Fauziah masih saja syok berat, kejadian belakangan semakin membuat akal sehatnya nyaris saja memunah seketika, entah bayangan apa? Belum lagi sang kekasih dalam rasa bersalah mencampakkan laki laki itu begitu saja tanpa memberikan penjelasan apa apa.
"Kak Riska.."Sahut gadis itu kemudian, memanggil sang kakak yg terlihat sekilas melewati pintu kamarnya.
"Eh iya dek"Ariska berbalik dan memasuki kamar sang adik, lalu mereka sama sama duduk di tepian ranjang butut milik sang adik.
"Kak, aku ngerasa akhir akhir ini sering mengalami hal hal yg aneh, semacam mimpi tapi aku bangun, seperti di bawa ke dalam suatu masa yg aku sendiri tidak tau itu apa? Kejadian kejadian itu benar nyata pernah aku alami tapi aku lupa, kira kira aku kenapa ya kak? Apa aku gila ya kak? Frustasi atau kehilangan kewarasan?barangkali?"Fauziah berdiri mondar mandir di hadapan sang kakak, dg satu tangan di dagu.
"Kakak gak ngerti dek?"Ariska berkerut dahi.
"Semacam DeJavu kak? tapi ini lebih dalam lagi, aku berhayal melihat sesuatu hal yg aku alami sendiri gitu, tapi aku ngerasa belum pernah mengalaminya, seperti waktu pertama aku menginjak kantor AA seseorang menyebut nama Kaguya hotel tiba tiba aku langsung menangkap suatu kejadian yg pernah aku alami di hotel itu, padahal kakak sendiri tau kan aku belum pernah ke kota itu sekalipun apalagi hotel nya?"Fauziah duduk di samping sang kakak menatap wanita itu lekat.
"Hmmm kenapa kamu gak searching aja?Barangkali ada jawabannya?"
"Kak, udah tapi gak ada jawaban yg bisa memuaskan pikiran aku kak? Atau jangan jangan aku punya kembaran?"
"Ngacok? Ah"
"Hmm kalau gak gitu, apa aku pernah kecelakaan dan amnesia gitu, aku lupa jati diri aku sebenarnya?"
"Semakin ngacok aja kamu dek, emang kamu ngerasa pernah kecelakaan ha? Apa kamu bosan berkeluarga dg kami? Lalu kami mungut kamu gitu maksudnya? Apa kamu lupa memori ketika kamu kecil ha?"
"Ya juga sih, mana mungkin aku lupa, aku mengingat segalanya, tapi kak, kejadian ini sebelumnya hanya dalam mimpi belaka, dan akhir akhir ini ketika aku mulai menerima tuan tanah muda kejadian aneh semakin terus mengusikku kak, tepat nya kejadian itu mulai mengusik ketika aku bertemu Bani, dan di perparah dg pernikahan paksa ini"gadis itu kembali berdiri berkacak pinggang.
"Apa Bani pernah hadir sebelumnya dalam mimpi kamu?"
"Sering kak?"
"Emang iya sih kamu memang keseringan mimpi dek, belum lagi dg Al di tambah Bani juga, kakak juga bingung dek"
"Sebelumnya mimpi aku hanya soal bertunangan dengan Crazy Rich itu, aku sudah cerita kan sebelumnya sama kakak, sampai sekarang apa kakak tau mimpi itu masih berlanjut tapi wajah pria itu sampai sekarang tidak ketara sama sekali, dan malah semakin parah dg kejadian yg aku lihat tanpa perlu tidur, aku seolah di bawa ke masa bersama dia pria itu kak, pria misterius yg hadir dalam mimpi itu dan aku yakin itu bukan Al"
"Apa dia Bani?"Ariska melotot tajam, sang adik kembali menghentakkan pantat di sebelahnya.
"Aku juga berfikir begitu kak? Apa Bani si Crazy Rich? dia membohongiku kak?"
"Membingungkan juga sih? tapi dek apa gak sebaiknya kamu temui orang pintar saja mana tau kamu ada yg ngikutin gitu?"
"Halaaa kakak percaya sama begituan?jaman apa ini kak?"
"Ya bisa jadi kan?"
Fauziah kembali berdiri mondar mandir, memikirkan segalanya dan menyerap ide Ariska, namun gadis ini terlihat sangat ragu.
**
"Kakak yakin ini tempatnya?"Fauziah bergidik ngeri menapaki sebuah jalan setapak yg lumayan gelap dan sedikit berlumpur.
"Iya kamu ikut aja"ucap sang kakak, seraya memegang lengan adiknya itu.
Jalan yg cukup gelap mereka sampai menggunakan penerangan seperti senter untuk menempuh jalan setapak itu.
Suasana berasa horor saja, entah apa yg mereka lakukan di tempat hening, hanya suara serangga malam yg berkoar koar menertawakan dua gadis konyol ini.
Akhirnya langkah mereka sampai pada sebuah gubuk tua, sangat menyeramkan, semua bulu seakan berdiri tanpa di undang sama sekali.
"Kakak, pulang yuk? Takut?"Suara Fauziah melirih bergetar tubuh gadis ini mendadak menggigil dg kaki gemetar.
"His? Kita sudah nyampe tapi kamu malah ngajak pulang?"
"Tapi kak?"Fauziah memelas.
"Ayo..."Desak ariska kemudian.
akhirnya ragu di tepis, langkah di ayun, mereka memasuki gubuk itu menemui seorang disana.
Nenek tua yg belakangan sering muncul di hadapan warga ketika mereka dirundung masalah Dan memberikan solusi solusi aneh dan mencap dg keras siapa saja yg harus bertanggung jawab atas suatu kejadian.
Dia nenek tua yg secara kias menyampaikan kalau penyakit aneh yg menimpa tuan tanah muda tempo lalu akibat sihir, nenek tua yg semua orang tidak mempercayai perkataannya dan tega mengusirnya.
Kecuali Ariska dia cukup menyerap omongan nenek tersebut, hingga akhirnya terbukti menemukan tukang sihir yg mengirimi penyakit aneh itu yg ternyata tak lain adek nya sendiri si Fauziah, sihir cinta itu maksud sesungguhnya, dan Ariska berhasil memastikan hal demikian.
"Mau apa kalian?"Bentak nenek itu dg suara khas serak serak kurang jelas sedikit bergetar.
Fauziah jantungan gadis ini ketakutan bukan main, mata sang nenek melototi nya dg tajam, memandang seluruh tubuh gadis itu, mengelilinginya.
Pergelangan tangan Ariska sampai memerah akibat bekas pegangan kuat sang adik yg bergelayut ketakutan.
"Kakak..."Lirih gadis itu kemudian dalam nyali yg benar benar ciut dan degupan jantung yg tak beraturan lagi.
"Sssssuth tenang, don't worry ok!"Ariska membelai punggung sang adik lembut demi menenangkan ketakutan gadis itu.
"Ninik, begini adik saya ini dia mendapat mimpi, mimpi dan melihat suatu kejadian aneh yg belum pernah dia alami sama sekali dg orang yg sama di situasi yg berbeda beda? Kira kira menurut Ninik Adik saya ini kenapa ya?"Terang Ariska, Fauziah bersembunyi ketakutan di belakang sang kakak.
Nenek tua itu kemudian beranjak, bongkok bongkok melangkah menggunakan tongkat tua yg membantu dia berjalan.
"Dia memiliki sesuatu dari gadis lain, yg seharusnya bukan miliknya"ucap sang Ninik dalam suara bergetar dan seraknya, bibir tua itu bergerak lambat di antara wajah keriput yg mengendur, gurat gurat terindah dari Ninik ini benar benar telah habis di makan masa.
"Apa maksudnya Nik?"Ariska berkerut.
Fauziah melepaskan gelayut eratnya dan terdiam dalam menyimpan seribu pertanyaan.
"Tidak? Saya tidak bisa memberitahu...Saya hanya bisa memberikan isyarat kalian yg harus memikirkan sendiri, mengerti"tegas sang nenek kemudian sembari menghentak hentakkan tongkat pusakanya ke lantai gubuk.