Sesampainya aku di kostan, aku mendapat ide aneh.
Aku meraih laptopku dan menyambungkan laptopku ke jaringan internet gratis di lingkungan kostan.
Aku mulai membuka facebook dan membuat akun baru.
Aku sengaja membuat akun baru menggunakan nama palsu dan foto palsu.
Aku mulai mencari tau apakah ada grub facebook lesbian.
Mungkin disana aku bisa menemukan kak Verra.
Aku tak menuntut untuk kembali akur dengannya.
Tapi setidaknya aku akan tau kalau dia baik baik saja dan bahagia disana.
Betapa terkejutnya aku.
Aku menemukan banyak sekali grup lesbian.
Aku mulai mengklik "Bergabung dengan grup".
Tak beberapa lama kemudian aku di acc beberapa grup.
Aku mulai iseng iseng mengupload status di grup itu.
Dan respon dari anggota grup sangat cepat.
Baru satu menit statusku terupload tapi komentar sudah hampir 70.
Tak sampai disitu saja, akun palsuku sudah di penuhi dengan permintaan pertemanan dari mereka.
Aku sengaja mengkomfirmasi semua.
Mungkin salah satu dari mereka ada yang mengenal kak Verra dan aku akan mendapat informasi tentang keadaannya disana.
Hari ini aku akhiri pencarian kak Verra di sosmed.
Aku meletakkan laptopku di atas meja belajarku.
Ku raih handuk ku dan berjalan menuju kamar mandi.
Aku merasa ada keasikan yang belum pernah aku rasakan ketika bercanda di grup itu.
Aku mulai banyak teman di dunia Lesbian ini.
Aku mulai benar benar nyaman di dosa ini.
Aku mulai tak bisa lepas dan semakin ingin masuk lebih dalam ke dosa ini.
Keesokan harinya
Seperti biasa aku datang ke sekolah dan ikut MOS.
Hari ini tak ada yang terjadi, kak Nur pun aku tak tau kemana dia menghilang.
Dia pun tak terlihat di kelas ketika kami melakukan aktivitas MOS di kelas.
Ku ambil ponselku dan mulai membuka facebook ku.
Aku melanjutkan pencarianku, tapi tetap saja tak menenui apa yang aku cari.
"Dek." Suara itu memecah konsenku ketika menarik ulur saran pertemanan di facebook.
Dengan cepat aku menyembunyikan ponselku ke dalam tas dan ku cari sumber suara itu.
Ternyata itu suara orang yang dari tadi kucari.
Bukan kak Verra tapi kak Nur.
"Kamu kenapa disini, gak ke kantin?" Tanya kak Nur.
"Gak kak aku tadi bawa bekal." Jawabku.
"Denger denger kamu ngekos ya dek?" Tanya nya lagi.
"Ohh,, iya kak aku ngekos." Jawabku singkat.
"Kamu gak takut tinggal sendirian?" Tanya kak Nur.
"Apa yang harus di takutkan?" Tanya ku balik.
"Biasanya perempuan takut tinggal sendiri." Ujarnya.
"Jangan anggap aku perempuan lemah kak, aku ini perempuan tangguh." Ujarku sembarang.
Setelah berbicang sebentar dengan kak Nur, aku pun bertanya kenapa dia tadi tak terlihat di kelas.
Katanya dia sedang ada masalah jadi terlambat datang ke sekolah.
Akhinya bel sekolah berbunyi.
Menandakan waktunya pulang, aku pun berjalan gontai menyusuri koridor sekolah dan menuju gerbang.
Tak terasa aku sudah sampai di parkiran.
Kulihat kak Nur duduk di motor Beat berwarna hitam dan melambai ke arahku.
Aku berjalan menujunya.
"Ada apa kak?" tanyaku.
"Ayo kakak antar kamu pulang." tawar kak Nur.
"Gak usah kak, terimakasih." ujarku.
"Ayolah rezeki tak boleh di tolak dek." ujarnya sambil memberikanku helm.
Ku ambil helm itu dan ku pakai.
Kuarahkan kak Nur ke arah kosanku.
Sesampainya di kosan ku, aku mengajak kak Nur untuk mampir dulu.
Dan dia mengiyakan ajakanku.