Akhirnya hari yang ditunggu - tunggu tiba juga. Ayu dibangunkan bi Tuti jam 4 subuh untuk siap - siap mau didandani oleh penata rias timnya mba Farah. Ayu yang sebelumnya dilarang untuk tidak boleh mandi, konon katanya menurut orang jaman dulu takut hari pernikahannya akan mengalami kendala gara - gara pengantin mandi bisa menyebabkan turun hujan sehingga tamu - tamu malas untuk datang.
Tapi bagi Ayu, ngapain diikutin? Kalau gak mandi, seharian akan bau badan donk. Apalagi di hari penting ini, ia takut bau badannya tercium oleh tamu undangan. Walaupun sepengetahuan Ayu, siapa yang akan diundang? Keluarga Rashid ada di Qatar dan walaupun mereka mengetahuinya tak mungkin datang karena pernikahan ini akan ditentang oleh mereka bahkan Ayu mungkin tak dianggap sebagai istrinya. Sedangkan Ayu sudah tak punya keluarga lagi, temanpun yang di Jakarta dan di Serang tak diundang karena pernikahan yang sangat dadakan ini.
Perkenalan mereka bahkan kurang dari seminggu hanya 4 hari kenalan dan hari ini hari ke 5 mereka menikah. Wow masa yang begitu singkat.
Tepat hari ini seminggu yang lalu tak terbayangkan olehnya ia akan menikah. Seminggu yang lalu ia masih ditahan oleh si germo gendut itu dan malamnya aku harus melayani pelanggan hidung belang.
Apakah malam ini juga ia melakukan trik yang sama terhadap Rashid? Tapi Rashid kan berbeda, dia itu suamiku. Sudah menjadi haknya sebagai suami untuk mencumbuku dan sudah menjadi kewajibanku sebagai seorang istri untuk melayaninya.
Dengan pemikiran pernikahan yang sebentar hanya akad saja tanpa resepsi, maka Ayu mandi. Hal ini karena bakalan tak ada tamu undangan yang diundang dengan waktunya yang mendadak ini. Selain itu resepsi itu butuh gedung atau rumah yang didekor sedangkan villa ini tak dihias apa - apa, jadi pasti hanya akadnya saja.
Tapi ini tak masalah baginya dan tak membuatnya sedih karena ia tak pernah membayangkan akan mengalami pernikahan. Apalagi sejak penculikan dan penjualan dirinya ke germo sehingga hancur sudah harapannya untuk menjadi wanita biasa.
Ia bersyukur Rashid membebaskannya dan mau menikahinya sehingga ia memiliki status sebagai seorang istri, bukan wanita simpanan apalagi wanita panggilan. Untuk itulah ia harus siap menerima keadaan jika suatu saat Rashid sudah bosan padanya dan memilih wanita lain karena kecantikan seseorang akan layu seiring zaman, sedangkan Rashid tertarik padanya hanya karena penampilan luarnya saja bukan karena berdasarkan cinta.
Ia tak mengerti akan jalan pikiran Rashid. Kadang - kadang dia begitu hangat, senang bergurau sehingga Ayu merasa kegeeran seperti orang yang dicintai tapi kadang - kadang dia dingin tak berperasaan.
Apapun itu, setelah menikah, Ayu harus menuruti semua perintah Rashid yang telah berjasa besar untuknya.
Setelah Ayu mandi, kamarnya diketuk kembali.
Setelah buka pintu Ayu dikejutkan dari samping "Surprise.." teriak semua teman - temannya.
Ternyata teman - temannya datang. Ini merupakan kejutan yang sangat menyenangkan karena baru tadi malam ia bersedih bahwa teman - temannya tidak dapat hadir dalam pernikahannya.
"Kenapa kalian bisa datang?" tanya Ayu yang terbengong - bengong tak percaya akan penglihatan dan pendengarannya.
"Berkat ka Fahd" jawab Aminah.
"Iya. Lu jahat ikh gak ada kabar, tau - tau kami dihubungi Fahd yang tiba - tiba memberi kabar bahwa lu mau merit hari ini dan kami diundang untuk datang. Bayangin coba, gimana jantung gue mau copot dengernya saking kagetnya" jawab Kirana.
"Apalagi Xin yang paling kaget karena pernah panik ke kosanmu tapi kamunya tidak ada, akhirnya dia laporan ke polisi. Dan dari polisi pun tak ada kabarnya" timpal Aminah.
Ayu hanya memandangi wajah teman - teman dan tak terasa air mata turun jatuh ke pipinya. Karena ia tak menyangka dapat bertemu teman - temannya lagi.
"Terima kasih teman - teman, aku kangen kalian.." kata Ayu sambil memeluk 3 temannya. Mereka berempat berangkulan dan menangis bersama dari perasaan lega atas keselamatan Ayu, disaksikan keluarga teman - temannya yang berada di belakang mereka. Semuanya memberi mereka waktu untuk meluapkan rasa rindu berpisah hampir setahun lamanya mereka berpisah.
Setelah beberapa saat lamanya, air mata habis bercucuran, mereka akhirnya melepaskan pelukan masing - masing.
Ayu memandangi Xinxin dan berkata " Maaf Xin, aku sudah membuatmu khawatir" ucap Ayu.
"Tak apa, itu sudah berlalu. Yang penting kamu selamat" jawab Xinxin.
