Chereads / I beg You.. Please Love me!! / Chapter 7 - Chap 07

Chapter 7 - Chap 07

Nada menatap jalanan dari balik jendela dengan gusar, sebenarnya ia sedang canggung sekali, berduaan di dalam mobil bersama manusia paling angkuh yang pernah Nada kenal, sebab bagi Nada suasana saat ini begitu hening dan mencekam. Hari ini adalah fitting baju pernikahan Nada dengan Devian, karena waktu yang sangat singkat, mereka mengharuskan menghadiri fitting ini keesokan harinya setelah perdebatan kemarin. Masih membekas di otak Nada betapa keras penolakan yang dilakukan Devian akan pernikahan ini dan sekarang ia malah duduk berduaan dengannya menuju butik langganan ibunya. Dan ya tentu saja ibu tidak ikut, ibu beralasan bahwa ini sekalian sebagai ajang perkenalan diri dan pendekatan mereka berdua. Tapi bagi Nada ini ajang merasakan neraka di dunia sebelum ia benar-benar pergi ke alam kubur.

"Kau pasti senang bukan? Semua rencana busukmu tercapai?"

Nada menoleh dengan cepat mendengar pertanyaan kejam itu untuk dirinya. Sedangkan Devian tidak menoleh, ia fokus pada jalanan namun dari sudut matanya, ia mampu merasakan kemarahan wanita itu. Kenapa wanita itu marah? Bukankah seharunya dia yang marah.

"Tidak ada kesenangan apapun seperti yang kau pikirkan itu."

"Cih, munafik hah?? Jadi kau mempertahankan sifat naif mu itu setelah aku mengetahui kebusukanmu? Hebat sekali Nada kau seperti ular!" Jemari Nada meremas roknya dengan kuat, ia mengalihkan pandangannya keluar jendela, ia memilih diam, daripada harus menjawab pertanyaan Devian lalu pria itu kembali menyakiti hatinya dengan kata-katanya yang kejam.

Melihat keterdiaman Nada, Devian menjadi kesal, selama hidupnya ia tidak pernah merasakan penolakan apapun, sebab yang dia inginkan bagaimanapun caranya ia pasti mendapatkanya, apalagi merasakan di acuhkan seperti ini. Ia sama sekali tidak pernah merasakannya, semua orang tunduk padanya bahkan Clara sekalipun, tapi lihat apa yang dilkukan Nada. Kemarahannya tiba-tiba saja muncul. Berengsek betul wanita ini, hanya dia yang berani bersikap seperti ini kepadanya.

"Kenapa?" Tanya Nada dengan sangat pelan, tapi keheningan yang ada membuat Devian mampu mendengar apapun bahkan suara nafas Nada yang terdengar sedikit mengganggunya. Apakah? Apakah ia tidak bisa bernafas dengan tenang? Sebab suaranya membuat sesuatu dari Devian mulai muncul kepermukaan.

"Apa?"

Nada menghela nafas sebentar kemudian menatap Devian "Kenapa akhirnya kau menerima pernikahan ini?" Dan rem yang ditarik tiba-tiba dengan kasar karena tak sadar bahwa mereka sudah sampai diarea parkir membuat Nada sedikit meringis lantaran tali pengamannya menekan tubuh Nada yang hampir terlempar dengan kuat. Meski ia harus bersyukur tali itu sejak awal tak mengenai perutnya. Karena ia yakin pasti akan sangat berbahaya untuk janinnya, Sontak saja ia mengusap perutnya dengan pelan, dan Devian melihatnya tapi kemudian acuh dan kembali memandang tajam Nada.

"Kau tanya kenapa? Tentu saja seperti katamu, aku tidak bisa menolak permintaan mama. Tapi mengingat pernikahan ini memudahkanku, aku menarik kata-kataku tentang tidak ingin menikahimu. Sebab kau tahu, sepertinya cara ini adalah cara paling tepat untuk membuatmu menderita. Merasakan kepedihan hingga kau akhirnya berpikir untuk mengakhiri pernikahan konyol ini" Selesai mengatakannya, Devian keluar dari mobil dengan debuman keras saat menutup pintu, ia meninggalkan Nada yang memucat karena perkataannya.

