Chereads / Sagitarius Girl / Chapter 37 - Chapter 21. Konklusi

Chapter 37 - Chapter 21. Konklusi

Fanesya terbangun pasca terkena luka di bagian tubuhnya. Kedua matanya mencoba menerka situasi yang terjadi. Dia menoleh, bahwa Hartoyo sudah menghembuskan napas terakhir. Fanesya menitikkan air mata. Tidak mampu berkata apapun untuk menghibur Aisyah. Tapi dia melihat ada perbedaan dalam diri Aisyah. Terdapat aura penegak hukum, perintah dan keadilan yang dijunjung tinggi. Seolah-olah kebencian dalam dirinya mulai menghilang. Belum cukup sampai situ, Rachel, Florensia dan Alternate Rina Shirasaki merasakan energi serupa. Sehingga mereka bertarung dengan bebas tapi kuat.

"Aisyah ... kau--"

"[Deadly Shot]!" katanya menembakkan anak panah ke Orion.

Orion yang merasakan energi cukup besar, menghindarinya sekuat tenaga. Malahan, gada raksasa miliknya mengayunkan ke Aisyah. Tapi gadis berhijab itu melompat, menaiki gada sambil menembakkan anak panah ke Orion. Tangan kiri menangkisnya. Tapi terlambat. Pelepasan energi disertai anak panah terlebih dahulu dilepaskan. Membuat Orion terkejut bukan kepalang melihatnya. Asap hitam mengelilingi wajahnya. Tidak lupa menaruh busur panah. Menggantinya dengan dua belati sambil memutar tubuhnya ke tubuh Orion. Tebasan tersebut berhasil mengenainya. Darah berceceran ke mana-mana. Mengenai lantai dan tubuh Orion. Belum sampai disitu. Aisyah memutar kedua kakinya untuk mencekiknya melalui kedua pahanya. Tapi kaki kanan diangkat oleh Orion. Lalu dilemparkan ke langit. Aisyah bersiap segala kemungkinan. Orion menendang ke bagian perut. Gadis berhijab sudah memprediksinya, dengan menutupi kedua tangannya. Dia melirik ke belakang, mendorong kaki kanan menuju ke arahnya. Aisyah menembak anak panah. Mengendalikannya dengan cara tatapan matanya.

Ledakan terus menghampiri mereka. Sadar gedung ini mau runtuh, Alternate Rina Shirasaki menggunakan [Hyperdimension]. Seketika semua langit gedung berubah menjadi hampa. Warna putih tanpa ada pijakan gravitasi. Alternate Rina Shirasaki menyadari ketidaknyamanan ini. Dia memberikan gravitasi di sekitar.

Florensia ingin membantu. Tapi dicegah oleh Alternate Rina Shirasaki.

"Kenapa kau mencegahku?"

"Untuk saat ini, simpan dulu tenagamu. Dia masih belum meminta bantuan kepada kita," ucapnya.

"Tapi kalau begini caranya, Aisyah bisa dalam bahaya,"

"Kau salah, Florensia," balas Alternate Rina Shirasaki tersenyum.

Fanesya yang bangkit berdiri sasmenemui Florensia dan Rachel. Tubuhnya dipenuhi kotoran debu dan darah. Florensia bergegas untuk menyembuhkannya.

"Aku sudah mengenal Aisyah sejak lama, Florensia. Yang kau lihat itu ... adalah Aisyah yang selama ini kukenal saat masih kecil. Saat aku diselamatkan olehnya,"

"Diselamatkan olehnya?" ucapnya Florensia terkejut.

Kedua pihak saling bertarung. Baik Aisyah maupun Orion terus menyerang. Aisyah mengganti senjatanya dengan busur panah. Lalu menarik anak panah berjumlah enam buah. Disertai meluncur darh arah berbeda dan membelok. Gada miliknya mengayunkan, menghancurkan anak panah yang mengarah kepadanya.

Aisyah berdecih kesal. Bersiap mengganti rencana selanjutnya. Kedua tangan menapak ke tanah. Dua elemen berupa api dan tanah membentuk pusaran yang kuat. Orion menahan kedua elemen tersebut. Tapi Aisyah melepaskan tembakan anak panah. Kali ini energi yang dihasilkan sangat dahsyat.

