Devian Alexander pengusaha muda yang sukses diusia 20an akan melangsungkan pernikahan dengan wanita biasa, minggu ini.
Devian Alexander telah putus dengan Clara Donita aktris yang baru-baru ini naik daun?
Masih banyak lagi headline news mengenai pemberitaan Devian, dirinya dan Clara. Nada tidak bisa berkata apa-apa, ia bingung harus bersikap seperti apa, syok tentunya menghadapi ini semua karena baginya ini terlalu tiba-tiba, jadi ini yang ibu maksud tadi? Tentang Devian yang akan datang? Oh Ya Tuhan memang benar Devian datang tapi apa yang akan dia lakukan? Tiba-tiba saja tanpa terduga Devian menarik kasar Nada, hingga hampir saja terjungkal jika saja ibu tidak sigap menahanya.
"Devian!! Siapa yang mengajarimu bersikap kasar seperti ini? Demi Tuhan Nada sedang hamil!" Pegangan tangan Devian pada Nada terlepas begitu saja, ia terlalu terkejut dengan pernyataan ibunya, tunggu? Dia tidak salah dengarkan? Apa barusan yang ibunya katakan tadi?
"Hamil?" Ulangnya dengan pelan, ia masih diam tak bereaksi, entah apa yang dipikirkan, namun Nada menjadi sangat ketakutan. Tangannya meremat lengan ibu, dan Nada bersembunyi dibalik punggung ibunya. Seketika Devian mengusap wajahnya dengan kasar, sorot matanya memandang Nada dengan pandangan bahwa ia siap membunuh Nada detik itu juga.
"Mama Astaga!! Apa yang mama pikirkan? Mama menikahkanku dengan wanita murahan?"
PLAKKKKKK
Suara tamparan yang keras mengejutkan siapapun disana bahkan untuk ibu sendiri yang tidak pernah berlaku kasar pada siapapun, Nada yang bersembunyi dibalik punggung ibu sampai menutup mulutnya yang ternganga dengan tangan sangking terkejutnya. Tapi ibu merasa ia benar, memang sikap Devian sangat keterlaluan, kenapa Devian berubah seperti ini? Pasti karena perempuan itu, dia telah mempengaruhi Devian puteranya hingga bersikap kurang ajar seperti ini.
"Mama kecewa sama kamu Devian. Bagaimana bisa kamu sekejam ini? Pasti karena perempuan itu bukan?"
"Berhenti menyalahkan Clara ma. Sebenarnya kenapa mama sangat membencinya?"
"Bahkan orang butapun tahu bahwa dia wanita jahat Devian, tidakkah kamu menyadarinya?" Selalu! Selalu seperti itu, ibunya tidak pernah memberikan alasan yang memuaskan kenapa ia membenci Clara, dan oh astaga Clara pasti sudah membacanya! Devian bahkan belum menjelaskan karena memang Devian terlalu marah hingga ia lebih dulu menemui ibunya, memprotes ibunya karena telah melakukan kegilaan dengan hidupnya. Dan tiba-tiba saja pria itu mendapatkan sesuatu ide gila, ide gila yang ia pertaruhkan dengan hubungannya bersama Clara. Tapi ia yakin Clara pasti mengerti, ia akan menerima pernikahan itu, hanya untuk membuat Nada menyerah dan meninggalkannya. Ya benar, Devian yakin, ibunya tidak akan memaksa jika Nada menyerah. Baiklah sudah diputuskan, kemudian Devian kembali melihat ibunya yang tengah marah, lalu melirik Nada yang ketakutan. Nada tidak tahu apa yang sedang Devian pikirkan tapi melihatnya saja sudah membuatnya merinding, sungguh Nada tidak ingin berpikiran buruk tapi melihat Devian, Nada sudah tahu bahwa ada sesuatu yang Devian rencanakan, sebab ia dapat melihat smirk tipis diwajahnya, sangat tipis seolah senyuman itu hanya ditujukan padanya.
Selang tak berapa lama Devian memutuskan kontaknya kemudian mendengus dan memutar tubuhnya tanpa berkata apapun. Lebih baik bertemu Clara dulu daripada terjadi sesuatu dengan gadis itu pikirnya.
"Apapun yang kau rencanakan, kau tidak akan bisa membatalkannya Devian."
"Lakukan sesuka hati mama! Devian menyerah" katanya lalu meninggallkan mereka yang mulai merilekskan diri dari ketegangan. Nada sendiri baru menarik nafasnya lantara terlalu merasakan tekanan yang besar.
"Kamu tidak apa-apakan Nada? Nada menggeleng lemah, meski begitu bolehkah ia mengatakan yang sejujurnya? Bahwa ia sedang takut? Takut akan hal lain, perasaan takut akan sesuatu yang bisa lebih menyakiti hatinya, takut akan perasaan yang tidak seharusnya ia rasakan. Sebab ia tidak bisa memungkiri, perasaan itu hadir begitu saja tanpa bisa ia cegah, ketika pandangan mereka beradu. Saat itu jantung Nada berdebar dan darahnya berdesir cepat. Ia seolah tertarik oleh obsidian kelam Devian, lalu tersesat dan tak menemukan jalan keluar.