✖️✖️✖️

"Dia cantik sekali Devian, meski tidak glamour seperti Clara. Kecantikannya lebih natural, dan nampak sangat lugu. Aku baru kali ini merancang gaun pernikahan untuk wanita sepertinya" Devian mendengus mendengar pujian dari Mr.Samuel terhadap Nada, setelah selesai mengancingi kemejanya, ia membalikan tubuhnya melihat Mr.Sam tengah memandanginya dengan takjub.

"Wow.. perfecto Devian.. kau sungguh tidak ingin menjadi modelku?" Devian menyelipkan tanganya di dalam saku lalu menggeleng.

"Ah kau selalu menolaknya, padahal kau sangat cocok sekali dengan pekerjaan ini. Tidakkah kau bosan bekerja dibalik meja?"

"Pekerjaan dibalik meja jauh lebih baik dibandingkan aku harus melenggak lenggok dihadapan banyak orang"

"Ck, kau terlalu menjudge pekerjaan itu, nyatanya banyak yang menginginkannya. Hanya pria-pria tampan yang bisa melakukannya"

"Lihatlah kau mengatakan perihal judgement tapi kau sendiri baru saja melakukannya" Mr.Sam mendengus, memang berbicara dengan Devian ia harus bersiap diri saat semua argumennya dipatahkan. Ia lalu membangunkan tubuhnya, sedikit menepuk celana bahannya, menghilangkan debu yang bahkan tak terlihat. sebab Mr.Sam ini pengidap OCD sejak lama ia benci dengan hal-hal kotor.

"Sudahlah, lebih baik kita melihat calon istrimu, aku ingin tahu apakah rancanganku terlalu luar biasa untuk gadis lugu sepertinya? Oh aku tidak sabar" katanya kemudian melangkahkan kakinya keluar dari ruang ganti pria VIP diikuti Devian yang sudah lengkap dengan jas peach pernikahannya. Mr.Sam tidak mengada-ngada saat mengatakan bahwa Devian sangat tampan, sebab beberapa karyawan yang berada disana menatap kagum pada Devian. Mereka hampir tak berkedip jika saja Mr.Sam tidak menegurnya.

Kemudian ia masuk kedalam ruangan yang sama besarnya dengan ruang ganti pria, yang dicat berwarna putih gading dengan ornamen dinding berwarna emas, dan satu lukisan pemandangan kota swiss yang cukup besar di dinding lainnya. Diatasnya lampu cristal mengantung dengan elegan, menjadikan ruang itu sangat indah, besar dan pastinya bersih. Ruangan itu dikhususkan juga untuk tamu-tamu seperti Devian, tidak terlalu banyak barang disana, terlihat beberapa gaun cantik rancangan Mr.Sam yang digantung berjejeran disamping kanannya, tepat dibawah lukisan itu, lalu dihadapan Devian serta Mr.Sam terdapat tirai besar yang mengelilingi setengah lingkaran mengisi hampir sebagian ruangan tersebut. Dan Devian yakin Nada ada disana.

"Apa kau sudah selesai Sara?" Tanya Mr.Sam pada asistennya yang membantu Nada mengenakan gaun.

"Sebentar lagi sir.. dan ah ya sudah siap!" Lalu tirai itu bergerak dua arah ke kanan dan kiri perlahan menampilkan Nada mengenakan gaun berwarna senada dengan milik Devian, gaun yang memperlihatkan bahu indah milik Nada juga lekuk tubuh yang sempurna. Gadis itu menunduk karena malu, baginya baju itu.. astaga.. bagi Nada ini terlalu terbuka dan tampak sexy? sebab pada bagian dadanya gaun yang berbentuk v di dada terdapat celah kecil membelah yang cukup panjang, lalu ia merasa bajunya terlalu ketat untuknya sehingga dadanya yang ternyata tidak ia sadari cukup besar mengembul tampak seperti mengintip dari balik gaun. Gaun itu full cristal dari atas hingga bawah, dengan bagian bawahnya melebar seperti ekor, Nada merasa ia terlihat seperti duyung. Sangat cantik, gaun itu entah kenapa justru membuat Aura Nada terpancar, ia tampak bersinar dan menggoda dalam bersamaan seolah lampu sorot menyorotinya dari belakang.

