Chereads / Terang Dalam Gelapku / Chapter 48 - Kejutan Yang Menyenangkan

Chapter 48 - Kejutan Yang Menyenangkan

Brian masuk ke dalam kamar yang terdapat di ruang kerjanya untuk shalat Dzuhur. Dilihatnya kembali ponselnya, tidak ada pesan dari Fatma. Brian sedikit kecewa, karena istrinya tidak mengingatkannya untuk shalat. Setelah shalat, Brian keluar dari kamarnya dan duduk di kursi kerjanya.

" Makan siang sudah ada di ruang sebelah, Bos!" kata Danis saat melihat Bosnya telah duduk di kursinya. Brian hanya diam tidak menjawab, dia asyik dengan pikirannya sendiri.

" Selamat Siang, Nyonya!" sapa Wardi yang menjemput Fatma di sekolah.

" Assalamu'alaikum, Pak Wardi!" jawab Fatma.

" Waalaikumsalam!" jawab Wardi dengan nada sinis, dia tahu jika dia menang, karena dari wajah Fatma bisa dilihat jika dia merasa kecewa. Karena Wardi tadi sempat mencari tahu tentang kegiatan Brian lewat danis. Bosnya itu akan pulang malam karena di perusahaan sedang ada perubahan. Wardi menatap Nyonyanya dengan senyum liciknya.

" Apa Pak Wardi menikmati kegagalan saya?" tanya Fatma tiba-tiba, membuat Wardi senang.

" Saya tidak tahu apa yang Nyonya bicarakan!" jawab Wardi sengaja berpura-pura.

" Jika suami saya tidak akan makan siang di rumah!" kata Fatma dengan sedih.

" Saya tidak tahu, Nyonya! Tapi bukannya saya sudah bilang jika Tuan tidak pernah makan siang dirumah!" jawab Wardi.

" Bapak menang! Saya yang kalah!" aku Fatma pada Wardi yang tersenyum penuh kemenangan. Sesampai di apartement, Fatma langsung naik ke atas ke apartement Brian. Fatma membuka pintu apartement dan bermaksud naik ke lantai dua, tapi alangkah terkejutnya dia saat melihat sosok pria yang saat ini berdiri di hadapannya. Dia berdiri di samping meja makan dengan gagahnya, membuat wajah Fatma merona malu.

" Assalamu'alaikum!" sapa pria yang tak lain adalah Brian.

" Wa'alaikumsalam!" jawab Fatma terpaku di tempatnya, dia tidak tahu bagaimana perasaannya yang campur aduk saat ini. Haru, bahagia dan menang! Semua ada di dalam hatinya berteriak dengan kerasnya.

" Apa kamu akan terus berdiri disitu?" tanya Brian.

" Kamu bilang kamu akan pulang malam?" tanya Fatma tertunduk.

" Aku baru ingat jika ada berkas yang tertinggal, jadi aku datang dan kata Isma kamu ingin makan siang bersamaku!" kata Brian.

" Mbak Isma yang bilang?" tanya Fatma melirik Isma yang menundukkan kepalanya.

" Iya! Entah kenapa aku ingin melihat wajah istriku yang cantik bagai bidadari!" goda Brian. Fatma bertambah malu karena pasti saat ini pipinya berwarna merah seperti kepiting rebus.

" Trima kasih!" ucap Fatma.

" Untuk?" tanya Brian heran mendengar ucapan istrinya.

" Pujiannya dan menemaniku makan siang!" jawab Fatma.

" Sama-sama!" jawab Brian, suasana menjadi kaku diantara mereka berdua.

" Apa kita akan saling berdiam saja?" tanya Brian.

" Eh..Iya! Tunggu sebentar!" kata Fatma yang kemudian berjalan mendekati meja makan.

" Apa kamu sudah shalat Dzuhur?" tanya Fatma saat mereka duduk di kursi makan.

" Sudah!" jawab Brian.

" Alhamdulillah!" kata Fatma. Fatma mengambilkan nasi suaminya dan lauknya.

" Aku mau ikan itu!" kata Brian menunjuk ikan gurami, Fatma mengambilkannya dan meletakkan dipiring suaminya. Mereka menikmati makan siang dengan tenang dan bahagia. Sementara Wardi yang tadi datang, terkejut dengan kedatangan Tuannya yang benar-benar makan siang bersama Nyonyanya. Sialan! Kenapa Tuan bisa menurut sama dia? Apa dia punya ilmu guna-guna? batin Wardi penasaran. Ah! Tapi ini karena ada berkas yang tertinggal aja, jadi Tuan balik ke apartement.

" Aku akan kembali ke kantor! Mungkin pulang akan larut, kamu gak usah menungguku!" ucap Brian lembut, yang membuat Wardi benar-benar tidak percaya dan hampir saja hilang akal. Nggak salah, Tuan? Apa benar Tuan telah jatuh kedalam guna-guna wanita itu? batin Wardi yang telah gelap mata dengan kelembutan pasangan suami istri tersebut.

