Chereads / Awal Kisah Cinta Ku / Chapter 2 - Chapter 2 - Teman Lama

Chapter 2 - Chapter 2 - Teman Lama

Haa...haa..haa.. Akhirnya aku berhasil sampai di perguruan IAS ini bersama Rena. Meski waktu yang tersisa sangat mepet dan lonceng di perguruan hampir berbunyi. kami berhasil tiba Setelah aku berjuang keras mengayuh sepeda ku. Sayangnya, begitu tiba disini, aku sudah hampir kehabisan nafas dan kelelahan meskipun ujian belum dimulai.

"Hei pratama ,apakah kamu baik-baik saja?" [Rena]

Dia pun menghampiriku dan bertanya padaku apakah aku baik-baik saja atau tidak dengan wajah yang sedikit cemas.

"Haa..haa..tidak apa-apa. Aku hanya butuh istirahat sebentar dan mengambil nafas," [Pratama]

Jawabku sambil terengah-engah dalam bernafas

"Kamu terlihat pucat dan berkeringat banyak banget gitu, apakah kamu yakin benar-benar baik-baik saja?" [Rena]

Rena pun sekali lagi mengkhawatirkan ku , dengan wajah yang lebih khawatir dibanding sebelumnya

"Haa...haa..tenang saja, aku cukup yakin bahwa diriku baik-baik saja," [Pratama]

kataku sambil berusaha tersenyum.

"Dari mananya coba yang kamu katakan baik-baik saja? Wajahmu pucat dan napasmu saja terengah-engah. Nih, ku beri kamu air minumku," [Rena]

tawar Rena.

"Ah ya terima kasih" [Pratama]

Rena memberiku sebotol air minum dari tasnya.

Duh aku sampai di khawatirkan begini membuatku terlihat seperti pria yang lemah saja. padahal aku hanya butuh istirahat sebentar dan mengambil nafas saja .tapi ya ,karena rena sudah repot-repot mengeluarkan botol air minum ini dari tasnya. aku jadi merasa tidak enak untuk menolaknya. plus juga disisi lain ,sebenarnya jujur aku merasa haus setelah mengayuh sepedaku sekuat tenaga tadi.

"Bagaimana? apa kamu masih merasa capek?" [Rena]

Tanya rena

"Gak, ini jauh lebih baik daripada sebelumnya. Aku jadi merasa bersemangat lagi," [Pratama]

jawabku, sambil mencoba mengerakan seluruh tubuhku

"Yah, syukurlah kalau begitu," [Rena]

"Tapi ngomong-ngomong, apa gak masalah aku meminumnya?" [Pratama]

"Ya tidak apa-apa. lagian juga sepertinya kamu lebih butuh dari pada aku disini ,jadi lebih baik ku berikan saja padamu" [Rena]

"Oh Begitu? dan Terima kasih yah" [Pratama]

Sambil mengucapakan terima kasih kepada rena karena air lemon ini aku pun tersenyum ,Plus disisi lain dia juga menjawab terima kasih ku dengan senyumannya. yang mana mengartikan bahwa dia tidak masalah tentang itu .Sungguh dia ini benar-benar orang yang baik sekali.mungkin jika dia sudah beberapa bulan belajar disini semua laki-laki pasti bakal mengejarnya nanti.

"Tapi ngomong-ngomong, jurusan apa yang akan kau ikuti di sini, Rena?" [Praatama]

tanyaku ,sambil sedikit penasaran dengan jurusan apa yang mau rena ambil disini

"Eh? Ya, kalau itu aku tidak bisa memberitahumu," [Rena]

Ujar Rena sambil mencoba berusaha membuang muka padaku

"Apa kau malu pada jurusan yang akan kau ikuti sampai kau merahasiakannya? [Pratama]

tanyaku Sambil penasaran

"Bukan begitu tapi..." [Rena]

"Yah, baiklah tidak masalah jika kau tidak mau memberi tahu jurusanmu. Yang penting, semoga beruntung ya di ujianmu nanti," [Pratama]

Aku pun tersenyum dan mendoakan rena agar bisa lolos dengan mudah di ujian perguruan ini.

