Setelah kami berdua bersepeda dari perguruan, kami akhirnya sampai di rumah. Rena dan aku berada di ruang tamu ,yang dimana saat ini aku sedang mencari ibu ku untuk memberitahukan bahwa aku telah pulang, serta memberitahu bahwa Rena dan Luqman akan mampir ke rumah ini.
"Aku pulang, ibu," [Pratama]
panggilku.
"Ibu..?" [Pratama]
"Apa mungkin ibumu sedang keluar?" [Rena]
Ujar rena sambil bertanya padaku
"Hmm kurasa sih gak ,Biasanya ibuku selalu di rumah jam segini" [Pratama]
"Mungkin dia ada di belakang dan tidak mendengarmu?" [Rena]
"Ku pikir juga begitu. Aku akan ke belakang dan memanggilnya sebentar. Bisa tunggu di sini sebentar, Rena? [Rena]
Akupun meminta rena untuk menunggu sebentar disini ,sembari aku memanggil ibuku di belakang
"Tentu saja, tidak masalah," [Rena]
jawab Rena.
"Oke, aku tinggal sebentar ya," [Pratama]
kataku sebelum berjalan menuju belakang dan mencari ibuku. kemudian Aku pun langsung menuju belakang dan mencari ibu ku. aku pikir mungkin ibu sedang sibuk di belakang ,jadi dia tidak mendengar ku tadi.
-----------------------------------
*Sudut pandang ibu pratama
"Aduh, capek sekali berbelanja sendirian untuk keperluan keluarga. Biasanya Pratama selalu membantu mengangkat belanjaan, tapi sayangnya anak itu sedang mengikuti ujian pagi dengan buru-buru," keluh ibu Pratama.
Ku harap anak ku tidak ceroboh saat berangkat tadi ,mengingat dia berangkat dengan tergesa-gesa.
""Hmm, bukan kah ini sepeda anakku? Apa dia sudah selesai ujiannya ya?" [Ibu Pramata]
pikir ku sambil memasuki rumah. Namun, begitu aku masuk ,aku melihat seorang perempuan cantik berada di rumahku.
"....?" [Ibu Pratama]
"Aa..." [Rena]
"Kamu ini...,siapa yah?" [Ibu Pratama]
tanyaku langsung sambil merasa bingung
Seorang perempuan cantik berada di dalam rumah ku? ini benar-benar hal yang langka ,aku tidak ingat pernah mengundang perempuan muda secantik ini ke sini .suami ku juga tidak mungkin mengundang perempuan cantik ke rumah karena dia saat ini sedang berkerja di luar kota. melihat dari wajah dan usianya ,kurasa dia seusia dengan pratama .Apakah mungkin Pratama yang mengundang perempuan ini ke rumah? Namun ,sepertinya itu tidak mungkin. Karena yang ku ketahui anak ku itu memiliki sifat yang selalu fokus pada pembelajaran dan terkadang dia juga memiliki sikap yang cuek kepada orang lain ,dan itu juga yang membuatnya memiliki sedikit teman.
"Perkenalkan, nama saya Rena. Saya adalah teman Pratama di perguruan." [Rena]
Rena pun dengan cepat memperkenalkan dirinya
"Oh, jadi kamu adalah teman anakku, Pratama?" [Ibu Pratama]
"I-iya" [Rena]
"Ini benar-benar sedikit mengejutkan bagiku" [Ibu Pratama]
"Mengejutkan?" [Rena]
Ujar rena sambil bingung dengan sedikit memiringkan kepalanya
"Iya, maksudku dia jarang-jarang mengundang temannya ke rumah, apalagi mengundang perempuan cantik seperti kamu." [Ibu Pratama]
Kataku sambil memuji paras wajah cantinya itu
"Oh, terima kasih." [Rena]
Mendengar apa yang dia dengar barusan ,membuat rena sedikit malu-malu
""Tidak usah malu-malu seperti itu. Kamu memang sangat cantik kok. Dan juga ngomong-ngomng dimana pratama saat ini? Berani-beraninya dia meninggalkanmu di sini sendirian." [Ibu Pratama]
Sambil merasa sedikit kesal ,aku pun menanyakan keberadaan anak ku saat ini
"Oh, dia sedang mencari Anda di belakang karena dia pikir Anda tidak mendengarnya saat dia pulang tadi." [Rena]
Rena pun tanpa menunggu lama menanggapi pertanyaan ku
"Begitu ,Jadi, dia mengira aku ada di belakang sana dan tidak mendengar ya? aku mengerti." [Ibu Pratama]
Disini aku pun sudah mengerti situasunya
"Hei, Pratama! Ibu ada di depan bersama Rena! Cepatlah kesini buruan!"
