Asslamualaikum readers
Maaf upnya terseok-seok ada tugas yang harus dikerjakan
Semoga masih setia ya
Terima kasih atas partisipasi kalian semua pada novel-novelku
___________________________________________________________________
Setelah mengajar hari itu, Fatma menemui Harun bersama dengan Nurul untuk mengajukan surat pengunduran dirinya, karena kebetulan selaku pimpinan Yayasan, Harunlah yang berhak untuk menerima surat itu.
" Assalamu'alaikum!" sapa Nurul dan Fatma bersamaan saat sampai di depan ruangan Harun yang terbuka dan mengetuk pintu.
" Wa'alaikumsalam Wr. Wb! Silahkan Masuk!" jawab Harun tanpa melihat siapa yang datang. Tatapan matanya terhenti sesaat saat dia mengetahui jika yang datang adalah Fatma, gadis yang dicintainya dan berniat untuk mengkhitbahnya.
" Ehmmm!" Nurul berdehem melihat kakaknya terpesona menatap Fatma.
" Alhamdulillah! Lapar saya seketika hilang!" kata Harun.
" Memangnya makan apa?" tanya Nurul.
" Melihat ada bidadari mampir ke kantor siang-siang gini!" jawab Harun.
" Tentu saja! Fatma memang jelmaan dari bidadari!" sahut Nurul. Fatma yang mendengar pujian dari Harun segera beristghfar, karena dia takut terlena oleh pujian dari pria yang bukan mahromnya. Astaghfirullah! Ya Allah! Lindungilah hamba dari segala godaan syetan yang mempengaruhi pikiran dan hati hamba! Aamiin! batin Fatma.
" Ayo duduk!" kata Harun. Kemudian mereka duduk di sofa dan Harun duduk disamping mereka.
" Ada yang bisa saya bantu?" tanya Harun.
" Ini, Kak! Ustadzah Zahirah mau mengundurkan diri jadi asatidz disini!" kata Nurul. Harun menghela nafasnya, dia sangat kecewa mendengar ucapan adiknya tersebut, karena dia sangat bahagia bisa ngantor disini sebab ada Fatma disini.
" Ini suratnya, Ustadz!" kata Fatma memberikan sebuah amplop putih yang berisi pernyataan pengunduran dirinya. Harun menerima surat yang disodorkan Fatma dengan perlahan. Dibukanya surat tersebut dan dibacanya dengan perasaan yang penuh dengan kekecewaan. Bidadari surganya akan pergi menjauh darinya.
" Apakah tidak ada alasan lain selain ini?" tanya Harun pada Fatma. Fatma tersentak mendengar ucapan Harun, dia menarik nafas pendek dan tidak menyangka jika Harun akan menanyakan alasan pengunduran dirinya.
" Maksud Ustadz?" tanya Fatma pura-pura tidak mengerti.
" Alasan yang kamu tulis tidak masuk akal bagi saya, Ustadzah!" kata Harun sambil meletakkan surat Fatma di atas mejanya.
" Memangnya apa alasan Ustadzah Zahirah?" tanya Nurul penasaran.
" Baca saja!" kata Harun pada adiknya. Nurul meraih surat tersebut dan membacanya.
" Bagaimana?" tanya Harun menatap adiknya itu.
" Ustadzah?" kata Nurul menatap Fatma yang sedang menundukkan kepalanya dengan gelisah. Apa aku harus bilang jika aku sudah menikah? batin Fatma.
" Itu memang alasannya, Ustadzah! Saya kasihan jika Ummi yang membantu menjaganya, karena Ummi sudah tidak muda lagi!" tutur Fatma.
" Kapan kelahirannya?" tanya Harun.
" Kira-kira bulan depan, Ustadz!" jawab Fatma.
" Masuk akal juga sebenarnya, tapi aneh menurut saya!" kata Harun.
" Tapi memang seperti itu keadaannya, Ustadz!" jawab Fatma tidak enak.
" Apa saya harus menanyakan pada Arkan?" tanya Harun yang sontak membuat kaget Fatma. Karena dia belum mengatakan apapun tentang rencananya itu pada abangnya.
" Astaghfirullah! Sampai segitu tidak percayanya Ustadz pada saya?" tanya Fatma sedih sekalian kuatir jika Harun benar-benar akan menanyakana pada Arkan.
" Maaf, saya hanya bergurau! Ustadzah jangan terlalu tegang! Saya memang merasa menyayangkan akan pengunduran diri ini, karena saya mendengar dan melihat sendiri bagaimana cara mengajar Ustadzah di sekolah ini selama ini!" Harun mengatakan uneg-unegnya.
" Iya, Us! Apa tidak bisa dibicarakan lagi dengan keluarga?" tanya Nurul membela kakaknya.
" Maaf, Ustadz! Ustadzah! Keputusan ini sudah final, jadi saya tidak bisa menarik kembali apa yang telah saya lakukan!" kata Fatma tegas.