Tepat pada saat aku mendoakan Rena agar ia bisa lolos dengan mudah di ujian, aku melihat seseorang mendekat ke arah kami. Sosok itu terlihat sedikit familiar dengan diriku. Lalu sosok bayangan itu pun akhirnya mendekat dan langsung menyapaku dengan nada yang energik.

"Hei, bukankah kau Indra?! Teman satu kelas ku dulu di sekolah?"

'...?' [Pratama]

"Ini aku ,apa kau tidak ingat dengan wajah teman mu dulu?"

"Hmm.....Kau kan kalau tidak salah luqman benar bukan?apa yang sedang kau lakukan disini?"

Sosok bayangan yang energik tersebut adalah salah satu teman ku di sekolah dulu. aku penasaran apa yang sedang dilakukannya di sana, apakah dia juga mendaftar di sini?

'Ya, sama seperti kau, aku juga mendaftar di sini dan akan mengikuti ujian masuknya. Dan siapa dia? Apa dia pacarmu?' [Lugman]

"Oh ya, perkenalkan ini Rena, dia juga salah satu orang yang mendaftar di sini." [Pratama]

"Halo, aku Rena Ariestia. Senang berkenalan denganmu." [Rena]

"Aku Luqman Hermawan, panggil saja Luqman. Dan apakah kau pacar Indra disini?" [Lugman]

"'Bukan, aku hanya teman yang baru dikenal beberapa waktu yang lalu" [Rena]

"'Oh, teman ya? Kasihan kau Indra ,hanya dianggap teman saja" [Lugman]

"Hah? Kenapa tiba-tiba malah kau mengasihani aku? Orang sejak awal saja kita tidak ada hubungan." [Pratama]

"Ya ya terserahmu saja lah, turut prihatin aku" [Lugman]

Saat bertemu dengan Luqman, teman lama ku yang sudah lama tidak bertemu, malah membuat aku menjadi kesal padanya. Dia masih saja seenaknya berbicara dan tidak mendengarkan orang lain.

"Oh ya, ngomong-ngomong, wajah Rena terlihat tidak asing bagiku. Wajahnya sepertinya aku kenal di mana gitu?" [Lugman]

"Hah? Apa kau mengigau? Orang kau saja baru ketemu dengan Rena hari ini, gila" [Pratama]

ujar ku sambil merasa sedikit kesal kepada lugman

"'Ya, aku tahu itu ndra ,tapi wajahnya mirip seperti seseorang yang sering kulihat, tau!"

"Memangnya kau lihatnya dimana?" [Pratama]

"Jika aku ingat, aku gak akan banyak ngomong begini, ngerti?" [Lugman]

Geh si lugman ini ,benar-benar mulai membuatku kesal padanya

"Terserah kau saja lah, dan cukup hentikan itu! Kau membuatnya tidak nyaman, tau!" [Pratama]

"Baiklah-baiklah, aku tidak akan berbicara lagi." [Lugman]

Hah... akhirnya si Luqman ini berhenti berbicara juga, sial omongannya sudah kuduga masih seenaknya saja. dia masih saja suka berbicara kesana dan kemari yang mana kadang itu membuatku kesal padanya

"Aku minta maaf ya jika mengganggumu tadi." [Lugman]

"Y-ya tidak apa-apa, mungkin saja kau hanya salah ingat wajahku saja dengan orang lain" [Rena]

"Ya, mungkin begitu, tapi aku benar-benar yakin bahwa pernah melihat di mana gi...tu.." [Lugman]

Ting!!!Ting!!!Ting!!

"Baik, sudah cukup sesi bertanya dan mengingat-ingatnya. Loncengnya sudah berbunyi, waktunya kita untuk mengikuti ujiannya!" [Pratama]

Saat Luqman hendak ingin menyelesaikan kalimatnya, bunyi lonceng terdengar keras sampai di parkiran. Sepertinya ini telah menunjukkan waktu pukul 07.15 di mana ujian akan dimulai.

