Chereads / I beg You.. Please Love me!! / Chapter 27 - Chap 27

Chapter 27 - Chap 27

Nada terbangun dari tidurnya, ia berada dalam pelukan suaminya tanpa sehelai benangpun, ia tidak menyangka pada akhirnya hari ini datang, dimana ia bisa memandang suaminya penuh cinta dan semalam pada akhirnya ia melakukannya dengan Devian. Ia bahagia sekali sekaligus begitu sedih, disaat ia merasa hidupnya membahagiakan seperti ini, ia bahkan tidak tahu apakah ia akan bertahan atau tidak. Sakit diperutnya semakin sering ia rasakan bahkan ia merasa kondisinya tidak pernah membaik dan justru memburuk. Ia tidak tahu apakah ia akan berhasil melahirkan anak ini dan tetap hidup nantinya, atau justru ia harus meninggalkan Devian sendirian didunia ini setelah pria itu menyatakan cintanya padanya. Apakah Devian akan sedih dan tidak menerima keadaan itu jika Nada pada akhirnya meninggalkannya? Nada harap itu tidak akan terjadi, Nada tidak ingin Devian sedih sekalipun ia pada akhirnya menyerah nanti.

Tangan Nada mengusap rahang tegas milik Devian, pikirannya jauh melayang memikirkan kemungkinan terburuk, Terlebih perasaan takut pada pria yang baru saja ia temui, membuat Nada gelisah dan ingin menghilang menjauh darinya. Tapi setelah dipikir-pikir ia baru sadar, kenapa pria itu bersama dengan ibu? Apakah ibu mengenalnya? Disaat ia tenggelam pada pikirannya, Nada tidak menyadari bahwa Devian tengah menatapnya, ia lalu meraih tangan Nada yang mengusap pipinya dengan lembut kemudian dikecupnya pelan membuat Nada tersadar dari lamunannya.

"Selamat pagi sayang" sapa Devian yang lantas dibalas dengan Senyuman dari bibir Nada. "Selamat pagi" Devian mengecup bibir Nada pelan "Apakah semalam aku menyakitimu? Bayinya baik-baik saja?" Tiba-tiba saja Nada merona karena pertanyaan Devian, ia jadi teringat bagaimana Devian semalam sangat bergairah menggagahinya. Lalu dengan malu-malu Nada mengangguk.

"Ya Devian. Aku.. baik-baik saja.. ehm ba-bayinya juga" Devian kembali tersenyum, tangannya mengusap pipi Nada "Bagus, kupikir aku terlalu kasar, aku tidak bisa menahan gairahku Nada, aku cenderung kasar jika sangat bergairah maafkan aku.." kata Devian, ia merekatkan pelukannya, hingga Nada membelalak karena bagian bawahnya menyentuh sesuatu yang berdiri tegak dibawah sana. "Kau merasakannya? Maaf pagi ini juga aku tidak bisa menahannya" bisik Devian dengan suara serak dan dengan gerakan cepat Devian sudah diatas tubuh Nada, kembali melumat bibir lembut Nada yang kini menjadi kesukaannya. Lalu mereka mengulang kembali kejadian semalam..

✖️✖️✖️

Devian kembali mematikan panggilan diponselnya, sudah beberapa kali panggilan yang ia terima dari Clara tapi tidak satupun ia berniat untuk mengangkatnya. Ia lupa akan hal itu, dimana ia masih terikat dengan Clara. Keterikatan itu terjadi begitu saja akibat kesalahannya dahulu. Awalnya ia dan Clara saling mencintai hubungan keduanya begitu romantis dan penuh cinta. Tapi semenjak Devian mendapat masalah dari kedua orang tuanya dan mengetahui fakta bahwa Rafael bukan adik kandungnya, ia merasa terkhianati dan lebih memilih menyibukkan dirinya dengan pekerjaan. Sesaat ia melupakan Clara yang butuh perhatiannya, Clara yang disibukan dengan jadwal syutingnya pun semakin jauh dari Devian. Tapi keduanya masih saling mencintai, hingga mereka tetap bertahan pada hubungan yang hambar.