Pada akhirnya, aku memutuskan untuk memanggilnya kesini dengan segera. Sambil menunggu Pratama datang, kami berdua pun melanjutkan obrolan kami.
---------------------------
Sudut pandang pratama
Tidak ada. Ibuku tidak ada di belakang sini. Apa mungkin dia berada di kamarnya ya? Baiklah, kuputuskan untuk mencarinya ke kamarnya.
"Ibu..?" [Pratama]
Hmm dia juga tidak ada di kamarnya. Apa mungkin ibuku benar-benar tidak ada di rumah dan pergi ke luar? [Pratama]
"Baiklah kalo begitu, karena aku tidak tahu ibu ku berada, mungkin lebih baik aku segera menemui rena di ruang tamu. Tidak enak meninggalkan dia sendiri di sana"
Aku pun memutuskan untuk kembali ke ruang tamu secepat mungkin, tetapi tepat saat aku hendak melangkah ke sana, suara ibu ku terdengar cukup keras memanggilku.
"Hei, Pratama! Ibu ada di depan bersama Rena! Cepatlah kesini buruan!" [Ibu Pratama]
""Hmm, suara itu bukankah suara ibu? Apa dia berada di ruang tamu?" [Pratama]
Jadi, ibuku benar-benar habis pergi dari luar ya? Dan sepertinya ibu ku sudah bertemu dengan rena di ruang tamu. Baiklah aku harus segera ke sana.
"Ya baiklah aku akan segera ke sana!" [Pratama]
Aku pun menjawab apa yang ibu ku katakan pada ku.
Selang beberapa menit kemudian, saya berjalan menuju ruang tamu dan melihat Rena dan ibu saya sedang berbincang asik di sana. Seperti yang saya duga, ibu saya memang pandai dalam meramaikan suasana saat berbicara.
"Aku mencari ibu kemana-mana sejak tadi, bu. Sudah kembali dari luar?" [Pratama]
Aku mencoba sedikit mengeluh tentang ibuku yang pergi tanpa meninggalkan pesan. Tetapi entah kenapa tiba-tiba matanya langsung meruncing tajam mengarah kepadaku. Ada apa? apa aku salah dalam berbicara? Mengapa ibuku tiba-tiba marah padaku? Apa aku telah berbuat kesalahan? Kepala ku mulai dipenuhi dengan sebuah pertanyaan-pertanyaan.
Beberapa detik kemudian, ibuku mendekatiku dengan wajah yang marah.
"Kamu ini yah!" [Ibu Pratama]
Daakkk!!!
tiba-tiba saja ibuku memukul kepala ku.
"Aduh! Kenapa ibu tiba-tiba memukulku?" [Pratama]
aku mengeluh sambil memegangi kepalaku yang sakit.
"Sudah ibu bilang bukan tadi pagi untuk berhati-hati dalam bersepeda. ibu sudah mendengar dari Rena bahwa kamu hampir menabraknya!" [Ibu Pratama]
"Iya, tapi aku sudah meminta maaf tadi." [Pratama]
"Ibu tahu, tapi tetap saja ini semua salahmu karena terlalu ceroboh dan terburu-buru saat bersepeda kan! Bagaimana jika tadi pagi kamu benar-benar menabraknya?! Apa kamu mau bertanggung jawab?!" [Ibu Pratama]
Ujar ibu ku sambil memarahi ku disini
"Aku pasti akan bertanggung jawab jika benar-benar menabraknya. Aku sudah berusaha keras untuk menghindarinya loh sampai-sampai aku mengorbankan diriku sendiri agar tidak menabrak rena. Nih coba ibu lihat kalo tidak percaya" [Pratama]
Aku pun menunjukan luka-luka yang ku dapatkan sebelumnya dari insiden tadi pagi
"Hmm cuma luka kecil saja kamu sudah mengeluh begitu" [Ibu Pratama]
Ujar ibuku sambil sedikit mengejek kepadaku
"Tapi ini sakit tahu!" [Pratama]
Sambil merasa sedikit kesal aku pun menjawab ejekan ibuku itu
"Ya makanya hati-hati lain kali!" [Ibu Pratama]
"Iya-ya baiklah, aku paham" [Pratama]
Tidak ku sangka ibu ku malah lebih Mengkhawatirkan rena ketimbang diriku ini. Ya memang sih dari sudut pandang lain itu adalah salahku tapi tetap saja aku juga salah satu korbannya disini. Tetapi yah tidak ada gunanya juga mengeluh tentang luka kecil seperti ini ,toh mungkin ibu ku malah akan mengejek ku kembali jika aku mengeluh seperti ini di depannya.
"Ngomong-ngomong tidak biasanya kamu mengajak seseorang kesini? Terlebih yang kamu ajak itu adalah perempuan cantik seperti rena lagi. Memang ada apa sebenarnya?"