"Ya baiklah kau benar" [Lugman]

Setelah mendengar bunyi keras lonceng pertanda masuk, kami bertiga segera menuju bangunan perguruan IAS yang memiliki desain klasik dan beberapa lantai disana. kemudian ketika kami sampai di pintu masuk, aku merasa bahwa orang-orang di sekitar kami terus melihat ke arah kami sejak tadi.

"Tuh kan, sudah kubilang bahwa aku pernah melihatnya dan merasakan hal yang beginian juga" [Lugman]

"Sudah kubilang diam, tidak usah dibahas lagi. Kau membuat Rena menjadi tambah tidak nyaman, ngerti?" [Pratama]

"Ya ya baiklah" [Lugman]

Namun, apa yang diomongkan oleh Luqman sedikit benar juga. Karena aku dan Luqman sudah beberapa kali pergi bersama ke sebuah toko game dan tidak pernah kami dilihat seextreme ini saat kami pergi keluar. Aku juga sempat mendengarkan sedikit pembicaraan mereka saat berjalan kemari. Mereka mengatakan seperti 'hei, kenapa mereka bisa bersama dengan orang itu?' atau 'bagaimana orang itu bisa berangkat bersama-sama dengan mereka?' Kurang lebih seperti itu yang bisa kudengarkan dari mereka saat kami berjalan tadi. Namun, aku tidak akan mendengarkan apa yang mereka katakan tadi karena mungkin yang mereka maksud adalah orang lain. Saat kami berjalan tadi, ada banyak orang yang menuju ke bangunan ini, jadi tidak mungkin kami bertiga yang mereka bicarakan.

"Baik, kita bertiga telah sampai di aula utama ,jadi ruangan mana yang akan kalian berdua ikuti? Kalau aku ruangan yang disana itu." [Pratama]

Aku berbicara sambil menunjuk ke arah kanan ruangan yang berada tepat di kanan ku

"Kalau aku ruangan yang diujung itu." [Rena]

Rena pun ikut menunjuk ruangan yang akan dia ikuti ,disini dia menunjuk ruangan sebelah kiri paling ujung

"Oi, Ndra, ruangan kita sama. Jangan-jangan kau mengambil jurusan Psikologi juga ya?" [Lugman]

"Iya, dan jangan bilang kau mau mengambil jurusan yang sama denganku?" [Pratama]

"Haha, sayang sekali seperti kita harus satu kelas lagi untuk kedepannya mungkin" [Lugman]

Dengan senyum energik dan menunjukkan pose peace-nya kepadaku, dia sepertinya sedang menyombongkan dirinya.

"Kalian berdua sepertinya akrab yah?" [Rena]

"Hehe, tentu saja. Aku dan Indra kan satu sekolahan dulu" [Lugman]

""Kau ini, apa selalu seenergik itu? Dan juga, sudah ayo kita ke ruangan masing-masing." [Pratama]

"Oke" [Lugman]

"Oke baiklah" [Rena]

Mereka berdua pun kompak menjawab apa yang aku bicarakan

Setelah semua itu, aku dan Luqman duduk di sebuah ruangan besar dengan tempat duduk yang dirancang berjajar naik turun dan digunakan untuk ujian. Terdapat juga banyak orang yang mengikuti ujian masuk di perguruan ini, itu terlihat dari banyaknya kursi yang diduduki oleh orang-orang dan membuat ruangan ini jadi terlihat penuh.

