Chereads / Cinta Sang Monster / Chapter 9 - KEBISUANNYA

Chapter 9 - KEBISUANNYA

We are all broken, that's how the light gets in.

-Ernest Hemingway-

***

"Pak!" Kesabaran Madam Anne semakin menipis, dia bertolak pinggang sambil berkata keras. "Lepaskan gadis itu sekarang juga!"

Ketidaksopanan dari suara Madam Anne membuat Torak menggeram dengan berbahaya dan membuat Raine semakin tidak nyaman, dia melihat pada Madam Anne dengan air mata yang hampir jatuh, bercampur dengan air hujan karena tidak dapat melepaskan dirinya dari cengkeraman erat Torak.

"Pegang dia." Torak mengambil payung yang Raphael pegang dan menyerahkan Raine pada sang Beta.

Sekalinya Torak melepaskan Raine, gadis itu berusaha untuk berlari ke arah Madam Anne, tapi Raphael menahan pundaknya dengan kuat. "Tolong jangan kemana- mana, kami tidak akan menyakitimu." Dia berkata dengan suaranya yang rendah, cukup untuk Raine mendengarnya.

Namun, Raine begitu ketakutan dan bertekad untuk membebaskan dirinya dari dua pria yang tidak dikenalnya ini, berbalik, Raine kemudian menggigit tangan Raphael yang tengah menahan pundaknya.

Terkejut dengan apa yang Raine lakukan, dan bukan karena usaha kecilnya untuk menggigit dirinya, Raphael melepaskan tangannya dari pundak Raine, dia menatap Raine yang berlari menuju Madam Anne.

Namun, sebelum gadis kecil itu mencapai penolongnya, Torak telah menarik pinggangnya kembali dan membawa Raine ke sisinya lagi. Tidak mengindahkan pekikkan Madam Anne dan usaha Raine untuk memukulnya.

Torak kemudian berbalik dan melotot marah pada Raphael yang telah gagal menjaga Raine. Sebaliknya, Raphael membalas itu dengan sebuah senyuman gugup.

"Apa yang kamu inginkan!?" Madam Anne membentak Torak dan mencoba untuk mengancamnya. "Aku akan memanggil penjaga kalau kamu tidak melepaskannya!" Madam Anne menuntut.

[Kamu pikir, berapa banyak penjaga yang dibutuhkan untuk menghentikan Alpha kita?] tanya sebuah suara yang menggerutu di dalam kepala Raphael.

Secara tiba- tiba, seekor serigala besar berwarna abu- abu dengan tinggi sebatas pinggang Raphael telah berdiri disampingnya.

[Aku sudah katakan padamu untuk datang menyusul.] Raphael membalas serigala itu melalui mind link(10).

Karena pada saat diri mereka berubah wujud ke bentuk lain mereka tidak dapat bicara, mereka akan berkomunikasi dengan mind link.

[Aku disini.] Calleb menjawab dengan nada jahil sambil menggoyang- goyangkan ekornya yang berbulu seperti seekor anak anjing. [Kamu tidak mengatakan padaku dengan lebih spesifik kalau aku hanya boleh datang dengan wujud manusia, kan? Sekarang sedang hujan dan aku tidak mau pakaianku yang bernilai mahal itu menjadi basah.] Calleb mengelak dengan pintar.

Bagi shape shifter seperti mereka, sekalinya mereka berada di dalam wujud lain, itu berarti mereka berada di dunia yang berbeda, tidak ada satu manusia pun yang dapat melihatnya.

Hal yang paling menguntungkan bagi mereka adalah; mereka bisa menjaga pakaian mereka tetap utuh ketika mereka kembali ke bentuk manusia, maka dari itu mereka tidak perlu telanjang bulat atau menggigit celana boxer kemana pun mereka pergi.

Raphael tidak berkata apapun ketika dia menendang si serigala abu- abu. Tapi, Calleb menghindari tendangan itu dengan sikap yang malas.

Mereka berdua melihat ke arah Torak dan wanita gemuk, yang pada akhirnya, berbicara dengan lebih tenang walaupun di bawah terpaan hujan lebat.

[Apakah itu dia?] Calleb menunjuk dengan moncongnya kepada gadis yang ketakutan di dalam pelukan Torak. [Luna(11) kita?]

[Ya, itu dia.]

[Yang benar? Dia itu apa? Fae(12)? Tapi Fae bukanlah shape shifter.] Calleb menggumam. Dengan kata lain, manusia biasa tidak bisa melihat mereka.

Raphael melirik kepada si serigala abu- abu dengan bingung. [Tentu saja dia adalah manusia.]

Sang serigala melengkungkan ujung bibirnya dan memperlihatkan taringnya yang Raphael asumsikan sebagai sebuah cengiran. [Dia jelas- jelas telah melihatku beberapa waktu lalu. Tidak ada manusia yang dapat melihatku di dalam wujud ini.]

Raphael melihat kepada Raine, tapi gadis itu telah membenamkan wajahnya ke lengan Torak, karena dia tidak bisa lagi melarikan diri darinya.

Setelah lima menit berdiskusi, akhirnya Madam Anne mengangguk atas apa yang Torak sarankan dan membiarkan dia masuk ke dalam panti asuhan seraya membukakan pintu dan menahannya untuk Torak.

Seolah itu merupakan tanda, Raphael menghampiri mereka ketika sebuah kantong plastic putih menarik perhatiannya. Raphael lalu membungkukkan badannya untuk mengambil kantong plastic tersebut dan melanjutkan berjalan, masuk ke dalam gedung panti asuhan dengan serigala supernatural mengikuti di belakangnya.

Gedung panti asuhan ini benar- benar besar dan tua, sepertinya gedung ini telah di bangun selama berabad abad dan sudah sangat lama sejak terakhir kali di renovasi.

