Karena semalam Raine tidak bisa tidur sepanjang malam dan baru dapat memejamkan matanya setelah cahaya matahari pertama menyentuh cakrawala, Raine bangun terlambat.
Jam menunjukkan pukul 9.57 ketika akhirnya dia terbangun dan tempat disampingnya telah kosong untuk waktu yang lama. Riane merasakan kalau bagian kasur tersebut tidak lagi hangat.
Sambil menggosok matanya yang masih mengantuk, Raine turun dari ranjang dan berjalan menuju jendela.
Torak selalu meninggalkan gorden di jendela tertutup kalau Raine masih tertidur. Dengan begitu, dia dapat tidur lebih lama lagi. Torak sangat memperhatikannya hingga melakukan hal seperti itu, tapi Raine merasa dirinya menjadi malas dengan cara Torak memanjakannya.
Raine menarik gorden dan membukanya, segera dia dapat merasakan kehangatan sinar matahari yang menyinarinya ketika, meyapanya dengan harapan baru untuk memulai hari ini.
Senyum Raine yang begitu cerah di wajahnya, dapat bersaing dengan cahaya matahari di luar sana.
Kalau saja Torak ada disini, maka dia akan setuju tanpa ragu.
Setelah Raine mandi dengan cepat, dia berjalan menuju ruangan penyimpanan pakaian dan memilih untuk mengenakan kaos berwarna biru muda milik Torak.
Raine menyukai aroma yang terpancar dari kaos tersebut, mengingatkan dirinya pada Torak. Setelah itu, dia mengenakan jeans dan jaket parka berwarna biru langit, menjadikannya secara keseluruhan merupakan gadis biru.
Raine menatap dirinya sendiri di cermin, memar- memar dan luka- luka yang dia dapatkan sebelumnya telah mulai menghilang. Terimakasih pada obat- obatan yang Dr. Parker berikan padanya ketika Torak membawanya untuk menjalani major check up.
Tapi, tetap saja Raine tidak bisa keluar dari kamar dan bertemu dengan orang banyak dengan mengenakan baju lengan pendek, tentu Torak adalah pengecualian.
Torak telah melihat dirinya lebih dari apa yang Raine ingin tunjukkan, ketika dia menjalani check up. Karena sang Alpha bersikeras untuk berada disana untuk menemani Raine.
Raine tersipu ketika mengingat hal tersebut dan lagi dengan pikiran lainnya mengenai ciuman yang mereka semalam.
Gadis itu menatap dirinya kembali ke cermin sambil menguncir rambutnya menjadi ikatan berantakan di atas kepalanya. Dia mengamati gadis di dalam cermin dan sedikit terpana.
Sangat sulit bagi Raine untuk percaya kalau gadis dalam refleksi cermin, yang tengah tersenyum dengan samar, adalah gadis yang sama, yang bahkan tidak berani mengangkat kepalanya dan hanya bisa menatap ujung kakinya sendiri, beberapa minggu yang lalu.
Saat ini, Raine terlihat jauh lebih sehat, lebih bahagia dan lebih hidup daripada sebelumnya.
Raine berharap untuk berterimakasih pada Torak dengan suaranya sendiri, dia pasti akan terkejut! Tapi, bahkan ketika Raine mencoba untuk membuka mulutnya dan memaksa udara melewati tenggorokkannya, tidak ada suara yang dapat di dengar dari mulutnya.
Dia mencoba sekali lagi, tapi tidak ada yang terjadi.
Merasa sedikit murung, Riane berdiri dan berjalan keluar dari ruangan pakaian, mengenakan jaket parka birunya, untuk menemui Torak.
Tempat pertama yang dia datangi adalah ruang kerja Torak, tapi ketika Raine membuka pintunya, Torak tidak ada disana.
Sepertinya, Torak berada di ruang kerjanya yang lain dan ini berada di lantai yang berbeda.
Raine tidak pernah ke ruang kerjanya yang berada di lantai tiga, tapi Torak selalu menginformasikan dirinya kemana saja dia pergi.
Raine sangat yakin kalau dia pergi kesana, dirinya dapat menemukan Torak, tapi masalahnya adalah; dapatkah dia pergi kesana sendirian? Apakah dia cukup berani untu menjelajahi tempat yang tidak dia kenali?
Raine menepuk kedua pipinya, menarik nafas dalam dan membulatkan tekad. Dia telah berjanji pada dirinya sendiri kalau dia tidak akan melarikan diri lagi.
'Segalanya akan baik- baik saja'. Sementara menggumamkan kata- kata tersebut, Raine mendorong pintu yang mengarahkannya ke tangga.
Dia memilih untuk tidak masuk ke dalam lift karena dia memiliki claustrophobia ringan.
Sebelumnya, Torak selalu bersamanya untuk menenangkannya setiap kali mereka harus menggunakan lift, sekarang ketika Raine hanya sendirian, dia tidak ingin berada di tempat sempit karena tempat seperti itu membuat merasa tidak nyaman, seolah dia tengah di kurung.
Raine berjalan menuruni tangga. Lantai- lantai di mansion ini dibagi berdasarkan status mereka.
Lantai delapan diperuntukkan untuk Beta dan keluarganya sementara lantai tujuh untuk Gamma dan keluarganya. Tapi, karena Raphael dan Calleb masih belum menemukan pasangan mereka, dua lantai di bawah ini kosong. Tidak ada siapapun.
Lantai lima dan empat adalah untuk para pejuang.
Raine berhasil sampai ke lantai empat tanpa menarik banyak perhatian, di siang hari ini, kebanyakan orang berada di luar untuk melakukan tugas mereka, maka dari itu tidak banyak orang yang menyadari kehadiran dirinya, terutama ketika aroma tubuh Raine telah bercampur dengan Torak.
Dua atau tiga orang memberikan tatapan bertanya, tapi karena mereka mencium aroma sang Alpha pada diri gadis ini, mereka tidak ingin mencari gara- gara dan hanya tersenyum pada Raine.
Hanya tersisa satu lagi lantai, dan kemudian Raine dapat bertemu dengan Torak.
Namun, sebelum dia dapat turun ke menuruni tangga, seseorang mencengkeram pergelangan tangan Raine dengan jari- jarinya yang dingin dan menariknya dengan kasar.
Raine tidak memiliki waktu untuk mengerti apa yang sebenarnya tengah terjadi ketika punggungnya menghantam tembok.
"Manusia…" sebuah suara menggeram yang kasar terdengar dari atas kepala Raine seraya nafas panas dan bau busuk menghampiri hidungnya.
Seorang pria dengan tubuh yang sangat besar, memojokkan tubuh Raine ke tembok. Pria ini setinggi Torak, tapi tubuhnya tidak terbentuk dari otot, melainkan dia memiliki banyak lemak di beberapa tempat.
Tangannya yang menggenggam pergelangan tangan Raine terasa seperti sosis dan ini memberikan perasaan mual pada Raine, perutnya bergolak dengan tidak nyaman.
Raine tidak menyukai sentuhan pria ini!
Selain Torak, dia tidak suka orang lain menyentuhnya!