Chereads / Terang Dalam Gelapku / Chapter 60 - Seutuhnya

Chapter 60 - Seutuhnya

Brian membaca sebuah do'a, lalu meniupkan ke kepala istrinya. Kemudian Brian mengecup kening istrinya, turun kekedua matanya, hidungnya, pipinya dan melumat bibirnya dengan penuh kelembutan.

" Jangan menarik keputusanmu, sayang! Karena kali ini aku tidak akan melepaskanmu!" bisik Brian saat Fatma hampir sesak nafas akibat permainan bibir dan lidah suaminya. Fatma menganggukkan kepalanya, kening mereka menyatu.

" Iya, Yan! Aku tahu!" jawab Fatma. Brian semakin bersemangat melihat jawaban istrinya. Dia menelusuri leher, bahu dan tulang selangka Fatma tanap lupa meninggalkan kissmark disana-sini. Tubuh Fatma bergetar merasakan sakit dan perih tapi nikmat akibat kissmark dari Brian. Dia merasa gelenyar-gelenyar aneh dalam dadanya. Brian mengangkat istrinya ala bridal style dan membaringkannya diatas ranjang. Brian kembali bermain di wajah istrinya dan seluruh anggota tubuh atas Fatma terutama permukaan kulitnya. Lingerie Fatma telah lolos dari tubuhnya. Desahan yang tertahan di ujung lidahnya lolos begitu saja saat Brian menyentuh perut Fatma dengan bibir dan lidahnya. Sesuatu dalam tubuhnya bereaksi yang menimbulkan perasaan aneh pada diri Fatma. Tubuh Fatma membusung hingga kedua tangannya menarik sprei hingga kusut. Fatma mendapatkan pelepasannya hanya dengan sentuhan Brian.

" Yan! Akhhhh! A..ku..ing...ngin...pi..pisss!" ucapan bercampur erangan Fatma keluar dari bibir tipisnya.

" Apa kamu suka?" tanya Brian. Tubuhnya terasa lemas, beribu kupu-kupu berterbangan diperutnya saat Brian mengecup bibirnya. Brian sudah tidak sabar, desahan dan erangan istrinya tadi membuatnya gila. Dengan cepat dilepasnya lingerie Fatma dan dibuangnya begitu lalu dia melepas semua pakaiannya.

" Buka matamu sayang!" ucap Brian sambil berdiri diatas kedua lututnya. Fatma membuka matanya, dilihatnya wajah tampan suaminya, lalu dafa bidang dengan lengan kekar. Pandangannya turun ke bagian perut Brian yang sixpack, Fatma rasanya ingin memegangnya. Saat pandangannya turun lagi ke bawah, betapa kagetnya dia saat melihat milik suaminya.

" Aaaa! Yan! Kamu jorok! Mataku jadi ternoda'kan!" teriak Fatma menutup wajahnya dengan kedua tangannya.

" Aku suamimu sayang! Ini milikmu!" bisik Brian membuka kedua tangan Fatma. Beberapa saat kemudian Brian membuka paha Fatma dan membaca sebuah do'a.

" Kamu siap?" tanya Brian.

" Ins Yaa Allah!" jawab Fatma. Dengan perlahan Brian melakukan penyatuan pada Fatma setelah menutup tubuh mereka dengan selimut. Rasa sakit yang teramat sangat ditahan mati-matian oleh Fatma. Dilumatnya bibir Fatma untuk mengurangi rasa sakit itu. Airmata Fatma meleleh tanpa bisa ditahan, dia menggigit bibir bawahnya dan menarik sprei hingga terlepas saat Brian menyentakkan miliknya.

" Yannnn!" teriak Fatma. Brian telah dengan sempurna menyatu dengan Fatma, dia bisa merasakan cairan membasahi miliknya dan keluar dari milik Fatma.

" Maaf, sayang! Aku janji akan pelan!" ucap Brian. Brian melakukan dengan pelan kemudian bertambah sedikit cepat. Fatma merasakan sesuatu yang membuat perasaannya melayang ke angkasa saat Brian bergerak berirama. Brian mempercepat gerakannya hingga tubuh Fatma terhentak-hentak. Setelah beberapa saat kemudian,

" Yannnnn!!!" teriakan lolos dari bibir Fatma.

" Akhhhhhh!" Brian juga berteriak bahagia karena telah berhasil membobol gawang istrinya. Dia sangat puas merasakan milik Fatma yang sangat sempit. Rasanya sangat menakjubkan dan dia ingin mengulang lagi, tapi dilihatnya sang istri telah tertidur.

" I love you, Za! Thank you!" bisik Brian sambil mengecup kening Fatma.

" I love you too, Habib!" jawab Fatma lirih hampir tak terdengar, lalu dia tertidur dengan lelap. Brian melepas tubuhnya dan berbaring disamping Fatma.

" Habib?" Brian mengernyitkan dahinya. Ahh,! Aku tidak boleh suudzon pada istriku yang soleha! batin Brian.