"Sudahlah jangan bersedih lagi! Ini kan hari istimewa, pernikahannya Ayu. Mari kita hepi - hepi" kata Mister Josef yang sekarang dia dan bu Nia sebagai wali Ayu, walaupun tak sah dimata hukum.
"Eh mister Josef datang juga, bu Nia mana?" tanya Ayu sambil mencium tangan mister Josef. Walaupun mereka walinya, tapi Ayu tetap memanggil mereka seperti biasa karena budaya orang bule hanya memanggil nama saja.
"Di sini sayang" jawab bu Nia di belakang mereka yang sedang menggendong anaknya dipunggungnya yang berusia 2 tahun. Mereka berada di lorong kamar yang sempit jadi tidak terlihat semua.
Ayu keluar kamar dan cium tangan semua orang dewasa dari keluarga teman - temannya hingga terakhir bu Nia sebagai bentuk hormat.
Ketika mereka mau berlanjut bertukar cerita kabar, mba Farah beserta tim penata rias menaiki tangga dan menyuruh Ayu bersiap - siap. Kamar Ayu tak muat lebih dari 10 orang, maka sebagian besar orang dewasa turun ke lantai 1 menunggu Ayu selesai dandan.
Sedangkan Ayu dan teman - temannya serta ibu Kirana berkumpul di kamar Ayu. Untunglah ibunya Kirana bisa menghias hena karena seharusnya yang menghiasnya dari para kerabat dan teman sang mempelai, bukan dari orang yang dibayar khusus hias tangan hena.
Sedangkan teman - teman Ayu menyaksikan tangan Ayu dihiasi hena / pacar mulai dari jari tangan, telapak tangan dan pergelangan tangan sebagai adat orang Timur Tengah yang seharusnya sudah dilakukan sejak seminggu yang lalu.
Sedangkan teman - temannya Ayu berdoa dan mengaji kecuali Xinxin yang berdoa dengan cara yang berbeda, selama tangan Ayu dihias dengan hena.
Selesai tangan Ayu dihiasi hena, maka semua teman Ayu turun dan digantikan oleh penata rias.
Sejam kemudian, Ayu keluar dari kamar tidur, lalu turun ke lantai 1. Ia terlihat sangat cantik dengan riasan makeup yang semakin memancarkan kecantikannya, dan mengenakan kerudung yang tertutup oleh Siger dan bunga melati di kepalanya. Ayu terlihat anggun mengenakan gaun pengantin kebayanya yang berwarna putih dengan ujung kebayanya panjang di bagian belakang hingga menyapu lantai sehingga membutuhkan bantuan orang lain untuk mengangkatnya agar tetap bersih. Bawahannya memakai Jarik hingga semata kaki dan sendal hak berbahan kayu berukir bunga yang cantik.
Teman - teman Ayu beserta keluarganya yang menunggu Ayu di lantai 1 segera bergegas mengerubungi Ayu memberikan selamat dan foto - foto sebelum berangkat ke tempat akad dan resepsinya.
Gaun belakang Ayu yang panjang itu sebelumnya diangkat oleh mba Farah lalu digantikan oleh teman - temannya Ayu menuju ke mobil mercedes - benz C200 warna putih yang telah dihiasi bunga di depannya.
Di mobil itu Ayu duduk di kursi belakang seorang diri sedangkan di kursi depannya diduduki oleh Mat dan Ahmad sebagai supir.
Teman - teman Ayu dan wali Ayu konvoi 4 mobil di belakangnya. Sedangkan di depan Ayu dikawal oleh mobil polisi untuk memberi akses dari kemacetan sehingga mereka cepat sampai di tempat tujuan. Mereka berangkat dari villa jam 7 pagi.
- * * * -
Rashid yang menginap di hotel Le Eminence Puncak, sudah berangkat dari jam 6 dan tiba jam 7 pagi. Ketika ia tiba, Ayu baru berangkat dan sedang dalam perjalanan. Sekarang jam 8 pagi seharusnya Ayu sudah tiba tapi sampai sekarang belum datang juga.
"Fahd, tolong telepon teman Ayu, mereka sudah ada dimana?" tanya Rashid yang sedang menunggu kedatangan Ayu di restoran Fire Grill & Bar Pool Side dengan wajah resah, takut Ayu kenapa - napa di jalan.
"Bentar lagi Rashid, kau sudah bertanya sebanyak ratusan kalinya, kupingku sudah panas nih dengar kau bertanya mengenai itu - itu saja. Tunggu saja dulu" jawab Fahd yang sudah bosan dengan pertanyaan itu.
"Jarak villa dengan hotel tadi malam, sama saja jadi seharusnya mereka sudah di sini" komentar Rashid.
"Nih minum dulu!" Fahd menyodorkan gelas berisi air putih.
"Untuk apa? Aku tidak haus" protes Rashid.
"Minum aja dulu! Siapa tahu bisa meredakan kegelisahan" jawab Fahd.
"Tadi aku menyuruh teman Ayu untuk meneleponku kalau mereka kenapa - napa di jalan. Sampai sekarang tak ada telepon berarti mereka lancar di jalan. Jadi tunggu saja" jawab Fahd.
Akhirnya Rashid minum juga air minum yang diberikan oleh Fahd.
Setelah minumannya habis, terdengar suara sirine mobil polisi yang mengawal perjalanan mereka. Wajah Rashid langsung cerah dan senyuman menghiasi wajahnya.