Chereads / Sagitarius Girl / Chapter 35 - Chapter 19. Masa Lalu Owen Gunthers

Chapter 35 - Chapter 19. Masa Lalu Owen Gunthers

Anggota kru kapal Argo terdiri dari Gufron, Goro Tsukishima, Sakurachi, Yuka, Shido Haneyama, Akemi Sonoda, Koichirou Yuuki dan Rina Shirasaki versi bumi lain. Termasuk Andrei Zagrachev yang baru bergabung. Akan tetapi, ada satu anggota yang tidak pernah dilupakan oleh siapapun. Termasuk Gufron sendiri. Dia bernama Owen Gunthers. Pemuda seumuran dengan Koichirou Yuuki. Berambut cepak, berjanggut tebal dan cara pakaiannya selalu acak-acakan. Bahkan para gadis seperti Sakurachi dan Akemi enggan mendekatinya karena jorok. Semuanya kecuali satu gadis yang sangat dicintainya. Yaitu Emilie Heinhart. Rambut pirang disisir rapi, mengenakan bando warna merah disertai pita di bagian dada.

"Emelie ... apa kau bisa membukakan toples ini? Toplesnya susah dibuka nih," kata Akemi bernada melas.

"Dasar kau ini. Bukankah bisa minta tolong ke Andrei untuk membukakan toplesnya?"

"Tidak mau. Tenaganya terlalu kuat. Bisa-bisa hancur toplesnya,"

Emelie menyentil kening Akemi karena ketidaksopanan terhadap orang lebih tua. Dia tersenyum ke arah Andrei dan Owen. Jantung mereka berdua berdegup kencang. Baik Owen dan Andrei saling menatap. Mereka berdua saling tatap tajam tanpa henti. Membuat Koichirou Yuuki harus menghentikan pertengkaran tanpa berarti ini.

"Sudahlah kalian berdua! Kalian sudah dewasa. Tidak ada gunanya memperebutkan cewek," keluhnya.

Namun Andrei dan Owen mendekati Koichirou.

"Kau sendiri masih jomblo kan? Buktinya, kau habis ditolak oleh Rina karena sikapmu yang kurang ajar kepadanya, bukan?"

"Apa barusan kau bilang, Andrei? Sekali lagi kau bilang demikian, kuhajar kau sampai mampus!" Koichirou tidak terima dengan pernyataan Andrei.

Pada akhirnya, keduanya saling melemparkan bogem mentah ke wajah masing-masing. Owen hanya menghela napas. Menjauh dari keramaian. Dari sudut pandangnya, Owen terkesima dengan Emelie. Begitu cantik, pintar dan ramah terhadap siapapun. Seandainya saja dia diperlakukan dengan baik oleh keluarganya, mungkin gadis berambut pirang itu jatuh hati terhadap laki-laki lain. Akan tetapi, dia tidak mendapatkan hal itu.

Masa kecil Emelie dipenuhi kelam. Selama umur 10 tahun, dia diperlakukan layaknya seorang pembantu. Bahkan, di sekolah pun juga sama. Belum sampai situ, bully di mana-mana. Sampai-sampai orang tuanya tidak menginginkan dia sama sekali. Ketika Emelie kecil mau melakukan aksi bunuh diri di atap sekolah, Gufron dan dirinya menyelamatkan hidupnya. Sejak itulah, Gufron memperkenalkan dunia timeline sekaligus sejarah kepadanya. Bukan itu saja, kemampuan bela diri Emelie sudah ada peningkatan dibandingkan saat pertama kali bertemu.

"Apa kau ingin menghapus ingatan keluargamu?"

"Ya. Kurasa aku tidak pantas berada di samping mereka. Terlalu pedih untuk diingat. Jadi ... hapuskanlah ingatan mereka. Ini demi keluargaku supaya bahagia," itulah kalimat yang dilontarkan pertama kali pasca diselamatkan olehnya.