"Oi, Ndra, apa kau dan Rena benar-benar gak ada hubungan sama sekali?" [Lugman]

"Hah? Memangnya kenapa? Kan sudah kubilang bahwa kami ini gak ada hubungan sama sekali. Orang kami saja baru ketemu" [Pratama]

"Ya, aku tau. Tapi kupikir kalian terlihat cocok di mataku" [Lugman]

"Tidak usah mengada-ada seperti itu. Mana mungkin aku cocok dengan rena" [Pratama]

"Kupikir cocok-cocok saja sih" [Lugman]

"Ya ya terserah kau sajalah" [Pratama]

Beberapa menit kemudian, dua penguji masuk ke ruangan ujian kami. Mereka tampak profesional dari pakaian yang mereka kenakan dan cara masuknya. Salah satu dari penguji tersebut menjelaskan peraturan ujian sementara yang lainnya membagikan soal ujian kepada kami. Beberapa detik kemudian, penguji yang menyiapkan soal membagikannya ke orang yang duduk di depan dan menyuruh mereka untuk membagikan ke belakang. Kertas soal pun sampai kepada kami.

"Baik, apakah kamu sudah menerima amplop itu?" tanya salah satu penguji.

"Ya!!"

Kami pun serentak menjawab pertanyaaan dari salah satu penguji yang akan menjelaskan ujian ini.

"Pertama-tama, kami akan menjelaskan peraturan dalam mengikuti ujian ini. Pertama, peserta dilarang mencontek jawaban atau membantu orang lain dalam ujian. Jika ada peserta yang ketahuan, kami akan langsung mengeluarkannya. Kedua, peserta harus menggunakan peralatan tulis milik perguruan ini untuk mengurangi kecurangan. Ketiga, peserta yang memiliki alat komunikasi harus menyerahkannya sementara kepada penguji ujian. Jika peserta berbohong atau menyembunyikan alat komunikasi, kami akan langsung mengeluarkannya. Keempat, peserta akan terus diawasi dari berbagai tempat selama ujian berlangsung, bukan hanya oleh kami berdua." [Pengawas]

"A-apa bukankah itu sudah berlebihan untuk ujian masuk biasa?" protes salah satu peserta.

"Iya, benar. Kenapa ujian ini sangat berlebihan? Bukankah ini hanya ujian masuk biasa?" tambah peserta lain.

Suara dari beberapa peserta ujian pun memberikan komentar keberatan kepada peraturan yang berlebihan ini ,mungkin mereka merasa bahwa ujian ini benar-benar sudah berlebihan.

"Kami belum selesai menjelaskan peraturan tadi. Namun, jika kalian masih ingin memprotes peraturan ujian masuk ini, kami tidak mempermasalahkannya. Peraturan kelima, semua peserta dilarang memprotes peraturan yang sudah dijelaskan. Jika ada salah satu atau semua peserta masih memprotes, maka semua peserta akan dinyatakan gagal dalam ujian ini," jelas salah satu penguji.

"...."

".."

Peserta ujian yang tadinya protes tentang peraturan ujian ,kini tiba-tiba menjadi diam membisu ,ya itu wajar sih mengingat peraturan ke 5 yang baru di sebutkan tadi membuat mereka berpikir untuk lebih baik diam saja dan mengikuti peraturan yang ada.

"Oi Ndra, bukankah ujian ini sedikit berlebihan untuk ujian masuk?" [Lugman]

tanya lugman kepadaku

"Iya, mungkin kamu benar. Namun, itu masih masuk akal karena perguruan IAS ini adalah perguruan yang paling terkenal di kota ini" [Pratama]

aku pun menjawab pertanyaan yang lugman lontarkan padaku dengan santai

"Setelah kau bilang begitu ,itu mulai masuk akal bagiku" [Lugman]

Tidak biasanya si Luqman mengeluh dan berbisik padaku mengenai aturan ujian ini. Biasanya dia tetap mengerjakannya dengan santai tanpa memperdulikan aturan-aturannya.

"Baiklah, kalau sudah tidak ada yang memprotes, ujian akan segera kami mulai. Peserta akan diberi waktu 2 jam untuk mengerjakan 50 soal yang ada. Jika dalam waktu 2 jam peserta belum selesai, peserta akan dianggap telah selesai dalam mengerjakan ujian. Jadi, ujian kami mulai!" ujar salah satu pengawas

Dengan perasaan yang sedikit tertekan, para peserta membuka amplop cokelat besar dan mulai mengerjakan soal-soal tersebut. Kami berdua bersiap-siap memulai mengerjakan soal tersebut satu per satu, tanpa mempedulikan peraturan yang ada. Aku yakin mampu mengerjakan semua soal ini.

