Chereads / amarah bahagia / Chapter 95 - Gagal kita.

Chapter 95 - Gagal kita.

"Saya bertanya, siapa kamu hah? Beraninya kamu berbicara seolah kamu yang benar? katakan apa ini rencana mu? kamu ingin menggagalkan pernikahan Al dan Ziah? Iya? Begitu hah?"bentak ibu Miranti semakin keras saja, sifat yg sempat hilang seolah mencuak lagi dari dalam diri istri tuan tanah ini.

"Katakan, jalang kecil? Katakan? Kau mau apa? Jika mereka memang tidak melakukan apa apa, lantas apa bedanya? Apa kau berharap anak saya akan kembali kepadamu, begitu?"Sambung nya lagi, dia mendorong keras tubuh mungil Kencana meski tak tumbang nyatanya hati gadis ini berkeping keping.

"Buk...Buk...Sudah, jangan, dia hanya ingin membuktikan anak kita tidak bersalah kenapa ibu berlebihan?"Pembelaan dari tuan tanah.

"Bukti? Benarkah bukti? Atau dia sengaja mengarang cerita? Membayar preman itu, dan bersandiwara dihadapan kita, demi tujuan pribadinya, bukan demi anak kita, bapak tau sendiri kan betapa Al sangat mencintai Ziah? Kenapa, apa bedanya sekarang? Katakan apakah bapak mau merusak kebahagiaan anak kita hanya karna semua omong kosong ini?"Miranti mendesak suaminya.

Tuan tanah menghela nafas kasar, sedang kan orang tua Fauziah termangu tak mampu ikut campur.

"Hei kau, kau seekor Cacing bisa saja bertingkah seperti Ular, lalu bermimpi menjadi Naga, hmm jalang seperti mu tidak pantas bersama anak ku"sarkas keras.

Gadis itu tercabik cabik, air mata mengaliri pipi mulusnya, luka tak berdarah, pedih sangat mulut wanita yg selama ini di anggap layaknya ibu sendiri.

"Cukup buk? Kau lupa siapa gadis yg kau hina ini? Dia kesayanganmu, kau lupa kalau dia setengah tahun merawat putra kita tanpa pamrih, dia bahkan iklas cinta nya di serahkan ke pada gadis lain, kau sepertinya lupa dia adalah tunangan anak kita yg sah, dan kau memutuskan sepihak, itu di anggap tidak sah dalam peraturan adat kita"

"Dia bukan kesayanganku lagi, dia tidak bisa membahagiakan anakku, bagiku dia bukan siapa siapa lagi, persetan dg peraturan masyarakat, Adat bahkan tidak bisa membuat anak ku bahagia"

"Jaga ucapanmu Miranti?"bentak tuan tanah sangat keras, menunjuk sang istri dg telunjuk kirinya, mata tuan tanah di kuasai kilat amarah.

"Kenapa? Apa yg salah? Aku berkata apa ada nya, kenyataan tidak bisa dirubah lagi, aku tidak akan membiarkan pernikahan ini batal mengerti?"

"Kau tidak berhak menentukan itu semua?"teriak tuan tanah lagi.

"Cukup....!"pekik gadis mungil yg di banjiri air mata itu, dia bahkan menutup telinga dg kedua tangannya berharap tak mendengar apa apa, khusus nya perkataan pedas Miranti.

Gadis itu kemudian melarikan diri dan rasa pahitnya, belum lagi kering penghinaan atas fisiknya di masa lampau, tapi ini kembali senjata tajam melukai hati nya yg telah retak lewat mulut calon mertuanya.

Dia berlarian membawa lara, menangis sesenggukan, tak peduli di luar sana hujan deras, dia basah kuyup, tubuh nya menggigil.

Luka tertancap tajam relung terlubuk hati nya, ia kembali tersakiti, hancur.

"Sari mahal yg di hadiahkan nenek aku merusaknya, nek jemput aku? Maafkan Cana Sari yg nenek kasih Cana bawa bersama luka, Cana malu nek? Tega sekali ibunya Al sama Cana nek? Jemput Cana nek? Hikhik...."Lirih gadis itu di tengah hujan, tak ingat lagi sang fartner sedang risau menunggunya di sana bersama trofi jeruk di tangan, dia berhasil memenangkan contest ini dan membawa sertifikat itu pulang bersamanya.

