[maaf ya kalo ada typo/plot nya ga asik/seru. mon maap ya sebesar sebesar nya, semoga kalian memaafkan thor yang ngetik ini setengah sadar, setengah ngantuk]
setelah waktunya tiba ,aku naik kedalam pesawat dan duduk di tempat yang sesuai dengan karcis ku. memasukan koperku ke bagasi.. niat nya sih gitu... tapi berat dan aku pendek bukan main.. jadi kesusahan deh.. sampai harus minta pramugari membantuku untuk menaruh koperku.. malu nya bukan main untuk seukuran manusia 17+ itu bukan main
lalu seperti biasa rutinitas dalam pesawat, pengenalan cara selamat dan cara menyelamatkan diri kalo ada apa apa... ya.. basic nya lah
aku membuka bungkus permen karetku dan memakannya mengunyahnya dengan cepat, berharap bisa mengurangi rasa dengingan di telinga saat lepas landas..
karena Jepang - Indonesia ga main jauh nya penerbangan pun lama.. aku menghabiskan waktu untuk nonton film yang di sediakan dan tidur, mungkin karena faktor baru sembuh jadi aku cepat sekali memasuki mode tidur dan benar benar terlelap
.
.
.
.
"nona.."
apa sih nona nona..
"nona..." tubuhku di goncang oleh orang yang memanggilku
aku mencoba mengusir tangan yang mengangguku
"... nona... bangun"
ih ganggu banget, sungguh malas sekali rasanya untuk membuka mata saja, uurgg ngantuk sekali...
"nona... ini sudah sampai"
hah? what? nani? sampai apaan? apanya apaan sih?
"nona..."
aku melawan rasa kantuk ku dan berhasil membuka mataku lalu aku mengedipkan mataku berkali kali dilanjutkan dengan menguceknya. ngantuk sekali
"terima kasih telah membangunkanku" ucapku ke pramugari yang membangunkan ku itu dengan kondisi setengah sadar....
sepertinya dia peka nyawaku belum kembali semua makanya dia membantu untuk menurunkan koperku lalu membantuku berjalan keluar dari pesawat...
sinar matahari yang nyolok banget menusuk mataku membuat ku menjadi 98,9% sadar
aku menuruni tangga nya dan berjalan sambil terus berfikir tentang hal yang barusan aku alami..
'hah? hanya mimpi?' mimpinya sungguh nyata ya, apa mungkin in iefek ke rinduan ku yang tidak dipikul oleh dilan?
aku mengangkat kepalaku memandang langit, sungguh tak terasa sudah 4 tahun tidak pernah sekalipun kembali ke Jepang, walau dulu pernah mengucapkan janji[palsu] untuk pulang setiap ada libur kuliah...
'apa kabar ya teman teman ku itu sudah 4 tahun tidak bertemu apa Yusuke masih seperti monyet atau berevolusi menjadi kera? apa akane sadar bahwa di terlalu bucin? apa taiga sudah punya pacar atau bahkan anak? apakah shi-- ah lupakan sajalah, hehehe'
sambil berjalan aku tersenyum senyum sendiri setiap mengingat kenangan yang sangat hangat itu, mirip orang yang 'sakit' tapi aku tidak peduli
aku selalu ingat dimana aku dan shion seperti dispenser ada hot & cold nya. dimana taiga itu paling ada IQ ketimbang yang lain, dimana yusuke dengan bodohnya nyari gara gara, dimana akane bucin sampe b3go, dimana akane menangis kejer karena aku...
haha.. sungguh kenangan yang sangat indah, aku kangen sekali dengan mereka. semoga saat bertemu mereka tidak lupa padaku atau memukulku.
aku tersenyum hingga mataku menyipit, menyeret koper ku untuk otw Narita airport.
eh... tunggu tunggu.. Selama 4 tahun aku kan benar benar memutuskan kontak dengan mereka semua.. duh.. jadi takut kan hati ini.. udah gitu aku balik ke sini dadakan kayak tahu bulat lagi.. bisa bisa mateng aku
sambil melangkah aku mengambil hp ku dan menelpon keluargaku, ya menelpon si jelek, adikku.
telp terhubung
"hello, de.. jie sudah sampai di Narita, jemput ya"
telpon dari sebrang langsung di putus ga pake hati. aku sebagai kakak.. merasa tersakiti baru pertama kali adik ku berani seperti itu.. biasanya kan aku yang melakukan..
aku menghembuskan nafas dan mau ga mau pulang pake taksi aja.. baru mau buka taksinya sebuah tangan yang besar menahan pintu taksi dan memelukku dari belakang..