Clara yang semakin tertekan karena pekerjaannya, sering mengemis perhatian Devian. Perempuan itu selalu merajuk dan mengatakan bahwa Devian telah berubah dan tidak menyayanginya lagi, akibatnya pertengkaran hebat sering terjadi diantara keduanya. Sampai pada puncaknya Clara menyerah dan mulai merusak dirinya dengan sering mengunjungi club malam, Devian membiarkannya, ia sendiri butuh menata hatinya kembali yang telah rusak oleh kedua orang tuanya. Yang terpenting Clara masih menjaga dirinya dengan baik, dan Devian terus hanyut dalam masalahnya sendiri.

Lalu suatu malam, Devian mendapat kabar Clara ditemukan didalam hotel dalam kondisi telanjang dan mengenaskan, hatinya hancur, perasaan bersalah menghantuinya mendapati kenyataan bahwa kesucian Clara direnggut seorang bajingan yang kini telah hilang karena Devian telah melenyapkannya, tapi itu saja tidak cukup untuk menghilangkan perasaan bersalahnya, sebab ternyata Clara hamil dan wanita itu tidak menginginkannya. Sejak itu psikologis Clara terganggu, ia juga jadi sering menyakiti dirinya sendiri, hingga kejadian buruk lainnya menimpa Clara, wanita itu mengalami keguguran akibat obat-obatan yang selama ini tidak Devian ketahui bahwa Clara diam-diam meminumnya untuk menghilangkan rasa kegelisahan. Bertambahlah perasaan bersalah pada diri Devian, ia merasa karena ia mengabaikan Clara kejadian ini bisa terjadi, membuat Devian berjanji untuk selalu berada di samping Clara meskipun perlahan ia telah salah mengira perasaan cintanya semakin lama berkurang dan berubah menjadi perasaan kasihan pada wanita itu. Dan sekarang sayangnya Devian sudah terlanjur terikat padanya, dan tidak tahu bagaimana cara melepaskannya.

"Kenapa tidak diangkat? Siapa tahu itu penting?" Suara Nada menyadarkan Devian dari lamunan, perempuan itu memberikan segelas kopi untuk Devian, yang kemudian ia segera meminumnya. "Tidak penting, aku tidak ingin diganggu, hari ini waktuku sepenuhnya untuk istriku"

Wajah Nada tiba-tiba saja merona, ia buru-buru mengalihkan pandangan dan menyibukkan dirinya. Devian yang melihatnya hanya bisa terkekeh melihat Nada yang terlihat malu-malu begitu tampak sangat imut. Namun tiba-tiba saja ia meletakan gelasnya dan bangkit dari duduknya. Dengan tergesa ia menghampiri Nada yang hendak mengambil sesuatu di Cabinet atas dapurnya dengan kursi. Ia memeluk tubuh istrinya lalu menurunkannya perlahan.

"Kau ingin melakukan apa?" Tanyanya dingin membuat Nada beringsut takut.

"Su-susu, aku meletakannya disana"

"Kau itu pendek! Kenapa tidak meminta tolong, aku ada disana duduk dihadapanmu. Apa sulitnya meminta tolong?" Devian lalu meraih kotak susu yang diletakkan diatas sana. sedikit membantingnya diatas pantry dapur, yang juga membuat Nada terlonjak. Ia hendak mundur tapi kemudian Devian menahannya, pria itu memeluk pinggang Nada.

"Kau tahu? Ana istri Keanu temanku, kau mengenalnya bukan? Ia hampir saja kehilangan nyawa bayinya bahkan dirinya sendiri akibat terjatuh karena melakukan sesuatu persis seperti yang kau lakukan. Tega sekali kau Nada, aku baru saja menyatakan cinta padamu, dan kau mau menghilangkan nyawamu sendiri lalu meninggalkanku dengan melakukan hal konyol itu?" Nada tercengang, ia tidak pernah berpikiran seperti itu, kecuali bagian meninggalkannya namun bukan dengan cara itu melainkan akibat penyakitnya. Tiba-tiba saja perasaan sedih menyeruak kedalam hatinya.