Kalimat itulah yang membuat Gufron dan Owen tidak memiliki pilihan. Mereka menggunakan [Rewrite]. Menghapus semua kenangan buruk bersamanya. Setelah itu, Emelie bergabung. Dia disambut oleh teman barunya. Terutama Yuka, android pribadi Gufron. Gadis itu melatihnya hingga tubuhnya menjerit kesakitan.

Namun tidak ada satu pun yang menghentikannya. Karena itu adalah kebijakan Gufron sendiri. Dia ditempatkan di kamar kosong yang tidak berpenghuni. Emelie dipersilahkan untuk mengisi barang-barang pribadinya. Ketika sudah selesai, Gufron tidak melihat ada hiasan dinding seperti teman lainnya. Hanya sebingkai foto dan baju satu set.

"Ini terlalu minimalisir," keluh Owen.

"Mau bagaimana lagi? Dia satu-satunya yang kuselamatkan,"

Owen ingin berkata sesuatu. Tapi lidahnya kelu. Tidak mau membicarakan hal itu kepadanya. Karena menurutnya tidak sopan.

Untuk tes pertama, Emelie akan ditugaskan bersama Sonoda Akemi dan Yuka. Mereka berdua adalah pengawas, seberapa tangguh dirinya.

"Memangnya aku mau ditempatkan di mana?" tanya Emelie.

"Pemberontakan Islam di Xinjiang. Di tahun 1937," kata Gufron.

"Bukannya pemberontakan tersebut menghadapi pasukan Uni Soviet yang dipimpin oleh Sheng Shicai ya?"

"Ya. Kita tidak bisa merubah sejarah. Akan tetapi, ada hal yang menggangguku, Emelie. Yaitu keberadaan senjata laser. Menurut informasi yang beredar, laser itu dibuat oleh Theodore H. Maiman berkat teori dari kedua inventor, Charles Hard Towens dan Arthur Leonard Schawlow. Laser tersebut ada pada tahun 1960 dalam bentuk prototype. Akan tetapi pada tanggal 18 Mei 1960, benda tersebut dicuri oleh seseorang. Dan memberikannya kepada pasukan Uni Soviet," kata Gufron.

Emelie terkejut dengan penjabaran Gufron. Tangan kanan dikepalkan, menatap dan mendengarkan perkataan darinya.

"Dengan kata lain, peristiwa tersebut telah mengakhiri pemberontakan terlalu cepat ya?"

"Ya. Akibatnya, perang Dunia II terlalu cepat dan dimenangkan oleh pihak sekutu pada tahun 1940. Kemudian karena perjanjian Amerika Serikat dan Uni Soviet berakhir tidak memuaskan, mereka memutuskan perang dingin. Sampai pada puncaknya di tahun 1950 Amerika Serikat mengajukan perang terhadap Uni Soviet. Tapi mereka kalah total di tahun 1951. Dan Amerika Serikat menjadi sebuah sejarah belaka," katanya.

Semua terdiam. Tidak ada satu orang pun yang menyahut. Emelie tidak bisa membayangkan Uni Soviet menguasai dunia dengan mudah. Bahkan jika Rusia dilemahkan sekali pun, mereka tidak akan puas. Sejujurnya, Emelie tidak menyukai peperangan. Berharap dunia kembali damai seperti biasanya.

"Lalu tugasku apa yang harus kulakukan?"

"Mengembangkan prototype laser ke ruang kantor milik Theodore H. Maiman. Aku sendiri tidak tahu lokasinya. Tapi kalau kita mendapatkan benda itu, alamat kantor tersebut akan muncul apabila dibawa kemari,"

"Ok! Serahkan saja kepadaku!"

"Yuka dan Akemi! Kalian berdua menjadi pengawas. Boleh membantu, tapi hanya minimum saja. Sisanya, pengambil keputusan dan tindakan akan kuberikan kepada Emelie,"

Akemi dan Yuka mengangguk. Mereka berdua menekan tombol merah. Pintu mulai terbuka.

"Semoga beruntung!" teriak Alternate Rina Shirasaki.

"Jangan lupa beri makan ikan koi milikku, Koichirou-kun. Jika tidak, aku akan menghantuimu seumur hidup," ancam Akemi.

