Chereads / amarah bahagia / Chapter 96 - Ketika cinta bertebaran.

Chapter 96 - Ketika cinta bertebaran.

"Yeah, i'm crazy, but no with you haha, kau pucat nona, apa kau benar benar serius hah?"Pria itu terkekeh tak karuan, nona Durga mengerucut pipi wanita itu memerah.

"His kau nih? Aku lapor ziah nanti, awas ya"

"Hiii...Takuuut.."

"Ngeledek lagi"Kencana jengah, gadis ini salah tingkah, pria ini memang nakal kadang, usil dan bikin baper, bisa gitu tahan berada di dekatnya tanpa merasakan sesuatu yg aneh? Mustahil.

**

"Ibu Kencana pinjam Fauziah sebentar ya, besok kan pernikahan nya, Cana sahabatnya bukan? Kami mau menghabiskan waktu bersama sebelum dia resmi menjadi istri orang, boleh kan bu?"Si Kenes, tersenyum manis di depan orang tua Fauziah seolah kejadian tadi siang hanyalah mimpi belaka.

Namun ibu Sarah sepertinya juga enggan membahas itu lagi, toh pernikahan tidak bisa di batalkan lantaran semua persiapan telah di ujung mapan, hanya malu yg akan di tanggung terutama bagi keluarga tuan tanah pasti akan merasa terhina jika pernikahan ini benar benar batal.

"Pergilah nak, hati hati kalian ya?"Ucap Sarah lembut.

"Makasih bu, kami pergi dulu"Kencana mencium punggung tangan ibu Fauziah.

"Ziah pamit ya bu?"Ucap anak gadis nya kemudian seraya menyalami wanita itu juga.

*

Kancana dan Fauziah telah sampai pada sebuah taman, yg cukup di kenal Fauziah dimana dulu gadis itu dan kekasih nya sering berjumpa hanya sekedar melepas rindu.

Bayang bayang pria itu masih saja melintas tanpa batas, dia berlarian di sana bergurau dg gadis itu di tengah rintikan hujan dan semacamnya.

"Can kenapa kamu bawa aku kesini?"Tanya nya kemudian kepada temannya itu.

"Pergilah seseorang menunggu mu disana, kau akan tau siapa dia, hmm"jawab Kencana lembut dan mengusap tengkuk gadis itu.

Fauziah heran dahinya berkerut, apa maksud Kencana dg semua ini? Siapa orang yg dia maksud?

Fauziah melangkah maju, keraguan menyelimuti dirinya, namun hati kecil berkata ini bukan sesuatu yg buruk,ntemannya tak mungkin menyesatkan dirinya.

Dalam langkah lambat dan kaku, Fauziah menoleh ke belakang melirik sekali lagi teman nya, gadis mungil tersenyum manis dan mengkode untuk gegas.

Fauziah berbalik dan kali ini mulai yakin, dia terus melangkah maju, dan pada akhirnya mata indah itu melihat sosok di ujung sana yg hanya tampak punggung, gadis itu semakin penasaran lantas berlari kecil menghampiri.

Kencana si Kenes tersenyum dari kejauhan.

"Hah...Hah...Hah...."sedikit terengah saat gadis itu sampai pada seorang pria berhoodie Cream yg masih membelakanginya itu.

Oh semesta apa dia seseorang yg di tunggu? Yg menjadi duri bahkan ingin sekali duri itu terus ada di tubuh ini, biarpun sekalipun menyakitkan, karna lebih sakit ketika ia tak ada, begitu lah siksa pria tsb, benarkah dia orang nya?

Perlahan tangan si manis terulur pada tengkuk pria tsb dan menyentuhnya pelan.

Laki laki itu tersentak lalu menoleh, lantas dia tersenyum sangat indah, cukup menyayat gadis ini namun sayatan itu bukan memunculkan kepedihan, justru rindu yg kini menjadi Tabu.

Ini hayalan lagi? Gadis itu melangkah mundur dalam wajah sendu dan linangan kasih membanjiri pipi mulusnya.

Pria itu berdiri melangkah menatapnya lembut, perlahan gadis itu mundur, pria itu maju tatapan mereka beradu.