'ANJAY!!' aku panik ga main mencoba untuk melakukan segala hal biar bisa lepas dari pelaku kejahatan ini
"hinata.." suaranya lembut sekali
suara setan mana ini, yang berani berani nya menggoda iman ku, yang setara dengan suara shion..
wait...
shion...
hatiku panik bukan main... aku langsung makin liar untuk melepaskan tangannya dari tubuhku... segala hal ku lakukan dari mencubitnya, menginjak kakinya, dsbg
tapi sepertinya si kutil ini sudah menerawang bakal di injek makanya.. dia pake sepatu yang kebesaran biar pas di injek ambles ga kena jarinya
jadi kesel kan..
"hinata..." ucapnya lagi
apa sih? ambigu banget manggil manggil gitu.. posisinya apalagi ambigu banget.. ku jamin itu sopirnya merasa terganggu oleh hawa hawa ke ambiguan
aku melihat sosok iblis dari pantulan kaca.. yang kelihatan karena aku goyang goyang...
beneran.. shion?
wah MATENG AKU MATENG! DIMASAK HIDUP HIDUP INI
"sh--shiion..?" suaraku gemetaran
"ya jelek...."
kok jadi pengin nampol
"lepaskan.. ini ambigu sekali, kasihan pak supirnya"
bukannya di lepas malah makin erat pelukannya, shion menarik ku kebelakang untuk menjauh dari taksi itu dan tidak lupa dengan koperku
"mmnn.." guman shion
apa sih? ni anak makin tua makin sinting..
"apa maumu?" tanya ku langsung jleb
"aku mau kamu"
APA SIH? DAH GILA NI BOCAH
"hah? lepaskan dulu..." sekali lagi aku mencoba untuk menjauhkan tangannya dari lingkar pinggaku.. tapi gagal.. akhirnya ini cara terakhirku.. aku mengematkan jari ku di jari jemarinya.. dan menggenggamnya dengan erat sampai mau putus..
"lepaskan pelukanmu shion.. hah.. " aku mencoba melepaskan lagi dan akhirnya berhasil juga setelah berada di posisi keambiguan selama kurang lebih 15 menit
"ikut aku" shion langsung menyeretku dan koperku.. aku berdoa semoga shion masih ada hati nurani nya setelah di tinggal oleh ku dengan keadaan 'PUTUS' dan putus kontak dengan ku selama 4 tahun ditambah kedua orang tua serta adikku yang mempersulit shion mendapatkan akses tentang ku...
suer kenapa sih penyesalan itu selalu datang terakhir? aku menyesal banget paling ngak kalo masih kontak kontakan dia masih ada hati nurani untuk membiarkan ku hidup, ini kan kalo gak.. bisa bisa aku dibawa ke laut trus di tenggelamkan dengan sengaja trus mati? OH NO!
aku langsung di dorong masuk ke tempat duduk di mobil bagian depan [lupa e namanya] dan langsung di pake kan seatbelt, setelah itu kopernya langsung di buang ke bagasi mobil, dia sendiri langsung lari dan duduk di tempat mengemudi
"shion... kita mau kemana?" tanya ku agak takut.. ga lucu sih kalo tiba tiba di bawa ketempat yang memungkin kan untuk percobaan pembunuhan karena di sakiti hatinya
"pantai"
"pantai apa?"