✖️✖️✖️
Devian menepikan mobil hitamnya di area parkir khusus tamu VIP, semua orang disana tahu, bahwa area parkir itu hanya dikhususkan untuk Devian, seorang kekasih dari artis yang sedang digilai siapapun dan eksistensinya di layar kaca tidak perlu diragukan lagi. Jadi tidak akan ada siapapun yang berani memarkirkan mobilnya disana. Lagi pula Apartemen ini seluruhnya adalah properti perusahaan multinasional milik Devian yang mana perusahaan itu bergerak di bidang properti dan kontruksi. Devian sendiri selain memimpin perusahaan dengan otaknya yang cerdas ia juga merupakan arsitek handal di negaranya. Semua rancanganya selalu booming dan dijadikan sebagai karya yang patut diberi penghargaan bergengsi.
Devian sudah berada didepan pintu unit apartemen Clara ketika seorang wanita paruh baya yang merupakan manager Clara membuka pintu itu dan mempersilahkan Devian masuk.
"Dimana dia?"
Pranggggggggg
Bunyi pecahan kaca terdengar dari salah satu kamar apartemen besar itu, dan tanpa menunggu jawaban wanita dihadapannya, Devian melangkah menuju kamar yang lagi-lagi terdengar suara pecahan kaca yang dibanting keras, Devian membuka pintu itu dengan pelan lalu suara teriakan yang keras menjadi alunan penyambut kedatangannya.
"Arghhhhhhhh" teriaknya lagi kali ini bingkai foto mereka berdua yang dibanting keras hingga pecah. Devian mendekat kemudian segera memberi pelukan erat kepada Clara, ia mencegah kekasihnya melakukan hal nekat lainnya. Sebab seseorang yang seperti Clara jika emosinya meningkat ia bisa melakukan hal-hal berbahaya untuk dirinya sendiri, karena Clara mengidap bipolar, gangguan psikologis dalam mengatur emosinya.
"Tenanglah sayang, aku sudah disini"
"Kau akan meninggalkanku Devian!!!! Kau akan menikah!! Kau sudah berjanji padaku!"
"Ya Clara aku sudah berjanji, dan aku akan menepati janjiku."
"Katakan padaku bagaimana kau menepatinya, hahhhh??? Ibumu membenciku, dan kau tidak bisa kumiliki, maka tidak ada artinya lagi aku hidup. Lepaskan aku lebih baik aku mati!!!!!!!"
"Cukup Clara!!! Dengarkan aku dulu!"
Clara tidak mau mendengarkan apapun yang dikatakan Devian, ia memberontak, meronta meminta dilepaskan dirinya agar ia bisa mengakhiri nyawanya saat itu juga. Jika dia tidak bisa memiliki Devian maka tidak ada lagi yang perlu dipertahankan.
Clara terus menangis dalam pelukan Devian, kini mereka berada diatas ranjang milik Clara, suasana kamar begitu berantakan akibat amukan Clara. Namun tak bisa dipungkiri bahwa Devian sedikit lega, ia tepat waktu. Kalau saja ia terlambat mungkin saja Ia bisa kehilangan Clara, seperti waktu itu ia hampir kehilangan wanita yang amat ia cintai ini. Ia tidak mau perasaan bersalahnya semakin besar karena peristiwa di masa lalunya yang membuat Clara seperti ini, ia tidak bisa membiarkan perasaan itu terus berkembang, bagaimanapun juga Devian tengah berusaha menebus segala dosanya. Begitu tangisan Clara mereda dan suasana hatinya membaik, perlahan Devian membuka suaranya dengan pelan. Tangannya mengusap lembut kepala Clara.
"Aku tidak akan meninggalkanmu Clara"
"Tapi kau akan menikah"
"I know" Clara melepaskan diri, mendongak menatap Devian marah.
"Dengarkan dulu sayang" katanya sembari mengusap pipi Clara "hanya sementara waktu, sampai aku bisa membuatnya pergi jauh dari hubungan kita berdua"
"Tetap saja, ibumu tidak akan menyetujui hubungan kita"
"Tidak! Kali ini aku akan memastikannya"
"Kau yakin?" Devian tersenyum dengan lembut, kemudian mengecup bibir Clara sekilas.
"Sure!!" Katanya lagi seraya mencium Clara kembali dan kali ini ia melumatnya, menyesap bibir Clara yang sangat ia cintai.
Nada?
Sekilas ia melihat bayang wajah Nada dipikirannya membuat Devian melepas pagutannya dengan cepat sampai Clara mengernyit keheranan. Sialan! Kenapa wajah perempuan itu tiba-tiba muncul?