Setelah memarahi ku tadi ,tanpa basa-basi ibu ku langsung mengubah topik. Dan mulai bertanya tentang kenapa rena bisa berada disini
"Begini ceritanya, Luqman mengajukan ide secara tiba-tiba untuk mampir ke rumah setelah ujian selesai. Dia dan Rena ingin bermain ke rumah ini. Itulah sebabnya Rena berada di sini sekarang," [Pratama]
Ucapku sambil menjelaskan pada Ibuku
"Oh, jadi di mana Luqman sekarang? Apakah dia sudah datang?" [Ibu Pratama]
ibuku bertanya sambil memandangi sekeliling ruangan.
"Dia belum sampai sini, katanya dia akan menyusul nanti " [Pratama]
Ucapku sambil reflek ikut melihat sekitar
Ring!!Ring!!Ring!!
Tiba-tiba, telepon genggamku berdering. Siapa yang mengirim pesan padaku?
Aku pun langsung mengecek ponsel ku.
Ini dari luqman. ada apa dia mengirim pesan padaku? apa dia akan berkata bahwa dia akan terlambat datang kemari?yah dari pada penasaran dan menebak-nebak lebih baik ku baca saja.
'Yo, Pratama. Aku tahu kau sedang bertanya-tanya kenapa aku belum datang. Maaf, aku ada keperluan mendadak dengan keluargaku. Jadi, aku tidak bisa datang dan sampaikan salamku pada Rena, ya.'
Hmm jadi si luqman tidak bisa kesini karena ada keperluan keluarga yah?ya baiklah aku mengerti.....tapi enak saja kau pikir aku akan memaklumi mu dan memaafkan mu. setelah kau yang mengusulkan untuk pergi ke rumah ku tapi kau malah tidak bisa datang kemari!!
Ring!!Ring!!Ring!!
Hmm?!kali ini ada pesan kedua yang dikirim oleh si luqman.
'*note dan juga silahkan nikmati waktu kalian berdua disana.bagaimana pun aku selalu mendukungmu XD'
....
Aku pun diam membatu melihat layar ponsel ku, setelah beberapa detik kemudian aku bisa merasakan ulat nadi di kepalaku seperti akan muncul disana.
"Jadi apa pesan tadi dari luqman? dimana dia sekarang? apa dia akan segera kemari?jika iya maka akan ibu akan siapkan juga minuman buatnya" [Ibu Pratama]
"Haa...aku rasa ibu tidak perlu melakukan itu karena sepertinya si kampret luqman tidak bisa datang kemari" [Pratama]
Jelasku sambil merasakan kesal terhadap luqman
"Kenapa?" [Ibu Pratama]
Ibu ku pun bertanya
"Sepertinya dia ada urusan dengan keluarganya hari ini. haa...setelah dia mengusulkan ide untuk datang kemari tapi dia sendiri yang membatalkan untuk datang" [Pratama]
Sial dia seenaknya saja memutuskan untuk tidak hadir kesini ,jika dari awal dia tidak bisa kemari kenapa juga harus mengusulkan untuk kemari?!! Awas saja kau luqman ,jika kita bertemu di perguruan besok akan ku ceramahi kau satu jam non stop tanpa henti!
Haa...tapi ngomong-ngomong apa yang aku harus katakan kan yah pada rena? tidak mungkin kan aku bilang 'maaf rena sepertinya si luqman tidak bisa kemari jadi kau bisa pulang sekarang' dan aku yakin setelah mengatakan itu kemungkinan ibu ku pasti akan memukulku kembali jika dia mendengar itu.
Tapi saat aku melihat ke arah ibuku, sekilas aku melihat dia sedang sedikit tersenyum disana
Eh? ada apa? kenapa ibuku tiba-tiba tersenyum? ini sungguh aneh. mungkin lebih baik aku tanyakan saja alasannya.
"Hei ibu? mengapa tersenyum seperti itu? apa ada sesuatu yang lucu?" [Pratama]
Ucapku sambil merasa keheranan
"Hmm, tidak ada yang lucu. Kamu tidak perlu cemas seperti itu. Oh ya, sepertinya ibu lupa membeli beberapa barang saat pergi tadi.. Hei Rena, bisakah kamu membantu tante membeli sesuatu di supermarket?" [Ibu Pratama]
kata ibuku sambil merayu rena
"A..iya, tidak masalah. Apa yang ingin Anda beli di supermarket?" [Rena]
tanya Rena dengan sedikit kaget
"Ah, sepertinya Aku lupa membeli beberapa barang untuk kebutuhan keluarga tadi. kamu tidak apa-apa kan, jika tante suruh pergi kesana untuk membelikannya?" [Ibu Pratama]
"Tentu saja, aku pikir tidak masalah tapi Maafkan aku Tante, aku tidak begitu mengenal daerah ini" [Rena]
"Oh, jangan khawatir. Pratama akan menemanimu dan membantumu, kan Pratama?" [Ibu Pratama]
"Hah? kenapa aku? bukankah lebih baik jika ibu dan rena saja yang per..g....Aduh!!" [Pratama]
tetapi saat aku hendak menyelesaikan kalimatku, tiba-tiba kakiku diinjak dengan sangat keras oleh ibuku.
sial apa-apa sih tiba-tiba menginjak kaki ku begitu saja.
