Danis menutup panggilannya dan mengirim pesan pada anak buahnya.
@ Ada, Bos! Baru saja datang, satu jam yang lalu
tiba-tiba pesan masuk ke ponselnya.
@ Cepat halangi mereka bersama
tulis Danis
@ Mereka sudah bertemu, Bos
Sial! umpat Danis.
Sementara Brian menatap Vero dengan pandangan penuh cinta dan kerinduan.
" Vero!" panggilnya lembut.
" Danny!" sahut Vero. Dengan cepat Brian memeluk wanita itu dan menciumnya dengan lembut. Vero yang sangat merindukan pria didepannya itu membalas dengan panas. Dannyku telah kembali! batin Vero. Tapi itu hanya sebentar, karena dengan cepat Brian melepasnya karena sama seperti Fatma, ada sesuatu yang melarangnya untuk melakukan itu. Vero yang menyadari sikap Brian berubah menjadi kesal.
" Ada apa, sayang?" tanya Vero dengan suara manja.
" Tidak! Aku...entah! Kamu apa kabar?" tanya Brian bingung.
" Aku baik-baik saja, sayang!" jawab Vero yang memeluk Brian dengan erat. Brian hanya terdiam larut dalam pikirannya yang sedang bingung.
" Halo! Apa yang mereka lakukan?"
- " Mereka berciuman, Bos!" -
" Apa?! Lakukan sesuatu sebelum mereka masuk!"
- " Hanya sebentar, Bos!" -
" Pokoknya lakukan sesuatu agar mereka saling menjauh!"
Setelah menutup panggilannya, Danis segera bergegas keluar kantor dan meminta sopir kantor mengantarnya mengambil mobil Brian yang ditinggalkan di jalan. Sedangkan anak buahnya segera memukul alarm kebakaran yang ada di dekat lift. Sial! Mengganggu saja! Aku jadi tidak bisa bersama Danny! batin Vero.
"Kita pergi, sayang! Ada alarm kebakaran!" kata Brian lalu diikuti anggukan oleh Vero. Brian menggenggam tangan Vero dengan hati bahagia karena dia telah kembali bersama wanitanya. Sedangkan Vero tersenyum bangga melihat Brian telah kembali padanya. Brian menghentikan taksi saat mereka telah berada diluar apartement.
" Apa kamu sudah puas berlari, sayang?" tanya Brian lembut.
" Maafkan aku, sayang! Aku janji aku tidak akan pergi lagi!" jawab Vero sambil bergelayut manja di lengan Brian. Sekali lagi Brian merasa tidak nyaman dengan sikap Vero, tapi dia tidak enak jika tiba-tiba harus menyuruhnya melepaskan pelukannya, karena dia tahu jika wanitanya sangat merindukannya.
" Aku mencintaimu, Danny!" ucap Vero lalu menangkup wajah Brian dan mencium bibirnya. Vero sangat menginginkan pria itu saat ini juga, dia tidak perduli dengan sopir taksi yang sedang bersama mereka. Aku harus secepatnya melakukan ini, atau mereka akan menggagalkannya! batin Vero. Dengan cepat Vero mengangkat pakaian bagian bawahnya dan menarik tali G-Stringnya lalu dia naik ke pangkuan Brian dan akan membuka celana Brian.
" Apa yang kau lakukan, Vero?" tanya Brian kaget.
" Aku menginginkanmu, sayang!" ucap Vero lalu kembali mencium Brian. Dengan cepat Brian memindahkan tubuh Vero ke sampingnya.
" Hentikan, Vero! Ada orang lain disini!" kata Brian tegas. Vero terkejut dan tidak menyangka Brian akan melakukan itu. Ada sesuatu dalam hati kecil Brian yang membuatnya merasa jijik pada apa yang dilakukan oleh Vero.
" Apa kau tidak menginginkanku, sayang?" goda Vero sambil mengambil tangan Brian untuk menyentuh dadanya. Sontak Brian kaget dan segera mendorong Vero hingga jatuh ke arah depan yang membuat sopir taksi tersebut kaget dan tidak bisa mengendalikan mobilnya. Kemudian mobil membelok ke arah kiri hingga masuk ke jalan satu arah. Ternyata dari arah depan ada sebuah mobil yang melaju dengan cepat, sopir tersebut mencoba menghindari mobil itu agar tidak bertabrakan, tapi sayang, mobilnya tertabrak mobil sebelahnya yang lewat dengan kecepatan tinggi. Brakkkk! Tabrakan terjadi, mobil taksi tersebut ringsek dibagian depannya.
" Qolbiiiii!" teriak Brian saat tiba-tiba secara cepat sebuah cahaya melintas didepannya.
" Aaaaaaa! Dannyyyy!" teriak Vero.
Mereka bertiga mengalami kecelakaan. Brian membuka matanya perlahan dan melihat kesekeliling sebentar, lalu matanya tertutup.
