Ketika Chen Youran bangu dari tidurnya, suasana di luar sudah gelap. Dia melihat ponselnya yang ada di meja samping tempat tidur, rupanya waktu sudah menunjukkan pukul 09.30 malam. Dia tidak makan apa pun selama berada di pesawat, jadi sekarang dia merasa sedikit lapar. Lalu, dia mengganti pakaiannya dan berniat untuk turun ke bawah. Dia keluar dari kamar dan sekilas memperhatikan lorong.
Chen Shuna sedang menonton variety show di sofa ruang tamu, lalu terlihat pula seorang pelayan meletakkan senampan buah di atas meja teh. Saat Chen Youran menuruni anak tangga yang terakhir, dia melihat Gu Jinchen baru saja kembali. Pelayan yang selesai meletakkan nampan buah itu pun bergegas berjalan ke arah pria itu, memberikannya sepatu rumahan dan meletakkannya di kakinya.
Langkah Chen Youran seketika terhenti dan kedua tangannya sedikit mengepal. Dibandingkan dengan tiga tahun lalu, dia merasa Gu Jinchen tampak menjadi lebih dewasa. Pria itu terlihat sangat menawan dengan setelan berwarna gelap yang sangat mahal dan dipadukan dengan kemeja putih di bagian dalam. Apa yang dikenakannya benar-benar membuatnya tampak keren dan tampan.
Chen Youran masih berdiri di anak tangga terakhir karena ragu-ragu untuk meneruskan langkahnya atau tidak. Dia merasa bahwa ketika mereka bertiga bertemu secara langsung, akan menimbulkan suasana yang canggung.
Saat Chen Youran akhirnya berbalik dan memutuskan untuk kembali ke kamar, terdengar suara Chen Shuna dari arah belakang, "Youran."
Seketika tubuh Chen Youran terasa membeku, tanpa sadar dia menggigit bibirnya, kemudian beralih menggigit kukunya. Sedikit demi sedikit, tidak terasa gigitan itu sudah sampai pada jari-jarinya. Dia merasa kesakitan karena gigitan tajam dari dirinya sendiri.
Butuh waktu yang cukup lama untuk Chen Youran sebelum akhirnya dia membalikkan badan. Ekspresi wajahnya kembali normal seperti biasa. