Chereads / amarah bahagia / Chapter 89 - Mungkin.

Chapter 89 - Mungkin.

"Cay, kalau kamu gak sanggup lanjutin rencana kita, bilang sama aku, jangan memaksakan kehendak seperti ini"rungut sang kaisar seraya menyuapi rekannya itu yg terbaring lemah di kamar.

"Umph..Aku gak gak pa pa kok, umph...Cuman lemas aja, dokter bilang juga gitu kan? Berhenti lah tuan perhatian berlebihan padaku seperti ini, jangan salahkan aku nanti terjadi apa apa sama hati ku ini"dia mengoceh sambil mengunyah makanan di mulutnya, gadis ini terlihat makin cute saja.

"Aku tau masalah pelecahan itu tidak mungkin bisa hilang dari ingatan kamu, tapi sedikit saja coba menatap ke depan, kamu belum hancur semua belum berakhir, kamu berhak bahagia Cay, jika tidak bisa lupa setidak nya cobalah untuk tidak mengingatnya"sang kaisar berdiri menatap jendela.

Sudut kecil dari mata gadis itu basah seketika, benar Kencana belum bisa lupa akan kepedihan yg menimpa hidupnya.

"Aku mau minum"pinta gadis itu pelan.

Sang kaisar bergegas menyodorkan segelas air putih ke hadapan gadis itu.

"Thanks"Kencana menelan nya pelan, serasa pahit walaupun itu hanya sekedar air putih.

"Dengar kita harus segera menemukan bukti itu, Fauziah bisa benar benar gila kalau trik hantu hantuan melalui bayang bayang kamu terus kita lanjutkan, kemaren gadis itu terserang asma mendadak semua gara gara kita."Ucap Kencana dia berdiri dari ranjang meskipun tubuhnya belum pulih penuh sedikit huyung, kaisar gagah lekas menopangnya.

"Haah, kau ini, kapan kau akan memikirkan dirimu sendiri nona? Sudahlah kau harus istirahat, titik"sang kaisar mendudukkan kembali wanita itu diranjang nya.

"Tidak Bani, pernikahan dua hari lagi, aku harus melakukan sesuatu, anak buah mu sampai sekarang juga belum menemukan keberadaan preman keparat itu, dan ponsel yg berisi buktinya juga telah di lenyapkan oleh Zack bandit tak manusia itu, kita tidak mungkin diam saja"Kencana lekas berdiri, merapikan pakaian nya.

"Kau ini? Biarkan deh? Biarkan pernikahan itu terjadi, kalau karna semua ini kau menderita aku tidak mau Cay, aku gak mau melanjutkan sandiwara ini lagi, serahkan semuanya pada takdir, jodoh biar lah Allah yg mengaturnya kembalikan lagi semua kepadanya dia maha tau yg terbaik untuk kita"tegas Alvino muda, pria ini sepertinya lebih putus asa di bandingkan Kencana, apa sesakit itukah melihat nona Durga terluka?

"Tuhan bahkan tidak suka pada hambanya yg hanya pasrah saja, kita juga harus berusaha Bani? Jika memang gagal baru kita pasrahkan, ini belum berakhir aku pastikan kau dan Fauziah akan bersatu pada akhirnya, aku tidak peduli resiko apa pun itu demi kau dan Fauziah"gadis itu kemudian beranjak sangat gegas.

Meskipun Alvino muda memegang pergelangan nya demi mencegah gadis itu untuk pergi tetap saja nona Durga keras kepala, entah apa yg akan di lakukan gadis itu kali ini? Seakan tiada kapoknya berjuang.

"Hei dengar nona, tunggu aku?"Alvino muda berlarian kecil mengejar gadis itu yg kini telah berdiri di samping mobilnya.

"Apaan lagi? Kau tidak bisa mencegahku, you know!"

"Ok! baik jika kau bersikeras, mau kemana kau sekarang? Ha?"

"Kerumah tuan tanah, kau mau ikut?"

"Cih pertanyaan macam apa itu?"

"Ya sudah jaga rumah baik baik, aku cuman sebentar kok, mau ngomong sama mantan tunangan aku"sahut Kencana lalu membuka pintu kemudi.

Tancap gas begitu saja tak membiarkan Alvino muda menjawab lagi percakapan mereka.

"Harus ku apakan kau gadis keras kepala?Gimana kalau terjadi sesuatu dg mu? Apa aku bisa memaafkan diriku lagi?"Batin sang kaisar menggelengkan kepala nya sendiri tak habis fikir dg sikap nona pewaris yg belakangan seolah memprioritaskan kebahagiaan temannya di bandingkan dirinya sendiri.

Benar Kencana telah beralih haluan semenjak kejadian pelecehan waktu itu, dia tidak peduli lagi bagaimana perasaan nya, bahkan niat untuk merebut dan kembali bersama Al pun pupus.

Hanya Bani dan Fauziah tujuan gadis ini sekarang, entah kenapa Kencana seperti menaruh perasaan lebih, apa itu mungkin?

**

"Al apa kamu sadar tentang perasaan gadis yg akan kamu nikahi? Apa kamu tau perasaan dia bagaimana?"Kencana duduk berdua di kebun milik tuan tanah bersama Al, dg mata menatap kearah pokok pokok Jeruk yg mulai menguning di ujung dahan.

"Kenapa? Kamu masih belum iklas juga?"Tuan tanah muda lantas berdiri dan memetik buah Jeruk di dahannya.

"Bukan gitu Al? Apa kamu tidak merasakan gadis itu belakangan terlihat aneh bukan?"

"Tidak dia hanya sedikit syok, ya secara pernikahan ini kan cukup dadakan ya menurut aku wajarlah dia bersikap begitu, kami juga lama terpisah sebelumnya karna sebuah kesalahpahaman"tuan tanah mengupas Jeruk di tangannya, dan memberikan pada nona Durga yg kini telah berdiri tepat di sampingnya.

"Kau tidak mencurigai ada laki laki lain di hatinya saat ini?"Kencana mengerinyit mencoba menyadarkan pria yg di butakan oleh cinta itu.

"Dia memang pernah menjalin hubungan dg pria kota, tapi dia jelas tidak mencintai pria itu sama sekali, cintanya hanya untuk aku kau tau sendiri bukan? Kau salah satu penyebab kami sempat berselisih paham, apa kau lupa hal itu?"Tuduhan yg sangat menyayat namun kenapa Kencana tak benci justru menanggapi dg santai dan melahap buah Jeruk di tangannya.

"Bagaimana jika anggapan mu itu salah Al?"Bisik melirih berdenging di telinga tuan tanah muda, cenderung seperti suara rayuan licik.

"Haha, kau berusaha mengalihkan perasaanku?"

"Haha, tidak? Ha..Terserah kau saja, kau yg akan menyesal nanti nya, kau lupa pada kulitmu sendiri kau tau itu kan?"Kencana menyodorkan dg kasar sepotong jeruk ke mulut tuan tanah muda dg geram.

"Ummph, Asam umph Asam, aku gak suka Jeruk Can? Kau tahu itu kan? Why? Can?Cehcehpeh...Peh..Iiiiih"

"Haha, apa yg tidak aku ketahui tentang dirimu? Hanya kau saja yg tidak tau bagaimana aku menahan asam nya Jeruk ini menjadi manisan yg terpaksa ku telan meskipun aku tidak suka"sebuah ocehan yg mengandung makna, seperti teguran keras bagi tuan tanah muda.

Pria itu kemudian menarik nona Durga lebih dekat, menatapnya teduh, lalu beralih memeluk gadis itu sangat hangat, sang pewaris diam termangu tak berkutik kala dada kokoh dan bidang yg selama ini dia rindukan hadir menghangatkan kehancuran batinnya.

"I know Can, semua salahku? I am sorry dear? Andai waktu kembali? There's no other choice in my life but you, coz only you, i need you, maaf atas semua waktu dan perjalanan cinta yg sia sia, if i did anything right in my life it was when i gave my heart to you"sepenggal kalimat yg membuat mata nona Durga mengkristal seketika.

"Aku masih punya hati Can? Aku memang buta? Tapi ini takdir kita, kau aku dan Fauziah kita harus ikhlas inilah jalan terbaik di antara kita"lirih kembali seorang Al di pelukan gadis itu, Kencana benar benar menumpahkan luka nya kali ini.

"Kau memiliki rasa padaku? Sedikit saja?"mereka merenggangkan pelukannya, menatap dari dekat, Kencana berurai air mata.

Meski gadis ini melawan kehendak hatinya menaruh kebencian terhadap laki laki itu, tetap saja cinta yg terlanjur tak bisa di tarik lagi, dia masih merasakan hal itu dalam harapan yg telah retak.

"Please Can? Aku sakit melihat mu seperti ini? Kau tidak pantas menangis hanya karna pria seperti aku?"Kembali tuan tanah muda mengurung gadis itu dalam pelukannya.

"Hikhikhik....Apa salah ku? Apa kurang ku?Al katakan..."Kencana menonjok nonjok punggung pria itu, melampiaskan tawar hati.

Al diam tak menjawab lagi, dia megusap pelan punggung gadis itu mencoba menenangkan memberikan sebuah harapan untuk melanjutkan kembali hidupnya.

Kenyataan saat ini tuan tanah muda masih memiliki perasaan meski dia seperti laki laki senonoh tak punya hati dan belas kasih.

Related Books

Popular novel hashtag