"Tidak.....Cukup.....Enyahlah ingatan setan...."Begitu pekiknya, sembari menutup mata dan menutup telinga dg telapak tangan, air mata berurai, serembah serembih.

Pria itu mendekati nya, menyentuh kedua tengkuk gadis itu, di tatapnya dia yg sedang menutup mata tak ingin menyaksikan ini semua, karna baginya ini tak nyata ini ilusi lagi dan lagi.

"Open your eyes, please"lirih pria itu, dia kemudian mengusap air mata sang gadis.

Gadis itu terlihat gemetar lantas mencoba meyakinkan diri dan membuka matanya perlahan, benar dia masih ada disana, dia didepannya, menyentuh nya, apa ini nyata?

Dia masih saja mengurai air mata, pria itu mengusapnya, juga menatap nya lembut, teduh rasanya dunia ini.

"This is real, not a dream, my Arzanetta"ucap nya kemudian, sembari menyeka air mata gadis itu.

Di ujung sana, gadis kenes, mengusap ngusap dadanya sendiri, menghentakkan pijakannya, meremas kuat telapak tangannya sendiri, jatuh berderai air mata si kenes kemudian.

"Oh God, ngerasa lagi nontonin Drakor sendirian di kamar, meleleh aku, bukan hanya air mata, tapi juga luruh perasaanku, oh Allah, sempurnanya kau menciptakan manusia, aku gak kuat, pengen jingkrak jingkrak rasanya, ah entahlah berlebihan rasanya, cinta bertebaran di mana mana, aku merasakannya, oh aku mulai gila ini gak beres ini, sadarlah otak ini bukan Drakor woi Cana, hah"batin gadis itu.

"Al kau harus lihat, dan rasakan cinta seperti yg kurasakan, awas kau tuan tanah muda, kau bahkan tak bisa mencegah cinta mereka hm"dia tersenyum licik lantas memainkan ponselnya menghubungi Al Wijaya.

"You still don't believe it?"Ungkap lembut lagi dari pria yg melekat pada Fauziah.

"No..please? Enyahlah mimpi, aku capek hikhikhik...."Gadis itu menggeleng lambat masih saja mengurai airmata, dan menunduk masih tak percaya.

Lantas si pria menarik keras pergelangan gadis itu dan mengunci rapat tubuh kurus itu kedalam dada kokohnya, dia memeluknya erat hingga bernafas pun rasanya sulit untuk saat ini.

"Kau lihat itu? Jangan lupa berkedip, kalau tidak kau akan gila, sama dg ku?"Ketus Kencana, rupanya tuan tanah muda sudah berada di sampingnya saat ini, dalam mata melotot tajam, memerah berkilat amarah. Secepat itu? Apa Al punya sayap bisa terbang ketempat ini secepat kilat hah?

"Diam kau Cana?"Ketus nya kemudian dg gigi menggerutuk serta mengepalkan tinjunya dg sangat kuat.

"Why? Was i wrong? Kenapa harus diam?Kau melihat nya bukan? Kau tau artinya cinta? Mereka lah cinta you know?"Tegas gadis itu dan tersenyum sinis.

"Close your mouth hah? Brengsek, aku tidak akan membiarkan mereka, you looked me, i don't care about their love, you know?Anjing itu beraninya dia menyentuh tunanganku?"Kutuk sesaat dari sang penguasa tanah.

Jauh dari intensi gadis ini, berharap Al luluh dan menyadari cinta sejati di antara mereka justru sebaliknya hati nya telah buta, kacau otak dan kewarasan pria ini sepertinya terlindas, ogah menatap kebenaran.

Lantas merogoh kocek dg sigap lalu mengambil ponsel dan menelp seseorang.

"Saya akan kirim alamatnya, jemput paksa tunangan saya, now, understand"teriak pria itu kemudian sangat keras.

Kencana nyaris membentuk huruf O besar di mulutnya, dan menelan Saliva dalam dalam.

Ke khawatiran mencongol wajah manisnya mendadak gusar dan memucat.

"Keep calm and stay cool, hmm..."Kencana mencoba membujuk Al dan mengusap tengkuk pria itu.

"Never huh!"jawabnya sesal lalu tersenyum licik.