Chen Youran hampir tertawa mendengar perkataan Wakil Presiden Zeng. Mulutnya penuh dengan cabai dan dia batuk karena menahan tawa, rasanya sangat menyakitkan. Dia kemudian mengambil segelas air dan langsung meminumnya sampai habis.
Ketika Chen Youran menyebutkan 'teko' dan hendak menuangkan segelas lagi, dia menyadari bahwa semua orang yang berada di sana menatap ke arahnya. Dia pun berkedip beberapa kali dan kebingungan karena tidak tahu apa arti tatapan orang-orang itu. Dia lalu melirik semua orang yang berada di sana dan melihat tatapan Wakil Presiden Zeng jatuh pada gelas berkaki di tangannya. Dia menatap gelas itu dan segera menyadarinya. Gelas airnya berada di sebelah kirinya, sedangkan gelas Ji Jinchuan berada di sebelah kanannya. Dia terbiasa menggunakan tangan kanannya, jadi gelas yang baru saja diminumnya adalah milik pria itu.
Dengan cepat Chen Youran meletakkan gelas itu dan meminta maaf, "Presiden Ji, maaf, saya salah mengambil gelasnya."
Ji Jinchuan sedikit mengernyit, tetapi tidak berbicara sepatah kata pun. Dia hanya memanggil pelayan, kemudian seorang pelayan yang berjaga menunggu pesanan yang bisa datang kapan saja di luar pintu ruang makan membuka pintu dan masuk ke dalam ruang tersebut.
"Gelas itu kotor. Ganti lagi dengan yang baru," perintah Ji Jinchuan.
Wajah Chen Youran menjadi pucat pasi. Suara jarum jam yang ada di ruang makan bisa terdengar dengan jelas dan semua orang saling memandang. Pelayan dengan cepat membawa gelas baru, melayani Ji Jinchuan dengan menuangkan teh dan mengambil gelas yang kotor.
Setelah selesai makan siang, saat dalam perjalanan pulang, Chen Youran akhirnya mengerti mengapa Chen Yaoting membawanya hari ini, yakni untuk menghibur Ji Jinchuan. Hal itu dipicu karena terakhir kali saat di ulang tahun Kakek Chen, pria itu mau diajak berdansa olehnya. Itu membuat ayahnya salah paham dengan berpikir Ji Jinchuan tertarik kepadanya. Jadi. ayahnya kembali memberikan tugas kepadanya untuk menjadi 'penghibur'.
Hari ini, Ji Jinchuan sudah mempermalukan Chen Youran dua kali di depan orang banyak. Pria itu menganggap ayahnya, Chen Yaoting akan 'menjual putrinya untuk kekuasaan' lagi. Akan tetapi, pria itu benar-benar sudah keterlaluan hari ini, dia sudah membuatnya begitu malu di hadapan semua orang.
Chen Youran sangat malu kali ini, tetapi ketika kepalanya terasa panas, dia berinisiatif untuk mengirimkan pesan kepada Ji Jinchuan, 'Presiden Ji, jika kamu membenciku, mengapa kamu tidak merasa jijik ketika tidur denganku?'
Setelah pesan teks itu dikirim, Chen Youran merasa gelisah, tetapi dia tidak berpikir Ji Jinchuan akan membalas pesannya. Dia takut orang-orang seperti pria itu akan mencibir ketika orang sepertinya berani mengirim pesan.
Saat itu, Chen Yaoting melihat putrinya sering menatap ponselnya dan bertanya dengan ringan, "Kamu akan bertemu seseorang?"
Mendengar pertanyaan itu, Chen Youran berpikir sejenak, dia merasa tidak akan jadi masalah jika dirinya tidak pulang ke rumah. Di dalam rumah itu, dia merasa seperti orang yang tidak dianggap. Jadi, dia menjawab, "Ada janji dengan teman untuk minum teh."
Chen Yaoting sedang dalam suasana hati yang buruk ketika sudah tidak lagi membicarakan tentang kerja sama dengan Grup Zhongsheng, tetapi dia bukan orang yang suka melampiaskan keluhannya kepada orang lain. Dia berbicara dengan nada suara yang agak kaku, "Kemana? Biar sopir mengantarmu ke sana."
"Tidak perlu. Berhenti di persimpangan depan, aku akan naik taksi dan pergi sendiri," ujar Chen Youran yang sedikit terkejut.
Sopir yang mendengar percakapan mereka, berhenti di persimpangan depan. Ketika Chen Youran turun dari mobil, untuk pertama kalinya Chen Yaoting berpesan kepadanya, "Perhatikan keselamatan dan cepat pulang."
Chen Youran tertegun selama beberapa saat. Dalam ingatannya, ayahnya selalu berwajah dingin, sikapnya terhadapnya tidak hangat dan selalu marah. Baginya, pria tua itu sudah melakukan tugasnya sebagai seorang ayah, memberikan makan dan kondisi hidup yang cukup baik, tetapi cintanya kepadanya jauh lebih sedikit jika dibandingkan kepada Chen Shuna.
Setelah mobil Chen Yaoting menghilang, Chen Youran berjalan tanpa tujuan menyusuri sepanjang jalan. Dia mencari kedai kopi untuk duduk selama satu atau dua jam. Begitu hendak melangkah masuk ke dalam kedai kopi, tiba-tiba Ji Jinchuan meneleponnya. Dia menatap layar ponselnya selama beberapa detik, lalu memasukkannya kembali ke dalam tas dan membiarkannya berdering. Dia memesan secangkir kopi dan memilih tempat duduk di dekat jendela. Dia melihat kerumunan orang di luar jendela itu.