasaan yang dia sendiri tidak mengerti.
Dengan helaan nafas yang panjang Fazrani melihat ponselnya sudah menunjukkan setengah empat kurang.
Karena sudah tidak mengantuk, Fazrani berniat mengaji dan sholat berjamaah di Mushola.
"Sambil menunggu subuh, sebaiknya aku ke Mushola lebih awal dan mengaji di sana." gumam Fazrani seraya mengambil mukena dan sajadahnya.
Dengan tenang Fazrani menatap ke sekeliling jalan tampak gelap, sepi dan lengang. Di Desa Kunjang lampu di pinggir jalan memang masih kurang merata.
Sambil mengucap doa dalam hati Fazrani berjalan menyusuri jalan setapak. Langkah panjang Fazrani terhenti saat melihat di bawah pohon bambu ada sebuah batu besar dan ada lima orang duduk dengan botol minuman yang berserakan. Dan Fazrani semakin terkejut saat tahu mereka adalah Allam dan keempat temannya yang pernah di lihatnya bersama Hafiz.
Terlihat jelas mereka dalam keadaan mabuk berat, rasa takut mulai menyelimuti hati Fazrani hingga membuat Fazrani panik dan mundur beberapa langkah hingga terjatuh saat kakinya terantuk batu.
Semua mata tertuju pada pada Fazrani yang terjatuh dan berusaha bangun. Tampak si Endut dan si bopeng menghampiri Fazrani yang ketakutan.
Fazrani berdiri cepat dan berusaha lari namun tangan kuat Si Endut mencengkeram kuat lengannya.
"Lepaskan aku!" teriak Fazrani seraya berontak sekuat tenaga. Karena Fazrani berteriak kencang dengan cepat Si Bopeng membekap mulut Fazrani dan menyeretnya masuk ke dalam kebon bambu.
Dengan sebuah botol di tangan, Allam, Si kurus dan Si hitam datang menghampiri Fazrani yang tidak bisa bergerak karena tubuhnya telah terkunci oleh tangan Si Endut yang sangat kuat, belum lagi tangan Si bopeng yang membekapnya.
Airmata Fazrani mengalir deras seraya menatap Allam yang sedang menatapnya tak berkedip.
Semakin Fazrani memberontak, semakin kuat cengkeraman si Endut dan Si Bopeng.
Fazrani menatap Allam dengan tatapan memohon untuk membantu dan membebaskannya.
Allam berjalan pelan mendekati Fazrani dengan hati dan dadanya yang terasa sesak.
"Allam sekarang ada kesempatan kita untuk memperkosanya, kamu menyukainya bukan? kamu bisa memilikinya sekarang, kamu duluan baru kita." ucap Si Endut dengan tatapan yang sudah penuh gairah merobek lengan pakaian Fazrani hingga terlihat kulit putih lengan Fazrani.Tidak hanya merobek pakaian saja, tapi si Endut dengan kalap menarik cadar dan hijab Fazrani. Fazrani berteriak namun tangan Si Bopeng membekapnya kembali dengan tenaga yang semakin kuat.
"Kita lakukan sekarang saja Lam selagi belum subuh." ucap Si Endut seraya mengusap wajah Fazrani yang ternyata sangat cantik.
Airmata Fazrani semakin deras saat mendengar ucapan Si Endut, dalam hatinya terus berdoa tanpa henti memohon keajaiban.
Allam terdiam menatap dalam mata Fazrani, dengan pelan tangan Allam menepis tangan si bopeng yang sedang membekapnya. Dan kesempatan itu di pergunakan Fazrani untuk berteriak keras. Karena panik Si Bopeng memukul tengkuk leher Fazrani hingga Fazrani jatuh pingsan.
"Lepaskan dia, dan bawa ke markas." ucap Allam dengan suara berat.
***
"Allam!! apa yang telah kamu lakukan!! kamu benar-benar anak yang tidak tahu diri!!" suara Affandi menggelegar hingga para tetangga berdatangan termasuk Habibah, Husnan dan Humairah.
Habibah yang melihat Fazrani tergeletak di sofa panjang menjadi sangat shock dan terkejut saat melihat pakaian Fazrani yang tercabik-cabik dan beberapa lebam pada lengannya. Wajah Fazrani tertutup cadar tak beraturan.
"Laila, apa yang terjadi dengan Fazrani? tolong ceritakan Laila?" tanya Habibah menangis piku melihat keadaan Fazrani yang terlihat menyedihkan.
"Anak kurang ajar itu! dia telah memperkosa Fazrani dengan teman-teman biadabnya." jawab Laila dengan tatapan kosong, sungguh hatinya sangat sakit melihat semuanya.
"Ya Allah!! Fazrani apa yang terjadi padamu Nak." ratap Habibah dengan airmata tidak berhenti mengalir.
Dengan geram Habibah bangun dari duduknya dan berjalan ke arah Allam yang berdiri dengan tangan terikat.
"Kamu sangat jahat Allam, kenapa kamu tega melakukan hal ini? kenapa?" tanya Habibah menampar wajah Allam beberapa kali.
Allam terdiam, sudah banyak pukulan yang di dapat dari Abinya dan sekarang Bunda Hafiz.
Tidak tahu lagi beberapa banyak lagi pukulan yang akan di terimanya dari orang-orang desa. Belum lagi hukum cambuk dari Tetua Desa yang sudah di jemput oleh Abah Husnan.
"Humairah, kabari kakakmu dan suruh kemari sekarang, jangan cerita apa-apa dulu ya." ucap Habibah dengan hati yang ikut hancur.
"Hiks..hiks..hiks" tiba-tiba terdengar suara tangis Fazrani menangis pilu dengan kedua tangannya yang menutup wajahnya.
"Neng Fazrani anakku." ucap Laila sambil memeluk Fazrani dengan perasaan bersalah.
Habibah yang mendengar suara tangis Fazrani seketika itu juga mendekati Fazrani dan ikut memeluknya dengan suara tangis yang sudah tidak bisa di tahannya.
"Fazrani sayang, jangan menangis lagi ada Bunda di sini, sebentar lagi Hafiz datang..yang kuat ya Nak, semua akan baik-baik saja." ucap Habibah masih memeluk Fazrani dengan perasaan sedih.
"Bunda, tolong bawa aku...aku tidak mau ada di sini." ucap Fazrani saat tahu dia ada di rumah Allam.
"Neng Fazrani anak Ummi, tolong maafkan Allam dia akan mendapatkan hukumannya, Ummi janji padamu Neng...Ummi dan Abi yang akan menghukum Allam." ucap Laila dengan hati sedih karena Fazrani juga marah padanya.
"Webnovel kontrak"