"minna"
tubuhku menegang dan mulai keringet dingin bercucuran.. pantai = perbatasan laut dan daratan = tempat rekreasi yang indah tapi sepi = proses pembunuhan = skenario tidak sengaja tercemplung = meminta bantuan sekitar padahal niat membunuh = mati tenggelam
imajinasi liarku mulai menggbarkan segala skenario yang tidak jelas dan membuatku makin tegang
shion yang menyadari ketegangan ku tertawa pelan lalu berkata "kau tidak perlu memikirkan yang aneh aneh, tenang saja"
mana ada tenang? TENANG AJA? j@ncuk! potong pala bebek kalo aku bisa tenang dalam waktu 3 menit dari sekarang...
jariku bertautan.. menunggu waktunya di panggang oleh shion
tiba tiba tangan panjang shion menyentuh kepalaku dan mengelus nya berkali kali sesekali mengacak ngacak rambutku... aku langsung menangkap tangannya oleh mataku aku melihat masih ada cincin yang kuberikan 4 tahun yang lalu bertengger dengan manis di jari nya yang indah
mata dan hatiku menghangat.. dia tidak mengejar wanita lain kan? pikiran setan ini entah kenapa muncul disaat yang tidak pernah tepat...
"shion"
"hmm?" balasnya
"kau sudah tunangan?" tanya ku
ini nih yang aku benci sampe sekarang.. disaat shion melihatku dengan tatapan seakan akan aku orang terbodoh yang pernah hidup di muka bumi ini dan menanyakan pertanyaan yang paling bodoh juga seantero dunia
"kau... bodoh ya?" makinya
"en.. jangan lupa undang aku ya"
kali ini dia terlihat agak geram.. apa aku salah?
".... bodoh banget sih kamu? aku heran... selama ini kamu jauh di ujung dunia EQ kamu kok makin rendah" shion melanjut makiannya sambil berkendara
sepertinya dulu aku selalu memakinya seperti ini tapi sekarang jadi kebalikan? waw.. dia sudah berubah seperti power ranger aku terkejut terheran heran
"bagaimana dengan akane dan yusuke?" tanya ku..
shion tidak menjawab tapi wajahnya menjawab segalanya, ya wajahnya menggambarkan 'bisa tidak tutup mulutmu'
aku kan hanya ingin tau bagaimana keadaan teman teman ku sekarang.. aku belum puas soalnya belum bisa menjambak rambut taiga karena kejadian 4 tahun yang lalu.... kejadian yang membekas sekali di empeduku
"shion...." panggil ku lagi
"mau mati ya?"
ini nih, INI NIH! ngajak ribut ni bocah sinting
"dengar dulu, jangan sinis" ucapku sambil melihat wajahnya "kita sudah putuskan?"
aku melihat shion langsung tegang dan matanya mengeluarkan aura aura mematikan bukan main
duh aku bodoh banget ,bodoh banget , aaaahhh bodoh banget kenapa sih aku mesti nanya hal bodoh seperti itu.. why? why? padahal aku lulusan terbaik dengan IPK yang sempurna kenapa jadi bodoh begini? ADUHHHH
shion tidak menjawab sama sekali, lebih tepatnya dia tidak sudi menjawabnya
"... apa kamu mau jadi pacarku lagi?" ucapku dengan suara yang super amat PELAN bahkan menurutku yang bisa mendengar suara ku hanya semut saja..
shion menoleh kearahku tapi dia tetap diam lalu kembali lagi melihat ke arah jalan
"TUTUP MULUTMU!" ucapnya dengan suara yang dalam, ketus dan dingin membuat aku mendadak merinding sendiri..
aku pada akhirnya menutup mulutku rapat rapat dan membuang pandangan ku ke luar jendela menikmati pemandangan sebelum di masak matang matang oleh shion, tidak lupa mencoba mengulangi 101 mantra yang harus nanti ku katakan pada Shion sambil mengeluarkan cincin dan berlutut untuk ke 2 kalinya , mantranya '... aku mencintaimu, mau kah kau menikahi ku?'
jangan sampai MESS UP![berantakan!] berjuanglah hinata! kau pasti bisa! ingat usaha tidak menghianati hasil.. SEMANGAT!! JIA YO!!