shion pov [38]
sesampainya di pantai aku langsung turun dari mobil cepat cepat biar iman ku tidak di goda tak sengaja aku menutup pintu mobil dengan rada di banting.... TIDAKKK ANAK KUU!!!
aku tidak ngomong sepatah katapun pada hinata , aku jutek mendadak, lagi pula hinata itu ya bener bener harus di kasih pelajaran baru dia sadar.. apa yang di lakukan padaku itu ga boleh terulang kembali dan sungguh menyakitkan
hah...
aku berjalan cepat sambil memandang keujung laut melihat matahari ini sebentar lagi tenggelam. betapa indahnya diatas pelataran kayu itu aku melamar wanita tengik gak romantis dan busuk itu...
aku agak panik di hati 'lama sekali sih' aku ngak ngerti mengapa hinata lambar sekali apa dia mengejarku dengan cara jalan jongkok? ga mungkin lah.. mana mau manusia berharga diri tinggi seperti hinata ini mau melakukan hal seperti itu
*plak* *plak* *plak*
aku mendengar suara plak plak plak? hinata memukul siapa selain dirinya? hantu? dia kan tidak memiliki indra ke 6-10. dia udah sinting kali ya??
"shion" panggil hinata pelan
duh suaranya menggoda iman sekali... shion stay strong oke! aku berhenti dan menoleh kebelakang
manik mata kami saling mengunci. aku melihat pantulan diriku di iris matanya, aku menikmati setiap detik setiap waktu yang dilewati dengannya. tapi aku tidak tau apa hinata merasakan rasa yang sama?
"tunggu.. " ucapnya lagi
aku mengulurkan tanganku, aku ingin sekali mempraktekkan hal yang dia lakukan dulu... saat dia mau menyentuh telapak ku, aku langsung menarik tangan ku dan ku masukan kedalam kantung celana. wajahnya itu berubah rubah sendiri dan itu sangat MENGGEMASKAN SEKALI JADI INGIN KU CIUM... di dalam hati ku terdapat rasa puas yang bukan main
"pardon"
aku mendengus sebal, dia tidak bisa apa menahan wajahnya yang bervariasi itu untuk waktu yang lebih lama sebelum kembali menjadi wajah yang datar seperti papan gosokan? menyebalkan sekali. aku berbalik badan dan melanjutkan jalan ku ke pelantaran kayu itu
"kemari" panggilku saat aku sudah sampai di pelantaran tapi dia ngak sampai sampai
aku mengeluarkan sebuah bandul berbentuk dadu tidak perlu tanya bentuknya balok atau kubus, ga penting.
"ini! aku ingin buang ini , ini adalah kenang kenangan dari hyori padaku!" ucapku sambil bermain dengan rantai bandulnya ditanganku. setiap detik tidak ada satu pun raut wajah dari wajah hinata yang terlewat kan oleh ku. dia sungguh menggemaskan aku tidak sabar untuk menikahinya.
"kenapa dibuang?" tanyanya
YA AMPUN PERTANYAAN BODOH KEBERAPA INI HINATA? ASTAGA... aku tidak habis pikir mengapa kau menjadi tengkurep gini? kenapa rasa cinta atau ke romantis an mu itu TIDAK BEREVOLUSI SELAMA KAU PERGI SAYANG? kenapa yang berevolusi itu malah sikap cuek dan dingin mu? dikasih makan apa sih kamu ?
aku mengambil nafas lalu menghembuskan nya keluar
"aku dulu tidak sempat melakukannya bersama mu maka sekarang akan ku lakukan"
aku melihat hinata tersenyum tapi bukan tersenyum.. terlihat canggung
"tak apa kalau kau mau simpan, tidak perlu di buang" ucapnya
BUAT APA SAYANG KU? UNTUK INI BARANG KU SIMPAN? BUAT JADI MAS KAWIN KAMU? BEGINIAN? HAH? UNTUK APA AKU SIMPAN? BUAT PAJANGAN? OGAH BANGET APA LAGI PEMBERIAN SI RUBAH BUSUK ITU JIJIQUE
hinata mencoba untuk meraih bandulnya yang berada di tanganku, awalnya napak lalu jinjit akhirnya loncat. itu seru sekali seperti melihat proses bayi mu : nangis, merangkak, berjalan.
"aku ingin memulai lembaran baru dengan mu" ucapku yang tak kusadari seperti proposal pernikahan. kupingku panas dengan kebahagiaan
"hah...!!" hinata memberikan ku tatapan yang tak bisa ku mengerti
"kau terlalu baik untukku" lanjutnya
ALASAN KLASIK MACAM APA LAGI INI SAYANG? KAMU BELAJAR DARI MANA ALASAN KLASIK TAK BERBOBOT ITU SAYANG????
aku tak sengaja melihat setetes air membasahi kayu pelantaran ini.
'dia nangis?' NANGIS? NANGIS? SEORANG HINATA NANGIS? WOW! SUATU HAL YANG PERLU DI TULIS DALAM SEJARAH KISAH CINTA KAMI! INI MESTI DI BUKUKAN!
aku bingung harus hibur gimana, biasanya kalau aku melihat wanita nangis aku selalu pergi dan tidak pernah kembali, aku tidak ingin di repotkan dengan tangisan serta alasan yang akan di keluarkan dari mulut wanita yang menangis itu...
"jangan menangis" ucap ku datar, aku berjalan mendekati hinata untuk memeluknya, aku merasakan hinata menggesekan wajahnya ke bajuku...
sayang.. ku mohon.. jangan ingusin baju ku... plis.. nanti pas sunset ga romantis lagi.. makanya aku mendorongnya pelan memberi kami jarak
cewe sepertimu pasti ngak laku makanya aku akan menikahi mu, kasihan kalau kamu jadi perawan tua
"jangan meper ingus mu di baju ku dasar jorok, udah gede malam makin menjadi jadi" ucapku sambil merogoh kantung celana ku dan ku dapatkan tissue... wow
aku melihatnya mengelap hidungnya sambil terisak bahunya bergetar... uuuh... tahan SHION! ingat perjuangan 4 tahun!
hah.. aku kembali memeluknya sambil mengelus elus kepalanya..
".... shion" ucapnya
eih? tangannya melingkar di pinggangku? ASTAGA BAHAGIA SEKALI AKU... jangan di lepas jangan di lepas ku mohon peluk aku yang lama.. kalau bisa selamanya... hehe.. aku melihat hinata masih memendamkan wajahnya di dadaku jadi dia tidak melihat wajahku yang berseri serta mataku yang sedang tersenyum kemenangan...