"Tolonglah, apapun jangan mengancamku seperti itu," keluh Koichirou.

Semua orang melambaikan tangan. Termasuk Satoru yang baru saja nimbrung di kapal Argo. Mereka bertiga pergi untuk menyelesaikan masalah dan merubah sejarah.

~o0o~

Aisyah terkejut dengan memori ingatan milik Gufron. Ternyata mereka cukup banyak. Tapi dari sekian orang, ada satu yang terlihat tidak asing di matanya. Ditambah ingatan tersebut merupakan salah satu kenangan yang diingat oleh mentornya.

"Aku mungkin tidak bisa membantumu karena berkutat dengan bumi lain. Tapi percayalah, tujuanku adalah membuatmu menjadi kuat,"

Aisyah camkan kata-kata tersebut. Kemudian, dia memegang erat busur panah. Berjalan melangkah pelan. Diikuti Rachel, Florensia dan Fanesya. Mereka berempat saling melirik. Aisyah melihat ada pintu coklat dalam kondisi menyala. Fanesya maju duluan. Membuka pintu pintunya. Decitan pintu terdengar nyaring. Ada seorang laki-laki ditutupi karung. Tapi bajunya tidak asing bagi Aisyah.

"Papa!"

Namun dia merasakan firasat tajam. Aisyah menginjak kaki kiri. Mundur satu langkah dalam kecepatan tinggi.

"Kau sudah menguasai [Back Step] ya. Tidak kusangka Gufron punya murid selain Satoru," ucapnya tersenyum.

"Siapa kau?"

"Tanpa basa-basi ya? Rasanya nostalgia sekali," muncul dari bayangan. Sosok laki-laki bertopeng badut.

Florensia, Rachel dan Aisyah meningkatkan waspada.

"Fanesya, selamatkan Papa. Aku akan mengalihkan—"

"Oh tidak semudah itu," dia muncul berada di depan Fanesya.

Aisyah melakukan tendangan memutar dari arah belakang. Laki-laki bertopeng badut menangkisnya. Menggunakan sikut kanan sebagai perisai. Dia terpental. Tapi gesekan kedua kaki berhasil menghindari tubrukan dinding. Florensia mengayunkan pedang Firdaus. Mengeluarkan elemen api dari pedangnya. Lalu menyebar ke hingga membentuk separuh lingkaran. Hingga laki-laki bertopeng badut terperangkap.

"Tidak buruk juga. Tapi ..." ujar laki-laki berjalan dengan santai.

Api yang membara, tidak dapat meluluhkan tubuh laki-laki bertopeng badut. Sebaliknya, dia melancarkan serangan balasan. Aisyah menembakkan busur panah ke arahnya. Tapi dia menghilang. Gadis berhijab tidak tahu keberadaannya. Kemudian, laki-laki bertopeng badut berada di belakangnya. Menendang ke punggung Aisyah hingga terpental ke dinding.

"Aisyah!"

"Jangan sibuk memikirkan orang lain,"

Florensia menebasnya. Tapi tidak mengenainya. Pergerakan Laki-laki bertopeng badut sulit diprediksi. Lalu menendang ke sikut Florensia. Dia terpental ke langit dan ambruk di dinding. Erangan penderitaan dari Florensia.

"Sialan kau!"

Laki-laki bertopeng badut meninju ke bagian perutnya. Rachel berdahak. Tubuhnya ambruk. Laki-laki bertopeng badut menghela napas kecewa.

"Apa segini saja kemampuan kalian?"

"Belum ... ini belum selesai,"

"Kalau begitu, serang aku dong. Masa' segini saja kemampuan saja?"

Mendengar provokasi darinya, membuat kedua telinga Aisyah memanas. Florensia yang masih kesakitan, melihat perjuangan Aisyah melawan laki-laki bertopeng badut. Gadis berhijab itu terus menembak anak panah ke arahnya. Fanesya masih kesakitan sehabis dipukul keras olehnya. Begitu juga dengan Rachel.

Aisyah melakukan [Back Step]. Merogoh dua belati. Menyerang laki-laki bertopeng badut.

