Vano hanya bisa menghibur Aliya dengan kata-katanya. Karena hanya itu yang bisa dia lakukan untuk Aliya. Dia tidak ingin Aliya terlalu memikirkan Arman. Dia menduga sakitnya Aliya ini juga disebabkan karena Aliya terlalu memikirkan kedua orang tuanya. Vano bisa memahami apa yang Aliya rasakan. Dia saja yang bukan anaknya Arman, merasa sedih dengan sikap Arman yang seperti itu. Apalagi Aliya yang merupakan anak kandungnya sendiri dan diperlakukan seperti itu oleh Papa kandungnya. Vano merasa kasihan pada Aliya yang setiap hari sering melamun. Kadang Vano harus mendesaknya lebih dulu baru Aliya mau cerita.
"Kamu tidak perlu khawatir Aliya. Aku akan berusaha lebih keras lagi untuk meyakinkan papa kalau aku sangat serius sama kamu. Kamu tidak usah banyak pikiran. Pikirkanlah Alby dan juga kuliahmu saja. Masalah Papa biar aku yang urus."