" Baiklah! Saya simpan surat ini, tapi saya tidak akan menerimanya dulu, karena saya dan mungkin terutama semua yang ada disekolah ini masih berharap akan kehadiran Ustadzah disini lebih lama lagi!" kata Harun membuat perasaan Fatma menjadi berat.
" Tapi, Ustadz..."" Sudahlah, Ustadzah! Ayo, kita ke kelas!" kata Nurul yang seakan menyetujui tindakan kakaknya itu. Nurul tahu jika kakaknya itu menyukai Fatma dan dia sangat mendukung sekali akan terjadinya hubungan itu.
" Baiklah, ustadz! Terima kasih atas waktunya dan permisi!" kata Fatma.
" Sama-sama, Ustadzah!" jawab Harun. Fatma berdiri dari duduknya diikuti dengan Nurul. Perlahan Harun juga beranjak dari sofanya dan berdiri menghadap mereka berdua.
" Assalamu'alaikum!" ucap mereka berdua.
" Wa'alaikumsalam Wr. Wb!" jawab Harun. Mereka meninggalkan Harun yang termenung menatap kepergian Fatma. Kenapa kamu harus resign, Zahirah? Aku baru saja ingin mendapatkan pahala denganmu! batin Harun sedih. Dia kemudian meraih ponselnya di atas meja kerjanya dan mengirim pesan kepada seseorang.
@ Assalamu'alikum Wr. Wb
@ Bisa kita ketemu untuk makan siang
Tulis Harun.
@ Waalaikumsalam..Ins Yaa Allah bisa..datang saja ke kantorku..kebetulan aku sedang mengadakan syukuran kecil-kecilan
balas orang tersebut
@ Alhamdulillah
@ Terima kasih, Ins Yaa Allah aku akan datang
@ Assalamu'alaikum Wr. Wb
tulis Harun lagi
@ Waalaikumsalm
balas orang tersebut lagi. Harun meletakkan ponselnya kembali dan dia menatap surat dari Fatma tadi dan mengambilnya.
Saat istirahat pertama Fatma duduk di ruang guru sambil memakan cemilan yang tersedia di meja. Diraihnya ponselnya di dalam tas, lalu dia menyalakannya, beberapa notifikasi dan panggilan masuk ke dalam ponselnya. Dilihatnya pesan dari DIA, lalu ditekannya dan terlihat pesan tersebut
@ Assalamu'alaikum, Za,,apa sudah mengajukan resign
isi pesan dari Brian.
@ Wa'alikumsalam
@ Alhamdulillah, sudah
balas Fatma. tanda cetangnta berubah menjadi biru, DIA sedang mengetik..apa dia sedang tidak sibuk? batin Fatma.
@ Alhamdulillah aku ada meeting sampai malam dan mungkin akan terlambat pulang,,kamu makan saja sendiri dan tidak usah menungguku pulang
balas Brian, sontak membuat hati Fatma kecewa, karena dia merasa ucapannya pada Isma dan Wardi akan termentahkan.
@ Apa kamu tidak pulang makan siang
tulis Fatma.
@ Aku tidak pernah makan siang dirumah,,apalagi saat ini perusahaan sedang mengadakan perubahan besar-besaran
balas Brian yang membuat hati Fatma semakin kecewa.
@ Kenapa
tulis Brian kemudian
@ Tidak apa-apa
@ Allah Yuftah Alaikum
balas Fatma
@ Apa itu
tulis Brian
@ Good Luck
balas Fatma
@ Terima kasih, Za
@ Assalamu'alaikum
tulis Brian dengan senyum tipisnya dan Danis yang melihat hal itu merasa lega, karena dari tadi Bosnya itu tak henti-hentinya menatap ponselnya, sampai-sampai merubah nada dering pesan khusus dari Fatma. Darimana Danis tahu? Ya karena nada deringnya sangat bucin banget.
@ Wa'alaikumsalam
balas Fatma, hatinya benar-benar gelisah, dia merasa jika misinya untuk merubah Wardi akan terhenti sampai disini.
Sementara saat jam telah menunjukkan jam 12 siang, Brian yang sedang berada di tengah meeting dengan para pemegang saham, menghentikan meeting untuk makan siang
" Sudah jam 12, Bos menyuruh kita break untuk lunch!" kata Danis yang ditinggalkan Brian begitu saja menuju ke ruangannya.
" Nggak salah? Berhenti ditengah hal yang penting?" tanya salah seorang pemegang saham yang bernama Levi.
" Iya! Hampir gue nggak percaya kalo nggak dengar sendiri!" sahut seorang lagi yang bernama Panji.
" Iya!"
" Bener!"
Ruang meeting menjadi riuh dengan keterkejutan mereka semua.
" Silahkan, Bapak-bapak! Makanan telah siap kami sajikan, silahkan menuju ke pintu di sebelah barat!" kata Karin yang telah berdiri di dekat kursi Brian tadi. Serentak mereka berjalan menuju ke pintu yang telah disebutkan untuk makan siang.