"[Fireball]!"

Tiga bola api mengarah ke laki-laki bertopeng badut. Dia dapat menghindarinya dengan mudah. Akan tetapi Aisyah menarik jari telunjuk. Tiga bola api menyatu jadi bola api berukuran raksasa. Laki-laki bertopeng badut melompat dari arah belakang.

"Apa!"

"Sayang sekali. Seranganmu mudah diprediksi,"

Namun bibir Aisyah menunggingkan senyum. Laki-laki bertopeng badut memasang raut wajah bingung. Ketika lirikan mata menuju ke barat, dia menolehnya. Florensia menebas laki-laki bertopeng badut, dalam bentuk bulan sabit. Sebuah ledakan dari atap langit. Nyaris mengenai Hartoyo. Beruntung Fanesya melindunginya. Punggungnya terasa sakit.

"Fanesya! Sial!"

Rachel dalam kondisi tertatih-tatih, dia berlari kencang untuk menyelamatkan Fanesya. Sementara itu, Aisyah tidak ada waktu untuk memikirkan orang lain. Gadis berhijab masih menarik busur panah. Jaga-jaga apabila laki-laki bertopeng badut masih hidup. Benar saja. Asap kepulan tersebut masih menampakkan bayangan. Aisyah melepaskan tembakan ke arahnya. Anak panah itu berubah menjadi sepasang jaring nanobyte. Laki-laki bertopeng badut menghindarinya. Menggunakan pisau daging. Aisyah melakukan khayangan, menendang ke dagunya. Laki-laki bertopeng badut terkena serangan. Tapi dia tersenyum lebar.

"Ini luar biasa! Tidak kusangka bisa bertarung secara serius. Sama seperti Keepers Timeline!" teriak laki-laki bertopeng badut.

Aisyah merasa dirinya dalam bahaya. Dia melakukan peregangan otot, menyerang laki-laki bertopeng badut. Tembakan demi tembakan dilancarkan Aisyah. Sayangnya dia terus menghindar. Ekspresi senyuman lebar terus melekat dirinya. Senyuman itulah yang membuat Aisyah dan Florensia muak. Gadis berhijab menaruh busur panah, menggunakan dua belati untuk menyerangnya. Kedua tangan mengayunkan senjatanya. Menggenggam dua belati sambil mengamati pergerakannya. Laki-laki bertopeng badut pasti memiliki kelemahan. Itu yang dipikirkan oleh Aisyah.

Namun tubuhnya menghilang. Saat itulah, laki-lai bertopeng badut menyerang habis-habisan. Menginjak dinding sekitarnya dengan kecepatan tinggi. Tubuhnya berasap. Tatapan laki-laki bertopeng badut mengarahkan ke bagian leher. Florensia sudah menduga dia akan menyerang titik buta Aisyah. Dia menggunakan [Fire Wall] untuk melindungi mereka berdua. Laki-laki bertopeng badut tersenyum. Mengarahkan pisau ke perut Florensia. Dia terkejut tusukan tidak terduga. Dia mendorong laki-laki bertopeng badut. Mencabut pisau tersebut.

"Tch!" rintihnya.

"Florensia. Kau tidak apa-apa?" tanya Aisyah.

"Jangan mendekat. Orang itu ... menaruh racun dalam tubuhku,"

"Racun katamu?"

Laki-laki bertopeng badut menyerang dengan kecepatan tinggi. Aisyah bersiap untuk menembak. Tapi tali busur panah dipotong oleh laki-laki bertopeng badut. Menebas Aisyah dalam sekali serang. Gadis berhijab terkejut dengan serangan tersebut. Kedua mata terbelalak. Tidak percaya dengan apa yang diserang olehnya.

"Aisyah!" teriaknya.

Ketika laki-laki bertopeng badut menyerang, anak panah emas mengarahkan kepadanya. Dia menghindarinya. Akan tetapi daya penghancurnya sangat kuat. Laki-laki bertopeng badut menatap tajam ke sosok yang tidak dikenal.

"Siapa kau?"