" Iya! Jangan lupa shalat!" pesan Fatma.

" Ins Yaa Allah! Assalamu'alaikum!" pamit Brian.

" Wa'alaikumsalam!" jawab Fatma sambil mencium punggung tangan kanan suaminya. Brian tersenyum tipis merasakan sentuhan bibir Fatma. Apa? Apa itu tadi sebuah senyuman? Mata gue masih normal'kan? Mata gue nggak katarak'kan? batin Wardi saat melihat senyuman tipis di bibir Tuannya. Brian melirik ke arah Wardi, seketika Wardi menundukkan wajahnya dengan takut. Danis mengikuti Brian dari belakang dan keluar dari apartement Brian. Fatma akan naik ke kamarnya setelah mengantarkan suaminya keluar apartement.

" Pak Wardi dan mbak Isma sudah shalat?" tanya Fatma.

" Sudah, Nyonya!" jawab Isma. Sedangkan Wardi hanya diam saja.

" Pak Wardi?" tanya Fatma.

" Sebentar lagi!" jawab Wardi sebel.

" Sebentar lagi sudah jam 2 siang, pak! Jam 3 kurang sudah Adzan Azar! Sebaiknya Pak Wardi istirahat shalat dulu! Baru makan siang!" kata Fatma dengan santai. Karena tidak ada sahutan, Fatma sedikit kesal tapi dia harus sabar menghadapi orangsemacam Wardi.

" Pak?" ulang Fatma.

" Iya!" jawab Wardi lalu pergi keluar apartement dengan hati penuh amarah.

" Assalamu'alaikum!" kata Fatma saat melihat Wardi hanya jalan begitu saja.

" Waaliakumsalam!" jawab Wardi dan menghilang di balik pintu apartement. Fatma hanya menghela nafas saja melihat tingkah Wardi. Fatma naik ke lantai 2 dan masuk ke dalam kamarnya.

" Ingatkan aku saat Azar tiba!" ucap Brian pada Danis yang melongo mendengar ucapan Bosnya.

" Apa kamu dengar?" tanya Brian mengagetkan Danis.

" Iya, Bos! Siap!" jawab Danis.

" Apa ada perkembangan di perusahaan Nabil?" tanya Brian.

" Semua ada di laporan, Bos! Dia memang orang yang cerdas! Dan saya dengar jika dia berencana membuka perusahaan sendiri!" tutur Danis.

" Awasi saja!" kata Brian.

" Kenapa dia mengirim pesan seperti ini?" ucap Brian ambigu.

" Apa ada yang salah, Bos?" tanya Danis.

" Risa! Dia bilang dia sangat ingin mengulang kejadian malam itu? Kejadian apa?" ucap Brian, sontak Danis menelan salivanya dan hampir menabrak sebuah mobil.

" Kamu kenapa? Aku baru saja menikah!" kata Brian marah.

" Maaf, Bos! Saya tadi seperti melihat seekor kucing!" jawab Danis bohong.

" Apa mau aku pecat?" Mana ada kucing lewat sini?" kata Brian semakin marah.

" Maaf, Bos!" jawab Danis yang pandangannya fokus ke depan.

" Apa ada kabar dari Lukman?" tanya Brian.

" Tadi Nyonya bertemu dengan Ustadz Harun!" ucap Danis, wajah Brian langsung menggelap mendengar ucapan Danis dan Danis hanya bisa pasrah jika Bosnya benar-benar marah dan memecatnya.

" Mau apa dia ketemu Harun?" tanya Brian emosi.

" Kebetulan sudah seminggu ini Ustadz Harun ngantor di sekolah, Bos! Dan Nyonya menyerahkan surat pengunduran dirinya pada Ustadz Harun!" tutur Danis.

" Awasi terus si Harun!" perintah Brian dengan nada penuh penekanan. Aku tidak boleh membiarkan Zahirah terlalu dekat dan sering bersamanya, atau dia akan mendekatinya! batin Brian yang cemburu pada Harun.

Setelah shalat maghrib, Fatma mengaji sebentar hingga datang adzan untuk shalat Isya', Fatma shalat Isya' sendiri lalu dia masuk ke dalam kamar dan menyelesaikan sejenak bahan materi untuk mengajar besok pagi. Beberapa saat kemudian Isma berdiri di pintu kamarnya dan memanggilnya untuk makan malam.

" Iya, mbak! Sebentar lagi selesai!" jawab Fatma dengan senyuman, Isma meninggalkan Fatma sendiri di kamarnya. Fatma berjalan keluar kamar dan turun dari lantai 2, dia terkejut melihat apa yang ada di depannya.