"Kamu dimana sih Cay?"Desah pria itu.

Dari ujung sana Fauziah memandang datar laki laki yg ia menangkan hari ini, entah dari segi mana seolah pertandingan ini berat sebelah, sehingga pria itu akhirnya yg jadi juaranya.

"Apa yg terjadi dg ku? Aku bahkan tidak ingat? Tadi apa aku menari dg pria asing itu? Sssyet, kenapa aku terus terusan halusinasi seperti ini?"Batin Fauziah.

"Sebaiknya aku cek langsung Al pasti punya vidio nya"sambung gadis itu diatas dahinya yg berkerut.

"Hallo Kucay? Kamu dimana? Kau tau aku menang haha...Aku dapat Jeruknya Cay, kau tak ingin lihat?"Antusias sang kaisar berbicara lewat tlp bersama gadis itu.

"Kita kalah Ban? Kita tidak menang? Kau pulang sekarang, aku menunggumu di rumah, kau harus tau segalanya"jawab gadis itu melesu.

"What? Cay? Everything is fine?"

"Go to home, now...Bani!"

"ok!ok!"dg perasaan khawatir sang kaisar menutup ponselnya.

*

"Kita gagal Ban, semua usaha dan kerja keras kita gagal, kita pecundang sekarang ban? Aku hanya Cacing yg bermimpi enjadi Naga, i am sorry, i can't help you"ucap gadis mungil, wajahnya datar dan putus asa.

"Maksudnya?"Pria itu mengerinyit tak mengerti.

"Hura Geng, Kawaki berhasil menemukan mereka bahkan telah di giring kepenjara, tapi orang tua Al dan Ziah tidak mau membatalkan pernikahan, dan mereka berbalik menghinaku, aku terpojok sekarang Ban, hidupku telah berakhir"

"No Cay? Masih ada rencana cadangan, aku sudah memikirkan ini sebelumnya, kau jangan putus asa kita harus optimis, kau dengar hah?"

"Tapi ibu Miranti yg ku anggap ibuku sendiri, dia bilang aku jalang kecil Ban? Sakit hati ku Ban? Lebih baik dia bunuh saja aku, dari pada di lontarkan kata kata menyakitkan itu"rengek Kencana, gadis itu kini tersedu di dada kokoh sang kaisar.

"Seorang ibu tetap lah ibu, tidak ada kata kata sekasar apapun dari mulutnya, dia berkata kasar itu karna kasih sayangnya, dia hanya kecewa dan tidak terima, kau jangan menganggap ucapan kasar seorang ibu sebagai kelemahanmu, bukankah kau anggap dia ibumu, dan aku yakin dia juga masih menyayangi mu, ibu mana di dunia yg ingin melihat anaknya terluka sama hal nya dg ibu Miranti, dia hanya seorang ibu yg memiliki cinta tanpa batas terhadap anaknya, ihaehada?"Siraman rohani dari Bani.

Kencana sedikit menenang, omongan Bani di anggap benar.

"Kapan kau jahat nya sih tuan?"Kencana mendongak, tuan muda Alvino melepaskan pelukannya, lalu tersenyum.

"Impossible, hmm, hehe.."Dia terkekeh, bibir gadis itu berhasil tersungging olehnya.

"Kau malaikat, berparas manusia?"

"No, itu lebay, nona?"

"Kau membuat ku jatuh cinta, apa itu boleh?"

"Kau bilang kapan aku jahat?"

"Hmm"Kencana mengangguk cepat.

"Ketika aku membiarkan mu jatuh cinta padaku"pria itu menyepit lembut dagu rekannya tsb.

"Haha, aku suka kejahatan yg kau buat?"

"Tidak adakah yg tidak kau sukai dariku?Sepertinya kau tidak pernah melihat sisi burukku, kau terlalu memujiku nona"

"Nothing, sayangnya kau bukan milikku?"Kencana memutar bola matanya.

"Mau kujadikan milikku?"

"No, Fauziah bisa menggorok leherku tuan"

"Jangan sampai dia tau?"Bani mendekatkan wajah nakal nya ke arah gadis itu, lantas tersenyum menyungging tanpa makna.

"Are u crazy?"Kencana sedikit gugup.