"Meleset ya? Padahal aku berharap bisa mengenainya,"

Muncul seorang gadis berambut panjang coklat. Mata kanan memiliki hologram akurasi. Ditambah punggungnya terdapat sayap berukuran kecil. Baju zirah berlogam ringan disertai cahaya putih mengelilingi tubuhnya.

"Sudah lama sekali tidak bertemu denganmu, dasar brengsek,"

Laki-laki bertopeng badut tidak asing dengan suara itu. Tidak salah lagi. Sosok itu bernama Alternate Rina Shirasaki. Orang paling merepotkan diantara kru kapal argo.

~o0o~

Alternate Rina Shirasaki melepaskan busur panah yang terdiri dari kumpulan energi sihir. Lalu berjalan dengan anggun. Aisyah melihat sosok gadis dengan tenang. Bahkan aura yang terpancar berbeda dari dirinya.

"Rupanya gadis kecil telah kemari ya? Apa kau disuruh Gufron untuk membunuhku?"

"Sayangnya tidak. Aku kemari untuk menyadarkan si bodoh ini!" katanya mengacungkan jari ke Aisyah.

Mereka berdua terpelongo mendengar perkataan dari gadis berambut panjang itu. Dia berjalan menemui Aisyah yang terluka. Lalu menginjak luka tersebut hingga berkali-kali. Erangan dan kesakitan keluar dari mulutnya.

"Apa yang kaulakukan?"

"Kau ini bagaimana sih! Semua orang mengkhawatirkanmu! Kenapa kau terperangkap dalam masa lalumu sendiri, huh! Sepertinya kau harus diberi hukuman!"

Laki-laki bertopeng badut berlari kencang. Menyerang Alternate Rina Shirasaki. Tapi dia tidak bergerak. Malahan Florensia mengayunkan pedang Firdaus miliknya. Laki-laki bertopeng badut.

"Jangan menggangguku!"

"Seperti biasa kau dipenuhi rasa dendam dan kebencian terhadap Gufron. Harusnya kau menyadari. Serangan semacam itu tidak akan mempan terhadapku," katanya bernada datar.

"Apa katamu?"

Alternate Rina Shirasaki menarik energi sihir menjadi crossbow. Lalu menembak tanpa menoleh ke belakang. Kaki kanan terus menginjak tanpa henti. Saat Alternate Rina Shirasaki mau menginjak, Florensia mengacungkan pedang ke leher.

"Hentikan. Atau kubunuh kau,"

"Bunuh saja. Aku tidak peduli diriku mati," katanya tidak peduli.

"Yang paling penting adalah keselamatanmu sendiri," ucapnya.

Florensia menghindari serangan laki-laki bertopeng badut itu. Alternate Rina Shirasaki terus menembak tanpa hentinya. Laki-laki bertopeng badut mengarahkan pisau ke Florensia. Gadis bandana merah polkadot menyadari tidak ada gunanya merutuki aksi Rina. Gadis berambut panjang terus menekan tanpa henti. Pedang Firdaus yang digenggam mulai melemas. Mencoba menyembuhkan luka Aisyah akibat serangan laki-laki bertopeng badut. Alternate Rina Shirasaki tidak membantu sama sekali. Malah sibuk menendang bagian perut hingga erangan terus keluar dari mulutnya.

Asap tipis di baju Aisyah. Luka yang barusan ditendang oleh Alternate Rina Shirasaki mulai menunjukkan mulai menghilang. Bukan itu saja. Tebasan barusan menyatukan seluruh sel peredaran darah yang melepuh di sekitar tubuh Aisyah.

"Bagaimana bisa—"

Namun kedua pihak masih sibuk bertarung. Florensia baru kali ini melihat seseorang, terutama perempuan tidak takut dirinya diancam dibunuh. Dia tidak bergeming. Malahan sudah melepaskan diri dari ancaman tanpa ada masalah.

Terlihat dari wajah laki-laki bertopeng badut terengah-engah. Sedangkan Alternate Rina Shirasaki berjalan santai.