"OMG Nada! Apa kau berniat menjadi modelku?" Mr.Sam lebih dulu bersuara menyadarkan Devian dalam keterpukauan, sedari tirai dibuka ia menatap Nada dengan pandangan yang sulit dibaca, lalu Nada buru-buru mendongak dengan wajah bingung. Mr.Sam menghampiri Nada memperhatikan gaun rancangannya sangat pas ditubuh Nada meski bagian dadanya terlihat sedikit sesak karena ia tidak tahu bahwa gadis mungil itu memiliki dada yang besar, tapi Mr.Sam tidak akan merubahnya, sebab menurutnya gadis mungil ini jadi sedikit terlihat liar dan menggoda. Tidak apa-apakan membuatnya beda dalam sehari? Mr.Sam meminta Nada untuk berputar, dan kernyitan di kening Mr.Sam hadir saat itu juga.

"Haruskah aku memperbaiki bagian belakangnya? Sepertinya akan bagus kalau sedikit lebih terbuka lagi?"

"Tidak!" Devian menyela, membuat keduanya menolehkan kepalanya ke Devian yang masih berdiri di posisi yang sama. "Jangan merubah apapun lagi!"

"Ohohoho Nada calon suamimu sepertinya posesif sekali kepadamu." Tawa menggoda Mr.Sam membuat Nada tersipu malu, "Padahal akan sangat sempurna Nada jika punggungmu sedikit diperlihatkan tapi Baiklah Devian, hanya kau yang boleh melihat punggung indah Nada. Oiyah!! Tunggu sebentar" Mr. Sam merogoh sesuatu di kantung celananya dan sebuah benda pipih berbentuk persegi panjang berwarna ungu diraihnya.

"Kemarilah Devian, ibumu memintaku mengambil beberapa foto, ia ingin lihat gaun ini"

Dari sana Nada melihat Devian mendengus keras, Mr.Sam tidak menyadarinya karena Ia tengah sibuk dengan ponselnya.

"Haduh sebentar ya, ponselku mati, kalian berdua tunggulah disini." Mr.Sam berlalu meninggalkan mereka dalam kecanggungan, sebenarnya hanya Nada yang merasa canggung, mungkin karena perasaan tidak enak sebab ia mengetahui pria dihadapannya benar-benar tidak menyukainya. Namun Nada juga tidak bisa melepas pandangannya dari Devian, pria itu dengan jas yang dikenakannya sangat tampan, ia tidak sadar kalau Devian mendekat padanya.

"Apa?" Tanyanya dengan suara ketus. Nada langsung menundukan wajahnya dan menggeleng pelan. Tidak lama Mr.Sam datang dengan ponsel lainnya, ia mulai mengatur posisi mereka berdua yang sangat kaku.

"Ya Ampun Devian, aku mengerti jika wanita selugu Nada nampak kaku dan canggung, tapi kau tak jauh bedanya dengan papan yang berdiri tegak lurus."

Devian melotot memandang tak suka pada Mr.Sam "Tinggal foto saja apa susahnya?"

"Tidak! Kau merusak konsep gaunku, sekarang mendekatlah pada Nada. Atau kuadukan pada ibumu" Devian tidak suka diperintah oleh siapapun kecuali ibunya dan juga pria paruh baya dihadapannya ini, bukan karena ia tidak bisa tapi ancamannya yang selalu mengadu pada ibunya lantaran mereka bersahabat dengan baik membuatnya mau takmau mengikutinya. Katakanlah bahwa Devian anak mami. Lagi-lagi Devian mendengus tak suka dan mendekat kearah Nada.

"Aduh dasar anak muda, kenapa juga harus malu-malu. Kehidupan masa muda itu harus penuh gairah!!!" Oceh Mr.Sam kembali mengangkat ponselnya, hanya seperkian detik ia kembali menurunkannya.

"Tidak bisakah bersikap romantis Devian?" Dan saat itu juga Nada tercekat saat tangan kekar melingkar erat diperutnya membawa tubuh mungilnya menyentuh tubuh kekar milik Devian, Nada mendongak dengan wajah terkejut menatap Devian yang sudah lebih dulu memandangnya dengan sorot mata yang tidak terbaca. Keduanya hanyut dalam pandangan masing-masing tak menanggapi saat Mr.Sam bersorak mendapatkan foto yang dia inginkan.