Chereads / Cinta Sang Monster / Chapter 62 - DIA TELAH PERGI

Chapter 62 - DIA TELAH PERGI

Torak sangatlah terus terang dengan pernyataannya. Dia tidak ingin menakuti Raine, tapi dengan situasi mereka, bersamaan dengan ramalan dan masalah kemunculan Sloth dan Succubus pada saat ini, Torak sangat yakin kalau hari- hari kedepan nantinya akan lebih mengerikan daripada ini.

Ini merupakan sesuatu yang harus mereka lalui.

Torak tidak ingin mengatakan hal- hal yang manis pada Raine dengan kata- kata indah ketika bahaya mengintai mereka dari kegelapan.

Masalah dengan werewolf yang mabuk di mansion sebelumnya masih diselubungi oleh misteri. Ini bukan merupakan peristiwa yang normal bagi kaum mereka untuk menjadi mabuk dengan mudah dan bagaimana pasangan werewolf itu terbunuh, masih diinvestigasi.

Torak tahu ini akan menjadi sangat berat bagi Raine, mengetahui kondisi kejiwaan Raine, tapi Torak ingin agar pasangannya menjadi lebih kuat demi dirinya sendiri dan Torak tidak ingin berbohong padanya.

"Pemikiran untuk menyakitimu tidak pernah terlintas dalam pikiranku, bahkan kalau aku kehilangan diriku sendiri pada monster di dalam diriku, dia akan terus melindungimu juga." Mata Torak kehilangan cahayanya, rasa gelisah di dalam dirinya menggerogoti jiwanya. "Tapi, kupikir pada akhirnya, aku tetap menyakitimu dan aku minta maaf karena itu…"

Rasa sedih dan penyesalan mengisi kalimat terakhir Torak sebelum dia berdiri dan berjalan keluar dari ruangan, menutup pintu dengan sangat pelan agar tidak mengejutkan Raine.

Setelah mendengar suara pelan dari pintu yang tertutup, Raine mengintip dari balik selimutnya, dia membukanya sedikit dan menatap tempat dimana Torak tadi duduk beberapa waktu yang lalu.

Ada rasa hampa yang Raine rasakan setelah kepergiannya.

Torak adalah monster yang telah membunuh werewolf mabuk itu tepat dihadapan Raine dengan sangat brutal. Itu merupakan kali pertama bagi Raine melihat begitu banyak darah, tubuh tak berkepala dan geraman menakutkan dari Lycan yang mengamuk.

Pria, yang tidak pernah menaikan intonasi suaranya pada Raine dan menyentuhnya seolah dia adalah hal yang paling berharga baginya, sebenarnya mampu untuk mengakhiri hidup makhluk lain tanpa mengedipkan matanya.

Dan dia melakukan semua itu untuk melindungi Raine…

Raine segera bangun dan terduduk, matanya yang indah dihiasi dengan lingkaran hitam karena dia selalu memiliki mimpi buruk sejak kejadian itu. Raine kemudian menatap pintu yang tertutup sambil termenung, dan sebelum otaknya dapat memproses apa yang dia ingin lakukan, tubuh Raine sudah mengambil alih.

Raine lalu berlari menuju pintu dan menariknya terbuka. Tubuhnya masih sedikit gemetar dan takut.

Terakhir kali dia pergi keluar ruangan sesuatu yang mengerikan telah terjadi padanya dan kini, Raine melakukannya lagi.

Raine berdiri di koridor yang hampir kosong, dia berjalan dengan tertatih seraya rasa panik menyerangnya sekali lagi. Dengan menggigit bibir bawahnya, Raine mendorong dirinya sendiri untuk bergerak maju.

Raine ingin melihat dia…

Mengertakkan giginya, Raine melangkahkan kakinya perlahan- lahan dengan kesulitan. Kesenyapan ini membuat darahnya membeku, tapi dia melangkahkan kakinya dengan keras kepala.

Kuku- kuku jari Raine menancap dengan dalam ke telapak tangannya, menjaga agar rasa takutnya masih terkontrol. Hanya Tuhan yang tahu seberapa besar keberanian yang Raine kumpulkan saat ini.

Ini hampir seperti ada ribuan batu bata yang terikat di pergelangan kakinya dan pernyataan Torak yang jujur merupakan satu- satunya hal yang terngiang di kepalanya.

Torak melakukan semua itu untuk melindunginya…

Ketika Raine mencapai tangga terakhir, dia mengedarkan pandanganna ke seluruh ruangan besar itu yang terisi dengan berbagai dekorasi aneh, tapi Raine tetap tidak bisa menemukan sosok yang dia ingin temui.

Pada akhirnya, kaki Raine terlalu lemah untuk menopang tubuhnya dan dia terjatuh ke lantai, merangkak maju kea rah dinding dan menyandarkan punggungnya kesana. Mencari sedikit rasa aman.

Raine memeluk kakinya dan membenamkan wajahnya seraya menangis pelan.

Raine merindukan Torak… tapi, dia telah pergi…

Apakah Torak akan membencinya? Bagaimanapun juga, dia melakukan hal mengerikan itu untuk melindungi dirinya, tapi Raine justru bertindak seperti itu.

Torak bahkan meminta maaf karena telah menakutinya. Dia tidak harus melakukan itu, statusnya sendiri tidak mengharuskan dirinya untuk menjelaskan tindakannya. Namun, tetap saja dia memberikan Raine penjelasan…

Raine merasa kalau dirinya sangatlah buruk.