Mendengar Mu Qianxun yang ingin mencari ayahnya untuk mendapatkan uang, rona wajah Xin Xianglian langsung menggelap.
"Mu Qianxun, kamu adalah anak haram. Kamu punya keistimewaan seperti apa bisa menginginkan uang dari ayahku? Apa kamu tahu anak haram itu apa? Memalukan dan tidak pantas untuk diungkapkan! Selama ayah tidak mengakui keberadaanmu itu, meskipun kamu berusaha mengungkapkannya sampai suaramu serak dan lidahmu rusak, tidak akan ada orang yang percaya."
"Begitukah?" kata Mu Qianxun yang tidak peduli. Di wajahnya yang cantik muncul sebuah senyuman yang lembut dan elegan.
"Sebutan 'anak haram' itu, seharusnya untukmu atau untukku? Aku dan kamu sudah mengetahui soal itu. Dan yang kamu bilang tadi, apakah ayah akan mengakuiku atau tidak, aku punya cara untuk membuatnya mengakuiku. Percaya atau tidak, aku juga punya cara untuk membuat ayah bersedia memberikan uang! Karena kebetulan berpapasan denganmu hari ini, sekarang biar aku akan memperingatkanmu. Tunggulah aku dengan manis di rumah keluarga Xin, dalam dua hari ini aku akan pergi ke rumah itu untuk meminta uang dan bertemu ayah!"
Mu Qianxun melempar tatapan arogan pada Xin Xianglian. Dia lalu memalingkan kepalanya dengan percaya diri, membalikkan badannya dan berjalan pergi.
"Kamu tidak punya malu, Mu Qianxun! Tidak punya malu!" Xin Xianglian menghentak-hentakkan kakinya dengan marah. Dia kini benar-benar tidak memiliki sedikit pun sikap elegan sebagai seorang gadis yang kaya raya.
Mu Qianxun pun segera naik ke mobil dengan ekspresi yang sedikit muram. Tangan kecilnya yang putih dan indah itu mengepal dengan pupil mata hitamnya terlihat menderita dan suram.
Ou Zun menatap Mu Qianxun dengan penuh ketertarikan. Permasalahan yang barusan terjadi di depan pintu toko obat, dia melihat semuanya dan sepertinya bukanlah pertengkaran yang biasa. Tangannya mengetuk-ngetuk setir mobil dengan tidak jelas, lalu berkata, "Kamu tidak ingin menjelaskan?"
"Menjelaskan apa?" tanya Mu Qianxun sambil mengedip-ngedipkan matanya dengan polos.
"Menjelaskan adegan barusan itu, yang di depan pintu tadi."
"Hal penting apa yang perlu dijelaskan? Aku cuma ditabrak oleh seseorang."
"Begitukah?" tanya Ou Zun dengan memanjangkan suku kata yang paling akhir. "Apa kamu menginginkanku untuk menyelidikinya?"
Mendengar hal itu, Mu Qianxun memutar matanya ke atas. "Ou Zun, kamu benar-benar suka memaksa ya."
"Kamu pikir julukan diriku sebagai penguasa muda di ibu kota itu hanyalah sebuah panggilan yang sembarangan?"
"Oke!" Mu Qianxun menyetujuinya karena membiarkan Ou Zun menginvestigasinya akan lebih merepotkan.
"Kejadian yang barusan kamu lihat itu benar-benar murni tidak disengaja. Ada seorang gadis yang dipanggil Xin Xianglian dan ayahnya juga merupakan ayahku. Dan setelahnya hanya sebuah permasalahan klise antar dua kakak dan adik yang saling tidak suka, kemudian bertengkar."
"Xin Xianglian? Keluarga Xin?"
"Hmm," jawab Mu Qianxun dengan dehaman.
Ou Zun masih mengenali Keluarga Xin. Kalau misalnya keluarga yang kaya dan berpengaruh di ibu kota ini dibagi menjadi kelas berdasarkan angka, keluarga yang berada di kelas satu tidak begitu banyak, lalu kelas dua, tidak ada keluarga Xin di dalamnya. Dan di kelas 3, di situlah posisi keluarga Xin.
Tapi Ou Zun tidak pernah tahu kalau keluarga Xin bahkan memiliki seorang anak haram. Kelihatannya, keberadaan Mu Qianxun tidak diakui. Setelah itu, dia pun menyalakan mobilnya dan tersenyum dengan tidak setuju.
"Aku benar-benar khawatir meminta ibuku pergi ke sana untuk menawarkan perjodohan. Jadi, lebih baik dimulai saja dari keluarga Xin. Buat mereka tahu kalau mereka memperlakukan sebuah mutiara seperti mata ikan (memperlakukan dengan tidak semestinya). Dan sekarang kamu adalah sebuah mutiara yang merupakan tunanganku, Mu Qianxun, jadi ayo buat mereka menyesalinya!"
"Semuanya baik-baik saja, tidak perlu seperti itu, oke?" ujar Mu Qianxun memotong perkataan Ou Zun. "Aku benar-benar tidak ingin punya hubungan dengan mereka. Kalau kamu meminta ibumu untuk pergi dan menawarkan perjodohan, mereka akan terlibat denganku dan banyak merepotkanku! Biar kuberitahu, bukannya aku membiarkanmu membantuku untuk menyalurkan amarahku, tapi aku hanya tidak ingin kamu menyelidiki persoalan menjijikkan ini."
"Ini tidak baik-baik saja sama sekali," ucap Ou Zun dengan nada suara seperti diktator. "Tunangan seorang Ou Zun, tunanganku, bukanlah orang yang bisa disembunyikan. Oke! Kamu tidak perlu mengurusi persoalan ini. Aku yang akan mengurusnya!"
Tiba-tiba, Mu Qianxun berteriak marah, "Kamu mau mengurus apa? Aku sudah bilang kalau kamu tidak perlu melakukan apa-apa!"
"Tutup mulutmu!" bentak Ou Zun sambil memelototi Mu Qianxun. "Tuan Muda ini akan mengurusnya dan juga tidak membutuhkan kepedulianmu. Kamu hanya perlu menjadi pengantin yang manis, itu sudah cukup!"
Mu Qianxun pun rasanya frustrasi mendengar perkataan Ou Zun.