"Kau takut kehilanganku?" Tanya Nada sendu, Devian mendekatkan dirinya, menyatukan keningnya dengan milik Nada, memejamkan matanya sebentar lalu kembali membukanya yang langsung bertemu dengan iris hazel Nada

"Bodoh! Apa yang kau tanyakan? Tentu saja aku sangat takut kehilanganmu Nada, maka jangan berani-beraninya kau meninggalkanku" Nada tidak bisa menahan diri lagi, mendengar jawaban Devian membuatnya semakin sedih dan ingin menangis, melihat Nada menangis Devian diserang rasa panik, ia lalu menangkup wajah Nada dan memberikan kecupan diseluruh wajahnya.

"Hey.. hey aku tidak memarahimu jangan menangis. Astaga maafkan aku" Nada menggeleng bukan karena itu ia menangis, untuk pertama kalinya ia ingin hidup lebih lama, dicintai Devian membuatnya ingin terus hidup didunia ini. Ia ingin terus berjuang dan mengalahkan penyakit ini. Dipeluknya tubuh Devian dengan erat, ya Tuhan izinkan Nada hidup lebih lama lagi dan menikmati semua ini, gumam Nada dalam hatinya.

"Sekarang duduklah, aku akan membuatkan susu spesial untukmu"

Kata Devian menggiring Nada duduk dipantry masih dengan tangisannya. "Sudah berhenti, aku sedih melihatmu menangis" mendengar itu sekuat tenaga Nada menahan tangisannya, dan hal itu sukses menjadikannya terlihat menggemaskan. Devian kembali mencium Nada, mengusak rambut Nada "Pintar! Aku jadi semakin cinta dengan istri penurut"

Sontak saja, Nada terlihat sangat malu mendengarnya "De-devian kau sangat aneh bersikap seperti itu, seperti bukan Devian" alis Devian terangkat keatas "memangnya Devian seperti apa?"

"Tidak tahu, tapi aku terbiasa melihat kerutan dialis Devian. Juga kata-kata pedasmu yang mengancam, jadi terasa aneh sekali tadi, biasanya seperti—"

"Seperti?" Devian memotong kalimat Nada, ia tidak tahan untuk tidak berkomentar

"Hmm.. seperti ini.. Kau mengerti Nada? Jangan menentangku Nada!! Aku tidak suka dibantah Nada!!" Nada mengikuti seluruh kebiasaan Devian sama persis seperti yang dilakukan pria itu namun ia melakukannya dengan versi lucu menurut Devian

Bukannya tersinggung Devian justru tertawa karena perkataan Nada "Begitukah? Jadi kau ingin aku seperti itu terus?"

"Eh????? Tidak!! Aku suka Devian yang seperti ini" Devian tersenyum mendengarnya, ia mendekat membawa segelas susu yang baru selesai dibuatnya ditangannya lalu meletakannya diatas meja dengan Devian dibelakang tubuh Nada, setelah meletakannya pria itu kemudian memeluk Nada dari belakang, tangannya masuk kedalam kaus Nada, mengusap perut Nada yang sedikit membundar, bibirnya tak henti mengecup pundak Nada. "Yang seperti ini suka juga tidak?" Nada menoleh, mendapati wajah Devian sangat dekat dengannya. Setelah sulit meneguk salivanya Nada mengangguk pelan

"Y-ya suka juga, rasanya merinding seperti ada kupu-kupu diperutku" Devian benar-benar tidak bisa menahan tawanya, ia sudah tahu sikap polos istrinya seperti ini, tapi tidak menyangka rasanya bisa semenyenangkan ini.

Tidak ada bosannya, ia kembali mencium Nada, rasanya ia tidak pernah puas mencicipi bibir Nada, Devian seperti selalu ingin merasainya terus menerus.