" Maaf, sayang! Kamu pasti kesakitan dan kelelahan!" ucap Brian sambil menutup Fatma dengan selimut beberapa saat kemudian. Brian turun dari ranjangnya dan membersihkan diri dikamar mandi lalu naik ke ranjang memeluk istrinya yang tertidur dengan wajah tersenyum.

" Kamu mimpi apa, sayang? Apakah aku ada didalamnya?" ucap Brian mengecup pipi istrinya dengan penuh kelembutan.

Keesokan harinya Fatma terbangun dari tidurnya, dia membuka matanya perlahan. Auchhh! Kenapa tubuhku sakit semua? Seperti abis jatuh dari tangga aja! batin Fatma. Ehh! Kenapa perutku terasa berat? batin Fatma. Ternyata tangan Brian melingkar diperut Fatma, Kenapa aku telanjang? batin Fatma. Lalu dia mengingat apa yang terjadi semalam. Alhamdulillah! Akhirnya aku bisa memberikan apa yang menjadikan hak dari suamiku. Diangkatnya perlahan tangan Brian yang terasa berat. Kemudian Fatma membungkus tubuhnya dengan selimut, mencoba untuk duduk dan akan menurunkan kakinya kelantai.

" Auchhh!" teriak Fatma saat merasakan sakit dibagian bawahnya. Brian terkejut mendengar teriakan Fatma.

" Sayang!? Ada apa?" tanya Brian terduduk dibelakang Fatma. Fatma meringis menahan sakitnya, dia malu jika Brian sampai mengetahui penyebab rasa sakitnya.

" Nggak pa-pa, Yan!" jawab Fatma. Lalu Fatma berusaha berdiri, tapi kakinya terasa seperti lunglai. Dengan cepat Brian menangkap tubuh istrinya dan membaringkannya ke ranjang.

" Yan! Sebentar lagi Adzan subuh!" kata Fatma.

" Aku ingin memeluk istriku sebentar lagi!" jawab Brian manja sambil memutar tubuh Fatma dan mencium bibirnya.

'" Aku belum mandi!" jawab Fatma malu menutup mulutnya.

" Tidak apa,!" jawab Brian lalu menarik kepala Fatma agar menempel di dada bidangnya.

" Tapi tubuhku terasa lengket dan bau!" jawab Fatma tidak nyaman.

" Kamu akan selalu harum bagiku!" jawab Brian menghisap bau tubuh istrinya.

" Yan! Jangan begitu! Aku malu dan geli!" kata Fatma lirih sambil mengangkat bahunya.

" Haha! Sejak kapan kamu jadi centil seperti ini?" goda Brian.

" Sejak kamu jadi jahil!" jawab Fatma tersenyum bahagia.

" Sebentar lagi akan Adzan, Yan!" ucap Fatma beberapa saat kemudian. Dia mulai merasa nyaman dalam dekapan suaminya. Brian yang masih tidak melepas pelukannya hanya terdiam.

" Yan!" panggil Fatma lagi.

" Biar aku gendong!" ucap Brian lalu melepaskan pelukannya dan turun dari ranjang. Dia lalu mengangkat Fatma ala bridal style. Sontak Fatma melingkarkan kedua tangannya ke leher Brian.

" Yan! Nggak usah!" ucap Fatma dengan wajah merona dan menunduk malu.

" Yan? Semalam kau memanggil Habib! Siapa dia?" tanya Brian sambil berjalan perlahan ke arah kamar mandi.

" Astaghfirullahu! Apa aku menyebutnya?" tanya Fatma kaget dan menatap wajah suaminya.

" Hmmm!" jawab Brian datar. Pasti dia curiga padaku! batin Fatma.

" Eee..habib adalah panggilan sayang buat suami dalam islam!" Fatma lirih.

" Panggilan apa?" tanya Brian pura-pura nggak dengar.

" Sayang!" jawab Fatma lirih.

" Apa? Aku tidak dengar!" goda Brian.

" Yannn!" kata Fatma memukul dada suaminya lalu menempelkan wajahnya ke dada bidang Brian.

" Aku tidak mau kamu memanggil namaku saja! Panggil aku dengan panggilanmu semalam!" kata Brian sambil meletakkan Fatma di bibir bathup.

" Sayang?" ucap Brian.

" Habib!" sahut Fatma lirih dan malu-malu.

" Apa?" goda Brian.

" Habib!" ucap Fatma sedikit keras. Brian tersenyum tipis mendengar Fatma mengucapkan dengan malu-,malu. Brian menyalakan kran air hangat lalu membuka selimut Fatma.

" Jangan! Biar aku sendiri!" kata Fatma keberatan. Brian menatap mata istrinya dengan tajam, membuat Fatma bergidik melepas tangannya dari selimutnya. Brian membuka selimut tersebut dan melihat tubuh indah istrinya yang telah penuh dengan kissmark darinya. Brian tersenyum smirk, sesuatu itu telah memberontak ingin keluar dari celananya, tapi dia sadar jika istrinya masih dalam keadaan sakit. Dia mengangkat Fatma lalu meletakkannya ke dalam bathup. Lalu Brian memberikan beberapa aroma dan bubble soap dalam bathup. Fatma merasa nyeri tapi nyaman saat air hangat membasahi tubuhnya.