Tatapan laki-laki itu begitu tajam. Senyumnya mengembang saat Zivana menandatangani sebuah perjanjian dengannya. Ya perjanjian yang akan mengubah segalanya. Sayangnya Zivana tidak membacanya dengan teliti. Ada satu point yang terlewatkan dan tidak dibacanya karena saking tidak fokusnya. Telapak tangannya terasa dingin saat dia menyadari kini kesepakatan itu sudah terjadi.
"Kenapa harus ada perjanjian?" tanya Zivana pada Andra.
"Kamu pikir aku bodoh, Zi? aku tidak akan bisa kamu bohongi. Aku tidak mau ambil resiko untuk kehilanganmu. Mulai sekarang kamu adalah milikku." ucap Andra. Tangannya hendak merangkul Zivana tapi buru-buru ditepis oleh Zivana.
"Jangan sentuh aku. Aku belum jadi istrimu!"
"Satu bulan lagi, Zivana. Satu bulan lagi kamu akan menjadi milikku." Andra tersenyum miring sambil terus menatap Zivana tanpa berkedip. Dia benar-benar terobsesi dengan Zivana.