"[Deadly Shot]!" teriaknya Aisyah.

Serangan tersebut tidak mengenai Orion. Tapi tatapan tajam skill milik Aisyah membelokkan ke arah Alternate Rina Shirasaki, yang konsentrasi menggunakan [Hyperdimension].

"Tidak akan kubiarkan!" teriak Florensia menggunakan [Barrier] dan pedang miliknya.

Serangan tersebut memang menahan kekuatan besar [Deadly Shot]. Tapi dirinya tidak tahu sampai kapan dia bertahan. Alternate Rina Shirasaki juga kesulitan mengimbangi sihir satu dengan gangguan sihir luar.

"Kalau saja ada Gufron ... dia bisa--"

"Diam dan biarkan aku konsentrasi menggunakan skill [Hyperdimension]!" sela Alternate Rina Shirasaki.

Florensia memilih membungkam mulutnya. Dia melototi Aisyah yang sibuk menghadapi Orion. Mereka sibuk saling bertarung. Terlihat bekas darah mentes pada masing-masing individu. Aisyah dan Orion kehabisan napas. Kaki mereka melangkah, melesat dalam kecepatan tinggi. Aisyah mengayunkan busur panah ke samping. Tapi berhasil ditangkis Orion. Laki-laki itu mengayunkan gada raksasa. Sadar perbedaan kekuatan jauh, dia merunduk. Menjegal kedua kaki Orion dari kiri. Tidak lupa juga Aisyah memutar tubuhnya dari samping kiri. Menendang ke bagian wajah Orion. Akan tetapi, tangannya berhasil menggengam kaki Aisyah. Ketika digenggam, gadis berhijab melepaskan tembakan anak panah ke wajah. Dia melepaskan kakinya. Menangkisnya sekuat tenaga. Florensia berlari kencang. Melakukan pose penusukan berupa kedua tangan digenggam pada bagian ujung. Lalu berlari laju sambil mengeluarkan elemen api dari ujung tajamnya.

"Tch! Merepotkan!" gerutu Orion.

Aisyah menambahkan api ke Florensia. Pusaran api mengelilinginya. Rachel memegang senjata crossbow. Menarik pelatuk sambil berharap tembakannya mengenai Orion. Aisyah melihat tembakan Rachel. Dia membantunya menggunakan pusaran angin. Sihir miliknya memang tidak mempan terhadapnya. Tapi apabila angin menyatu dengan api, dia ingin tahu apakah Orion dapat bertahan.

Pusaran angin dan api melaju menuju Orion. Dia berusaha bertahan. Walau demikian, laki-laki itu tidak tahu perpaduan kedua elemen. Selama ini, dia diajakan ilmu pengetahuan secara modern. Tapi untuk kali pertama, dia menerima serangan cukup besar. Rachel bersyukur tembakan tersebut bisa melukai Orion. terbukti, tetesan darah pada kedua tangan. Membuat Orion berpikir ulang.

"Perpaduan ini—"

"[Deadly Shot]!" teriak Aisyah.

Orion menangkisnya dengan gada raksasa. Tapi Florensia menebas pergelangan tangan kirinya. Hingga bersimbah darah. Betapa terkejutnya Orion dapat dipatahkan dengan mudah.

"Bagaimana bisa—"

"Pedang Firdaus apabila digunakan kekuatan secara maksimal, maka akan mendapatkan serangan yang lebih kuat dari sebelumnya,"

Pedang Firdaus memilki kelebihan lain selain elemen api. Semakin dia mengalami pahit, pedang tersebut akan semakin kuat dengan sendiri. Bahkan lima kali lipat dari sebelumnya. Ditambah tekad pengguna juga meningkatkan kekuatan mencapai batas maksimal.

"Rupanya aku meremehkan kalian semua—"

"Baru nyadar. Harusnya langkah pertama kau tidak boleh lengah!" ucap Alternate Rina Shirasaki menendang ke bagian wajah Orion.

Sialnya, Orion tidak bisa refleks lagi, karena tangan kiri putus. Dia mengambil gada besar segera. Tapi Rachel terus menembak. Kali ini menggunakan pistol. Baginya pistol itu sebuah mainan. Tapi yang jadi masalah adalah dia terlalu meremehkan musuh. Alternate Rina Shirasaki tahu hal itu, karena mereka bertiga diliputi amarah cukup besar. Amarah itulah yang membuat mereka melampaui batas.