"Kenapa? Hanya segini kemampuanmu?"

"Sayangnya tidak. Aku masih punya kartu as untuk bisa mengalahkanmu!"

"Aku tidak ada waktu untuk bermain-main. Kuserahkan dia kepadamu ... Aisyah Marwadhani," katanya bernada datar.

"Apa?" tanya laki-laki bertopeng badut.

Tembakan tersebut meluncur dengan kecepatan tinggi. Laki-laki bertopeng badut menghindarinya. Tapi Rachel berada di belakang. Menarik pelatuk hingga tiga anak panah mengarah kepadanya. Laki-laki bertopeng badut berdecih kesal. Tubuhnya tertelan sepenuhnya. Rachel menduga bahwa kemampuannya berupa teleport.

"Berhati-hatilah! Dia menggunakan [Teleport]!" teriak Rachel.

"Bagaimana bisa kau—"

"Spirit Elkad ya? Pantas saja jiwamu menghilang," ujarnya.

"Spirit ... Elkad? Apa itu?" tanya Florensia.

Alternate Rina Shirasaki tersenyum melihat sosok Spirit Elkad bersamanya. Apalagi spirit itu dikagumi oleh dirinya.

"Spirit itu sudah ada sejak 1000 tahun lalu. Dia satu-satunya ras spirit yang masih bertahan karena menyegel kekuatan iblis. Akan tetapi, karena ras Titan menginterupsi penyegelan tersebut, kekuatan Elkad tidak bertahan lama. Dan jiwanya tersedot turun ke bumi. Tidak ada yang tahu keberadaannya sampai hari ini," jelas Alternate Rina Shirasaki.

Menurut Alternate Rina Shirasaki, Spirit Elkad adalah spirit paling tua diantara lainnya. Kekuatannya memang tidak seberapa. Tapi, kelebihan dia adalah tidak mudah mati. Bahkan setiap kematian akan terus diingat oleh si pembunuh atau penyerang. Semakin lama dia membunuh, semakin rusak pula kondisi mentalnya. Bahkan Elkad dianugrahi kekuatan berkali-kali lipat.

"Aisyah, apa lukamu sudah mendingan?" tanya Alternate Rina Shirasaki.

"Ya. Aku baik-baik saja. Tapi kemampuan macam apa itu?"

Alternate Rina Shirasaki tersenyum tipis. Dia ingin memberitahukan kepadanya. Tapi untuk saat ini, menyelesaikan pertarungan melawan laki-laki bertopeng badut adalah prioritas utamanya. Dia terbangun dari kepulan asap. Laki-laki bertopeng badut meludahi lantai dengan darah.

"Rina Shirasaki ... apa kau bosan hidup kali ini? Aku tidak bisa dibunuh lho,"

"Memang kau tidak bisa dibunuh. Tapi mentalmu akan rusak jika terus menerus dilakukan. Ditambah lagi, kekuatan milikmu semakin berkurang,"

"Selama aku masih punya ini, bagiku sudah cukup untuk menghancurkanmu!"

"Tapi kenapa kau menculik ayahku!" bentak Aisyah.

"Ayahmu? Maksudmu ayah angkatmu?" katanya sinis.

Aisyah, Florensia dan Alternate Rina Shirasaki melihat ekspresi aneh pada laki-laki bertopeng badut. Dia melihat Hartoyo sedang tidak sadarkan diri. Bahkan Fanesya telah melindunginya.

"J-Jangan bilang dia sudah—" laki-laki bertopeng badut membuka karungnya.

Hartoyo sudah menghembuskan napas terakhir. Tubuhnya terbujur kaku. Alternate Rina Shirasaki dan Florensia tidak sanggup melihatnya. Mata Aisyah terbelalak, melihat sosok ayah tirinya telah menjadi mayat.

"Ti-tidak mungkin. Tidak mungkin papa udah mati,"

"Sayangnya itu kenyataan. Dia sudah mati. Dibunuh olehku," katanya tertawa sinis.

Gadis berhijab berteriak ketakutan. Jeritan putus asa keluar dari mulutnya.

To be Continued