" Za? Ada apa?" tanya Soni saat melihat Fatma terbangun dari tidurnya dengan keadaan berkeringat.
" Aku mimpi buruk, Son!" kata Fatma. Soni mendekati Fatma dan memeluknya, Fatma dengan cepat melepas pelukan Soni.
" Tenanglah! Ada aku disini!" kata Soni.
" Aku mohon jangan tinggalkan aku!" kata Fatma.
" Tidak! Aku tidak akan kemana-mana! Tidurlan kembali!" kata Soni sambil menutup tubuh Fatma dengan selimut. Fatma memejamkan matanya, siapa dia? Kenapa dia berada dalam mimpiku? Kenapa dia memelukku dengan erat dan menciumku, bahkan mencumbuku? batin Fatma mencoba mengingat sesuatu, tapi kepalanya malah tambah pusing.
" Akhhh! Soni! Kepalaku...!
" Kamu kenapa, Za? Za!" teriak Soni yang melihat Fatma memegangi kepalanya. Soni panik, dia menyuruh Bella memanggil dokter. Fatma harus dioperasi lagi untuk yang kedua kalinya, karena ada sedikit penggumpalan yang terjadi di otaknya.
Sementara itu Brian langsung dilarikan ke RS setelah kecelakaan itu. Kondisi Brian tidak begitu parah, berbeda dengan Vero dan sopir taksi itu, mereka mengalami cedera yang lumayan parah. Vero mengalami patah bagian tangan dan kepalanya, sedangkan sopir taksi mengalami cedera di kepala dan kakinya. Segera saja berita kecelakaan itu tersebar di seluruh media di dunia, karena Brian adalah salah satu pengusaha sukses yang selalu dinantikan beritanya. Berita hari ini
" Seorang Pengusaha Muda, tertangkap dengan selingkuhannya di dalam sebuah mobil yang sedang mengalami kecelakaan"
" Tarik kembali semua media yang memberitakan tentang Brian!"
- " Siap, Tuan!" -
" Kamu lihat ulahmu?" ucap papa Brian kesal pada anaknya yang sedang di RS. Banyak telpon dari relasinya yang masuk untuk menanyakan kebenaran berita tersebut. Danis segera melakukan tindakan terhadap media yang telah memberitakan Bosnya.
" Yan!" panggil Iris saat melihat putra semata wayangnya membuka matanya.
" Mama? Dimana aku?" tanya Brian.
" Kamu di RS, nak!" jawab Iris. Brian terdiam sejenak.
" Vero? Bagaimana keadaannya?" tanya Brian.
" Untuk apa kamu menanyakan wanita itu? Apa belum puas kamu membuat skandal?" kata papanya marah.
" Sayang!" kata Iris pada suaminya. Brian menatap papanya dengan wajah bingung.
" Skandal?" ucap Brian.
" Sudah! Kamu istirahat saja!" kata Iris. Brian kemudian memejamkan matanya, kepalanya sedikit terasa pusing.
" Dimana istriku?" tanya Brian.
" Ka...mu...i...ngat?" tanya Iris berkaca-kaca.
Di Hamburg, Fatma telah menjalani operasi dan masih belum sadar. Dengan sabar dan tulus, Soni menemani Fatma tanpa meninggalkannya sesuai janjinya. Setelah 3 hari, Fatma dipindahkan ke ruang perawatan biasa untuk pemulihan. Soni mendekati Fatma dan duduk disampingnya.
" Bukalah matamu, sayang! Apa kamu tidak merindukanku?" ucap Soni mengecup tangan Fatma.
" Siapa yang kamu panggil sayang?" teriak seorang pria yang sudah berdiri tegak diruang tersebut. Soni dan Bella yang sedang menunggu Fatma, tersentak kaget melihat Brian.
" Lepaskan tangan kotormu dari tubuh istriku!" ucap Brian tegas. Soni langsung melepaskan pegangannya pada Fatma.
" Lo sudah ingat, bro?" kata Soni santai setelah bisa mengatasi keterkejutannya. Brian hanya diam, dia menatap tajam pada Soni.
" Apa lo mau mati?" tanya Brian tidak suka.
" Apa maksud lo?" tanya Soni.
" Lo pikir gue nggak tahu kelakuan lo selama disini?" kata Brian mendekat pada Soni dan berbisik ditelinganya. Soni terdiam, dia tidak rela melepas Fatma.
" Kalo lo macam-macam pada istri gue, gue nggak akan melihat lo siapa! Lo tahu siapa gue!" ancam Brian.
" Biarkan dia memilih!" balas Soni. Seketika wajah Brian berubah menjadi gelap, dalam sekali kebas, Soni tersungkur dengan bibir pecah dan mengeluarkan darah. Belum cukup dengan itu, Brian menarik kerah Soni dan ekan menghantam kembali wajahnya.
" Ha...bib!" panggil Fatma pelan.