"Kenapa ... kenapa aku tidak bisa mengalahkan kalian?"

"[Hellfire]!"

"[Deadly Shot]!"

Teriakan Aisyah dan Florensia terus bergemuruh. Rachel mengisi peluru dan menembaknya lagi. Fanesya sibuk mengetik untuk mencari kelemahannya. Tangan kiri memang berhasil putus. Tapi selama dia mampu bertahan, kekuatan Aisyah dkk akan menurun. Kini, Fanesya mengamati dari kejauhan.

Aisyah turun dari lompatan. Tapi hanya menyisakan satu anak panah. Ditambah energi yang tersisa sudah habis. Alternate Rina Shirasaki mengulur waktu sekali lagi. Sampai kemudian, gadis berambut panjang menadahkan tangan kanan ke Orion.

"[Elf Mode]!"

Perubahan terjadi pada diri Alternate Rina Shirasaki. Sekujur tubuhnya diliputi sihir, spirits dan jiwa berkekuatan angin. Daun-daun hijau ditebas dengan mudah. Membentuk angin puyuh berukuran dirinya. Berubahlah sosok Alternate Rina Shirasaki menjadi seorang Elf cantik. Berambut panjang dan pakaian seperti pemanah.

"Tch! [Elf Mode] ya? Aku paling benci berhadapan dengan Elf,"

Alternate Rina Shirasaki merasakan spirits dan angin berada di sampingnya. Tekanan angin juga dirasakan oleh semua orang yang ada di [Hyperdimension]. Yang membuat Florensia terkejut adalah tidak ada kekhawatiran ketika menggunakan dua sihir dalam bersamaan. Serasa beban tersebut dipindahkan ke suatu benda yang tidak kasat mata.

"[Arrow Shot]," ucapnya dengan enteng.

Orion menghindari serangan itu. Tangan kanan menangkisnya. Akan tetapi, Florensia mengambil tindakan. Dia berlari kencang. Memasang kuda-kuda untuk menyerang. Membantu Alternate Rina Shirasaki. Orion mengayunkan gada raksasa ke Florensia. Alternate Rina Shirasaki menggunakan sihir [Barrier] ke gadis bandana merah polkadot itu. Pedang Firdaus miliknya menyala-nyala.

Sementara itu, Aisyah menggunakan anak panah terakhir untuk mengalahkan Orion. Alternate Rina Shirasaki mengambil inisatif menyerang. [Elf Mode] diaktifkan. Sihir angin melesat ke arah Orion. Disertai anak panah mengarahkan kepadanya. Angin tersebut semakin lama semakin cepat. Alternate Rina Shirasaki melompat dari arah samping. Menembak anak panah dari samping. Kemudian melepaskan begitu saja. Tidak lupa juga Florensia bersiap untuk menebas. Pergelangan tangan tangan diputar, menggenggam ujung gagang pedang Firdaus. Selain itu, tebasan kali ini bukan lagi bersifat kebarat-baratan. Melainkan ala samurai.

"[Sacred Style: Flame Meteor Slash]!" teriak Florensia.

Orion mengayunkan lagi. Dia menggunakan trik pisau untuk melindunginya. Tapi, Alternate Rina Shirasaki tidak akan membiarkannya. Tembakan selanjutnya, terbelah menjadi beberapa bagian. Setelah itu, anak panah yang sudah bercabang, meledak begitu saja. Orion terkejut, mengayunkan gadanya sekali lagi. Akan tetapi, di sampingnya, Aisyah muncul dari depan. Ternyata, Alternate Rina Shirasaki menutupinya. Energi yang selama ini dia himpun, menjadi energi besar.

"Serangan terakhirku. [Deadly Shot],"

Tembakan Aisyah melesat jauh. Mengenai jantung Orion. Kedua matanya terbelalak. Tidak percaya bahwa Aisyah yang melakukan semua ini. Florensia, Alternate Rina Shirasaki, Rachel juga terkejut dengan kekuatan dimilikinya.

To be Continued