Madam Anne berjalan di depan dengan Torak dan Raine, yang masih dalam dekapan Torak, sementara itu Raphael dan sang serigala berjalan bersisian tiga meter jauhnya dari mereka.

Mereka berjalan sepanjang lorong dalam keheningan sebelum akhirnya Madam Anne berhenti tepat di depan sebuah pintu berwarna biru, dia membukanya. "Kalian berdua bisa bermalam dulu disini untuk malam ini, saya akan memanggil seseorang untuk memberikan pakaian bersih untuk kalian berdua."

"Saya ingin berbicara mengenai pengadopsian dia sekarang," Torak berkata langsung setelah Madam Anne selesai berbicara.

Segera, Raphael tahu kemana arah perbincangan ini dan bergegas untuk melangkah mendekat.

"Pak, kita bisa membahas mengenai masalah ini besok pagi." Madam Anne mengerutkan alisnya.

"Saya tidak akan menunggu sampai besok pagi." Walaupun Torak berbicara pada Madam Anne, tapi matanya sama sekali tidak meninggalkan sosok gadis di dalam dekapannya.

"Pak…" Madam Anne sedikit kesal, tapi kata- katanya terpotong.

Dari sisi lain, Raphael berdehem, menjernihakan tenggorokkannya untuk menarik perhatian mereka dengan cara yang sopan. "Pertama- tama, biarkan aku memperkenalkan diriku."

Raphael melangkah mendekat kepada mereka dan menatap ekspresi tidak bersahabat yang terpatri di wajah Madam Anne. "Nama saya Raphael Lockwood, personal assistant dari Torak Donovan."

Raphael memberikan gesture pada Torak disebelahnya yang masih melingkarkan tangannya di pinggang Raine, mengetahui usahanya sia- sia, kini gadis itu tidak mencoba untuk melarikan diri lagi.

Sementara itu, dalam hitungan detik Madam Anne terpekik dan menutup mulutnya dengan tangannya yang besar. "Apakah kamu… apakah kamu multibillionaire Donovan?" Wanita itu terkesiapp dan mencondongkan tubuhnya untuk melihat dengan lebih baik pria yang tengah berdiri di hadapannya ini.

Siapa yang tidak mengetahui nama Donovan? Dia adalah pria yang paling di gandrungi di antara para pebisnis dan wanita.

Businessman paling sukses yang sangat jarang muncul di depan public, tapi sekali orang- orang melihat sosoknya, maka akan sangat sulit melupakan kharisma yang terpancar darinya. Aura nya yang kuat membuat figure nya terpatri di dalam ingatan setiap orang.

Madam Anne tidak menyadari hal ini sebelumnya, karena kurangnya pencahayaan dan malam yang hujan, tapi sekarang, Raphael telah menyebutkannya dan Madam Anne melihat Torak dengan mata kepalanya sendiri. "Ini orangnya!" dia mengeluarkan jeritan tertahan, terkejut.

Madam Anne adalah wanita yang belum menikah di usianya yang berada di awal tiga puluh tahun, tentu saja dengan melihat Torak Donovan tepat di depan matanya dengan air mengalir dari rambutnya, ini sungguh suatu pemandangan yang luar biasa.

"Saya Anne… Anne Julliane." Madam Anne gugup.

Calleb terkekeh dalam wujud serigalanya di sebelah Raphael. [Kamu membuat wanita itu mendapat serangan jantung.] dia mengolok- olok.

Raphael tidak mengindahkannya dan terus berbicara dengan Madam Ane. "Selamat sore Nona Julliane."

"Anne saja." Madam Anne berkata dengan malu- malu.

"Anne." Raphael mengangguk dengan sopan. "Kami ingin berbicara mengenai pengadopsian sekarang juga karena pagi ini kami harus segera kembali ke kota Red River dan kami butuh membawanya bersama kami."

Torak tidak memperhatikan diskusi yang terjadi atau membalas senyuman Anne padanya.

Karena dia tengah khusyuk memperhatikan Raine, gadis itu tengah memandangi sepatunya, ketakutan di dalam dekapannya, Torak bahkan bisa merasakan tubuhnya yang gemetar.

Sekarang Torak penasaran, dia sama sekali belum mendengar suara gadis ini sejak pertama kali dirinya melihatnya.

Kenapa dia tidak berbicara?

"Siapa namamu?" Torak bertanya dengan lembut, tapi bahkan Raine tidak mengangkat kepalanya.

Mengabaikan perbincangannya dengan Raphael, Anne justru menjawab pertanyaan Torak. "Namanya adalah Raine."

"Raine…" Torak mengulangi nama gadis ini dan menyukai bagaimana nama tersebut di bibirnya serta bagaimana nama itu terdengar. "Nama yang sangat indah." Torak memuji.

"Berapa usiamu?" Torak pikir, Raine pastilah sangat muda, seorang remaja paling tidak.

"Dia berusia tujuh belas tahun pak." Anne menjawabnya lagi dengan suaranya yang manis.

"Apakah aku bertanya padamu?" Torak mengangkat kepalanya dan menatap tajam pada Anne. Dia ingin mendengar suara Raine, tapi kenapa wanita ini terus menerus menjawab pertanyaannya? Sungguh mengesalkan!

"Tidak, pak… tapi…" Anne menjadi gugup. "Tapi, dia tidak akan menjawab pertanyaanmu."

"Kenapa?" Torak mengerutkan keningnya.

"Dia tidak bicara." Anne melirik Raine yang menundukkan kepalanya.

***

Keterangan:

(10)Mind link: Suatu cara berkomunikasi bagi werewolf dan Lycan.

(11)Luna: Pasangan seorang Alpha.

(12)Fae: Peri.