Chereads / Dendam Dan Cinta / Chapter 18 - Ciuman Pertama

Chapter 18 - Ciuman Pertama

Oma Kira tidak menyangka kalau Opa Kim pulang secepat itu, padahal dokter Marie sudah memberitahukan kalau Opa masih akan dirawat di rumah sakit berapa hari lagi. Oma Kira memandang suaminya dengan heran wajah Opa Kim terlihat cerah dan segar di belakangnya berjalan Alfi Kim anaknya dan Nesia cucunya.

"Nesia kembalilah ke kamarmu, biar Opa aku yang jaga!"

Nesia mengangguk.

Sewaktu berjalan menuju kamarnya dia berpapasan dengan Gibson. Kamar Gibson bersebelahan dengan kamar Nesia . "Kamu sudah pulang Opa gimana?"

"Bersama Oma!" Nesia menunduk dia tidak berani menatap wajah Gibson. Semenjak tahu kalau Gibson ternyata cucu Opa dan ternyata mereka tinggal serumah, Nesia jadi malu dan gugup bila bertemu Gibson.

Gibsonn tahu Nesia masih malu dengannya, tapi dia tidak peduli dia terus mengekori Nesia dan ikut masuk ke kamarnya.

"Hei...kenapa kamu ikut masuk...keluar gih!" wajah Nesia memerah. "Aku ingin bicara denganmu!"

"Tapi bukan di sini kan?"

"Kenapa? aku kan suamimu?" wajah Indonesia semakin merah seperti kepiting rebus. Gibson tertawa melihatnya. "Aku ingin mengajakmu keluar!"

"Kemana?"

"Makan malam, kencan!", Gibson tersenyum, dia merasa kasihan dengan Nesia, kalau kelamaan di kamar Nesia dan dengan wajahnya yang merah seperti itu lama-lama dia bisa membakar isi kamar ini.

"Aku keluar dulu!" Nesia lega. Gibson berjalan menuju pintu kamar, Nesia mengiringi di belakangnya. Tiba-tiba Gibson terbalik.Cup. Gibson mencuri ciuman di pipi Nesia lalu berbalik cepat meninggalkan kamar. Nesia terperangah.Degdegdeg. Jantungnya berdetak cepat. Dia tidak menyangka Gibson melakukan ciuman mendadak seperti itu. Ciuman pertamanya. Nesia merasa lumpuh. Dia menjatuhkan diri ke kasur. Panas tubuhnya membekas di atas sprei. Nesia memejamkan mata. Dia seperti bermimpi. Bagaimana mungkin kalau ternyata dia dan Gibson adalah suami istri.

Bagaimana kalau orang di rumah menuduh Nesia berbuat yang tidak-tidak, mereka tidak tahu kalau dirinya dan Gibson sudah menikah.

Nesia bingung harus berbuat apa.

saya juga tidak berani menerima ajakan Gibson untuk keluar malam ini ini. Bagaimana cara keluar dari rumah ini? Nesia galau.

Ketukan di depan pintu menyadarkan Nesia. dia bangun membuka pintu. Ibu Ros berdiri tersenyum memandangnya.

'Boleh aku masuk?"Nesia membuka pintu lebar-lebar, Ibu Ros masuk ke kamar.

"Mari ikut denganku!"

Nesia tidak berani bertanya. Ibu Ros mengajak dia keluar rumah. sebuah mobil menempuh di teras rumah.

"Ayo masuk!" Ibu Ros membukakan pintu mobil, menyuruh Indonesia masuk ke dalamnya.

"Kita pergi kemana Bu Ros?" tanya Nesia bingung, dia khawatir Opa akan memanggilnya.

"Jangan khawatir, Opa tahu kamu pergi denganku!" Nesia mengangguk. Ibu Ros ternyata mengajak Nesya ke sebuah salon butik. "Kita ngapain ke sini bu Ros!" ibu Ros tertawa. 'Ya untuk perawatan lah! yuk...masuk...mereka sudah menunggu!" Nesia bin tetapi dia menurut saja ketika salah seorang pegawai salon tersebut membawanya ruang perawatan di ruangan yang berbeda dengan Ibu Ros.

Nesia tidak pernah melakukan perawatan di salon kecantikan, Nesia pasrah, dia menurut apa saja yang dilakukan si karyawan salon tersebut kepadanya.

"Rambutnya di creambath dulu ya, kakak!" Nesia mengangguk, dia ngikut aja, lagipula dia tidak tahu harus bagaimana di tempat itu.

setelah melakukan perawatan selama 2 jam, karyawan salon itu mendandani wajah Nesia.

Nesia dari tadi hanya memejamkan mata jadi dia tidak tahu apa yang dilakukan oleh orang lain dengan wajahnya.

"Sudah selesai kakak!" Nesia membuka matanya. dia terkejut dengan pemandangan di cermin. dirinya telah berubah menjadi sangat cantik. Ibu Ros tertawa melihat aksi keluguannya. Dia telah membawakan berapa setel pakaian untuknya, sepatu dan tas. "Ayo dicoba semua!" Nesia melongo. Ibu Ross mengerti dia melepaskan beberapa baju tersebut ke badannya. "Coba yang ini, pasti cocok denganmu, bawa sepatunya juga!" Ibu Ros mengambil sebuah gaun manis berwarna biru. Nesia menurut, membawa gaun tersebut ke kamar pas. beberapa menit kemudian Nesia keluar. beras bertepuktangan. "Cantik! cocok denganmu!" katanya senang.

"Ayo kita pulang!" Nesia bingung, tidak mungkin dia pulang dengan pakaian begini. "Ayo!" ibu Ros menariknya keluar ruang perawatan itu. Ternyata di ruang tunggu sudah ada Gibson.

Nesia mengacungkan jari menunjuk Gibson dan ibu Ros bergantian. Dua orang itu tertawa. Jadi ibu Ros dan Gibson sudah kompakan mengatur hal ini.

"Ibu Ros sudah tahu?" tanya Nesia lugu. Ibu Ros tertawa.

"Ibu Ros sudah tahu kalau kita sudah menikah!" Gibson meraih pundak Nesia ke pelukannya. Nesia kembali gugup. Gibsonn membawanya pergi dari tempat itu meninggalkan ibu Ros.