Bima dan keluarganya menikmati makanan yang dikirim oleh Laura. Pedas-pedas nagih kalau kata Indira. Meski pedas tetap saja dimakan terus-terusan. Hingga tandas tak bersisa lagi.
"Alhamdulillah kenyang.. Pinter banget si Laura bikin makanan seenak ini." ucap Indira. Dia sudah menambah nasi hangat dua kali karena saking enaknya. Meski berhuh hah ria. Tapi tetap saja ingin makan lagi dan lagi.
"Mama nih yang ngabisin. Kita cuma kebagian sedikit ya Kak." gerutu Karin yang masih remaja tapi suka sekali makanan pedas.
"Kamu masih sering ngabisin sambel tukang bakso depan sekolahmu, Dek?" tanya Bima. Dia ingat dulu pernah menjemput Karin di sekolah. Lalu dipanggil sama tukang bakso di sebelang sekolah Karin. Dan bilang kalau Karin makan di kedainya, satu mangkuk sambal dihabisin sendiri. Makanya kalau Karin datang, dia sembunyikan sambalnya.
"Masih. Bang Icung ngeselin sekarang. Masa kalau ada aku diumpetin sambelnya. Curang dia."