Setelah 2 jam berlalu, ujian pun berakhir. Ruangan yang tadinya penuh dengan peserta ujian, kini telah menjadi sepi. Oleh karena itu, aku putuskan untuk langsung ke parkiran mengambil sepedaku dan pulang untuk beristirahat.

"Haa..capeknya, aku ingin pulang ke rumah dan beristirahat secepat mungkin." [Pratama]

"Oi...tunggu Ndra, aku ikut ke parkiran." [Lugman]

"Hah? Memangnya kau kesini menggunakan sepeda?" [Pratama]

Aku pun bertanya pada lugman

"Ya gak sih ,cuma aku bosan saja setelah ujian tadi." [Lugman]

"Ya oke terserah kau sajalah" [Pratama]

Aku pun menjawab dengan nada cuek

Lalu Sambil berjalan ke parkiran ,kami pun mengobrol dan membahas tentang ujian yang baru saja kita kerjakan. kita membahas itu sampai akhirnya kita tiba di tempat sepedaku berada

Kemudian setelah kita sampai di parkiran dan hendak menghampiri sepedaku untuk mengambilnya ,terdapat bayangan orang yang berdiri tepat disebelah sepedaku. Bayangan itu terlihat seperti wanita berambut kuning ke orange yang terlihat familiar bagiku .oh pasti itu rena ,apa dia sudah selesai dalam ujiannya yah? Tanpa basa-basi dan menunggu lama, kami pun menyapa Rena yang berdiri di sebelah sepedaku.

"Hei Rena, bagaimana ujianmu? Apakah berjalan dengan lancar?" [Pratama]

"Pasti berjalan mulus, ya bukan?" [Lugman]

"Hmm ya, aku rasa begitu" [Rena]

Jawab Rena kepada kami

"Kurasa?" [Lugman]

"Hei tidak perlu kau bahas!" [Pratama]

"Ya ya ,berisik banget sih kau ,ndra" [Lugman]

Ujar Lugman kepadaku

Hah, bukannya kau sedari tadi yang ngoceh terus tanpa henti kepadaku. Kau benar-benar tidak sadar diri sama sekali ,pikir ku.

"Hei, juga mumpung kita bertiga telah selesai ujian. Bagaimana jika main ke rumah Indra?" [Lugman]

"Hoi! Jangan tiba-tiba memutuskan bermain ke rumah orang tanpa persetujuan orangnya, kampret. Aku ini punya acara tersendiri, ngerti!" [Pratama]

"Hah?memangnya kau punya acara apa?paling-paling juga diam dikamar mu dengan buku-bukumu itu ya kan?lagian rena juga pasti akan setuju juga.ya kan rena" [Lugman]

Tanya lugman kepada rena

"E-eh?aku?ya aku sih ikut saja" [Rena]

Dengan diberi pertanyaan secara mendadak ,rena pun sedikit gugup untuk menjawabnya

"Haha tuh kan, Ndra. Kita sudah oke bakal ke rumahmu sekarang" [Lugman]

"Geh dasar kau!" [Pratama]

geramku.

Meskipun aku tidak setuju, akhirnya dengan terpaksa aku menyetujuinya dan memutuskan untuk pergi ke rumahku.

"Baik kalau begitu aku pergi duluan ya ,nanti aku menyusul kerumah mu. dah kalian berdua" [Lugman]

"Hei tunggu kampret,kenapa malah kau yang pergi duluan .hoooiii!!!" [Pratama]

"Dia sepertinya dah pergi tuh" [Rena]

"Sial ,bersikap sesukannya dan pergi begitu saja.dasar!"

Si luqman itu dia pergi tanpa mendengarkan ku sama sekali dan juga meninggalkan kita begitu saja.