"Akan ibu ulangi lagi ,Apakah kamu mau membantu ibumu dan Rena membeli kebutuhan yang kelupaan tadi?" [Ibu Pratama]
Aww-aww aduh, kali ini ibu ku menginjak kaki ku menjadi lebih keras lagi setelah menanyakan kembali pertanyaannya kepadaku. dan juga kali ini entah kenapa raut wajahnya seperti mengancamku walaupun nada yang dibicarakan ibu ku tadi terasa biasa saja.
"Kamu mau membantu ibumu bukan? PRATAMA?" [Ibu Pratama]
Gekh sial ibu ku sekali lagi mencoba mengancam ku didalam kalimatnya tadi. Haa..apa boleh buat jika aku terus diam saja sepertinya ibu ku akan terus mencoba mengancam ku kembali.
"Haa....iya-iya baiklah" [Pratama]
aku pun menjawab dengan enggan.
"Nah gitu donk sebagai anak kamu harus patuh pada ibu mu, dan juga Ini daftar belanjaannya dan pastikan kamu tidak lupa membeli semuanya" [Ibu Pratama]
ibuku memberikan selembar kertas
Sebuah selembar kertas bertuliskan daftar belanjaan diserahkan padaku. seketika itu juga aku langsung mencoba melihat apa saja yang akan kita beli di supermarket nanti.
"Juga ini uangnya .Dan juga terima kasih Rena karena sudah membantu Tante padahal kamu baru saja datang," [Ibu Pratma]
kata ibuku dengan senyum manis.
"Itu tidak masalah sama sekali. Aku senang jika bisa membantu Tante disini" [Rena]
jawab Rena dengan nada sopan
"Wah kamu sudah cantik baik hati lagi, Tante sangat terbantu sekali nih. Dan juga jangan sia-sia kan gadis seperti ini ngerti kamu pratama!" [Ibu Pratama]
"Hah? Kenapa tiba-tiba bilang begitu kepada ku?" [Pratama]
"Haa...sejak dulu ibu mu penasaran kamu ini sebenarnya pintar tapi bodoh sih"
"....?"
"Ya sudah, tidak usah terus memikirkannya. Sekarang pergi dan belilah semua yang ada di daftar," [Ibu Pratama]
Ibuku pun mendorong kami berdua keluar secara bersama dan mengusir kami dari rumah.
"ingat yah jangan sampai barangnya ada kelupaan sedikit pun"
Sambil mengingatkan kembali terhadap barang yang akan kita beli ibu ku pun melambaikan tangannya kepada kita berdua.
"Haa...iya-iya. kami berangkat dulu" [Pratama]
pamitku dan kami berdua pun mulai berjalan ke supermarket.
"" .
"Hei, Pratama, apakah kita akan menggunakan sepedamu lagi?" [Rena]
tanya Rena saat kami berjalan melewati pagar rumah kami.
Hmm itu benar apakah aku harus menggunakan kembali sepedaku yah untuk pergi ke sana?tapi mengingat daftar belanjaan tadi yang diberikan padaku, kupikir lebih baik kita jalan kaki saja.
"Mungkin lebih baik kita jalan kaki saja. Sepertinya akan lebih mudah membawa barang belanjaan nanti, kamu tidak masalahkan?" [Pratama]
kataku sambil bertanya kepada rena
"Hm gak masalah sih buatku. ku pikir memang lebih baik kita jalan kaki saja, karena mungkin akan lebih efisien dalam membawa barang yang kita beli nanti" [Rena]
"Begitu yah, Maaf yah merepotkan padahal kau datang kesini untuk bertamu" [Pratama]
"Seperti yang ku bilang tadi tidak usah dpikirkan, aku senang jika bisa membantu ibu mu" [Rena]
Biasanya jika itu orang lain atau siapa pun pasti akan marah ataupun mengomel saat mereka yang berniat untuk bertamu malah disuruh membantu pemilik rumah dengan permintaan yang kurang jelas seperti ini.tapi rena benar-benar berbeda dia mau membantu ibu ku walaupun permintaannya yang aneh begitu.