Belinda menggelengkan kepalanya. "Dia hanya meringkuk di kasur."
Tanpa menunggu lebih lama lagi, Torak berjalan menuju ke rumah. Ini sudah cukup, kesabarannya sudah hahbis.
Torak ingin melihat Rained dan dia ingin melihatnya sekarang.
"Alpha…" Belinda berlari di belakangnya. "Alpha, kamu mau kemana? Kamu tidak bisa menemuinya sekarang."
Dengan kalimat terakhir dari Belinda, kemarahan Torak sudah mencapai batasnya, dia berbalik dan dengan suara yang kasar dia berkata. "Aku tidak butuh izin darimu untuk bertemu dengan pasanganku!" Torak menggeram.
"Bukan… bukan begitu maksudku…" Belinda menundukkan kepalanya, rasa takut menjalar keseluruh tubuhnya dan membuatnya gemetar.
Kali ini, Torak benar- benar mengacuhkannya seraya berjalan dengan langkah panjang menuju ke dalam rumah dengan hanya satu wanita yang ada di dalam benaknya.
"Alpha…" Belinda memanggilnya dengan suara yang pelan, ketika dia akan mengejar Torak lagi, seseorang menahan pundaknya untuk mencegah dirinya mengambil langkah yang lebih jauh.
"Biarkan dia," Raphael berkata. Dia datang kemari untuk mendiskusikan suatu masalah yang terjadi di penjara mengenai kemunculan succubus, tapi sang Beta justru tidak sengaja mendengar percakapan mereka. "Torak membutuhkan ini.
Belinda kembali menggeleng. "Raine belum siap untuk bertemu dengan Torak, dia akan ketakutan dengan kehadirannya.
Raphael kemudian menatap Torak yang baru saja masuk ke dalam rumah. Tidak ada rasa keraguan dalam caranya berjalan, hanyalah sebuah tekad. "Ikatan diantara mereka lebih kuat daripada yang kamu kira."
"Ini bukan mengenai ikatan mereka, ini mengenai rasa takut Raine pada Torak." Belinda membalas dengan keras kepala.
"Tidak, kamu salah. Ikatan diantara mereka akan membuat masalah ini lebih mudah." Ketika Belinda terlihat dia tidak akan mengejar Torak lagi, Raphael melepaskan tangannya dari bahu Belinda.
Wanita paruh baya itu menggumamkan sesuatu seperti: "Mereka baru bertemu selama beberapa minggu, seberapa kuat ikatan mereka?"
Raphael mendesah ketika mendengar hal ini, tidak peduli seberapa pelannya suara Belinda, sebagai Lycan, Raphael dapat mendengar setiap kata dari keluhannya dengan sangat jelas.
"Cukup kuat untuk membantu Raine melawan rasa takutnya."
Belinda bukanlah seorang Lycan, jadi dia tidak mengerti bagaimana ikatan ini bekerja bagi kaum mereka, maka dari itu, Raphael dapat mengerti mengapa Belinda sangat menolak ide Torak yang keras kepala untuk bertemu dengan Raine.
Biar bagaimanapun juga, ikatan ini merupakan hal paling murni yang Selene, sang Dewi Bulan, hadiahkan bagi kaum mereka.
***
Rumah Belinda berisikan banyak sekali barang- barang antik dengan berbagai macam warna dan ini merupakan rumah dengan dua lantai yang sangat jauh dari perabotan modern. Ini menunjukkan kepribadian dan sifat alami Belinda dengan sangat sempurna.
Di sepanjang koridor, wangi bunga segar dapat tercium di udara. Namun, tidak ada aroma yang lebih kuat daripada aroma tanah setelah hujan.
Aroma yang hanya dimiliki oleh pasangannya… Raine.
Aroma inilah yang membimbing Torak menuju pintu kayu hitam.
Ketika Torak sudah berada tepat di depan pintunya, dia berdiri mematung sebelum akhirnya dia membuka pintu tersebut secara perlahan, suara derak dari engsel pintu tersebut mengejutkan seseorang yang tengah berada di kasur.
Dia bergerak sangat cepat dan mengambil selimut untuk menyembunyikan dirinya.
Raine sangat waspada dan berusaha mendengar pergerakan orang di ambang pintu. Dia tidak memiliki kesempatan untuk melihat wajahnya karena Raine terlalu takut pada siapapun orang yang datang.
Torak terluka ketika dia melihat reaksi dari Raine, dia berdiri di tempat yang sama selama beberapa saat, memfokuskan pandangannya pada Raine yang berada di bawah selimut, di pojok ranjang.
Dia akan berpikir kalau Raine sangatlah lucu dengan bersembunyi di balik selimut, tapi dalam situasi seperti ini, kondisi Raine bahkan lebih buruk dari terakhir kali Torak bertemu dengannya dan semua ini merupakan kesalahan Torak.
Torak menghampiri Raine dengan perlahan, dia duduk di samping ranjang, tempat terjauh dari dirinya. Ranjang itu sedikit berderit karena bobot tubuh Torak, memberitahukan Raine kalau ada orang lain disana.
"My love, ini aku…" Torak berkata dengan suara yang lelah. "Aku akan jujur padamu."
Torak menyaksikan selimut yang menutupi Raine sedikit gemetar. Pasangan jiwanya ini benar- benar ketakutan akan kehadiran Torak.
"Aku minta maaf karena aku kehilangan kendali pada saat itu… tapi, aku tidak akan pernah menyesalinya." Torak sudah mengatakan kalau dia akan berkata jujur pada Raine dan tepat inilah yang tengah ia lakukan. Torak mengakui kalau dia tidak memiliki sedikitpun rasa penyesalan atas apa yang telah dia lakukan.
"Kalau saja aku dapat memutar waktu kembali, aku akan melakukan hal yang sama tanpa berpikir dua kali. Namun, aku menyesal karena aku telah melakukannya di hadapanmu."
Malam begitu sunyi, dengan sosok Alpha yang paling berkuasa bermandikan cahaya bulan dari jendela yang terbuka, seolah Selene juga menyaksikan pengakuan ini.
"Aku sudah berjanji padamu kalau aku akan melakukan apapun untuk melindungimu," Torak berkata lagi setelah tidak ada respon dari Raine. "Aku akan membunuh siapapun yang akan menyakitimu, kalau itu adalah satu- satunya cara untuk memastikan keselamatanmu."