"Hei, Pratama. Jika kamu gak suka dikunjungi, aku akan pulang saja ke rumahku," [Rena]

"Hah? Kau bicara apa? Bukankah Lugman sudah bilang kita akan main ke rumahku?" [Pratama]

"Eh? Aku pikir kamu tidak suka jika aku berkunjung ke rumahmu?" [Rena]

Tanya rena kepada ku dengan menatap langsung ke wajah ku

"Duh, memangnya aku bilang bahwa aku tidak suka jika orang-orang mengunjungi rumahku, terutama kamu?" [Pratama]

"I-iya ,karena ku pikir kau tadi terlihat marah saat kita akan ke rumah mu" [Rena]

"Aku tidak marah jika kau atau luqman mau berkunjung ke rumah ku,yang membuat ku marah adalah si luqman kampret itu yang memutuskannya seenaknya saja" [Pratama]

"Oh aku kira kau tidak suka jika aku berkunjung ke rumah mu ,jadi begitu" [Rena]

"Iya, mana mungkin aku akan membencimu jika hanya kamu ingin berkunjung ke rumahku. juga ngomong-ngomong ,boleh aku bertanya? kenapa kau ada di parkiran sini?" [Pratama]

sedari tadi aku sebenarnya penasaran dengan rena yang sudah ada di sini sebelum kami berdua datang kemari.

"Oh itu ,jika kamu bertanya begitu. jawabannya ,aku tidak tahu apa yang harus ku lakukan setelah selesai mengerjakan ujian tadi?" [Rena]

"Hah?" [Pratama]

Aku pun menjadi bertanya-tanya dengan jawaban yang diberikan oleh rena kepadaku

"Ya Maksudku ,harusnya setelah aku selesai mengerjakan ujiannya ,aku akan langsung pulang biasanya .tapi karena tadi pagi kamu memaksaku untuk ikut naik sepeda denganmu kemari. aku jadi tidak tahu apa yang harus kemana" [Rena]

Setelah penjelasan yang rena katakan ,aku mulai berpikir dan merasa. sepertinya bahwa ini salah ku yang tiba-tiba memaksanya untuk ikut dengan ku tadi pagi.

"Ah kau benar ,seprtinya ini salah ku tadi pagi karena memaksamu untuk ikut dengan ku" [Pratama]

"Haha tidak apa-apa ,Lagian aku bisa datang kesini lebih cepat tadi" [Rena]

"Begitu ya ,Kalo begitu ayo naiklah. aku akan memboncengkanmu sekali lagi"

[Pratama]

"kemana?" [Rena]

"Hah,bukankah kita sudah memutuskan untuk ke rumah ku?apa kau lupa?" [Pratama]

"Ya bukan begitu tapi.." [Rena]

"Sudah ayo naik saja kita tidak mau membuat si luqman itu menunggu bukan?" [Pratama]

"Iya tapi aku bisa pergi ke sana sendiri nanti" [Rena]

"Duh memangnya kau tau rumahku dimana nanti?" [Pratama]

"E-ya soal itu ,kau bisa menuliskan alamat mu di kertas dan memberikannya kepada ku" [Rena]

"Haa...itu terlalu membuang-buang waktu tau,akan lebih efisien jika kita berdua pergi langsung menuju ke rumahku" [Pratama]

"Ya tapi...." [Rena]

"Sudah ayo naik saja tidak usah banyak di pikirkan" [Pratama]

Dengan hati-hati aku pun menarik tangan rena dan sedikit memaksanya untuk duduk dibelakang sepedaku.lalu aku pun bersiap untuk mengayuh sepedaku sekuat tenaga menuju ke rumahku.

"Apa sudah siap" [Pratama]

"Hm" [Rena]

"Baik ayo kita pergi ke rumahku" [Pratama]

Kami berdua pun telah bersiap untuk pergi dari sini dan menuju ke rumahku secepat mungkin.si kampret luqman itu sudah pergi meninggalkan kita berdua begitu saja,awas saja kau ya!dan juga aku penasaran apa lagi yang akan dia lakukan di rumahku nanti yah?setelah semua kejadian ini.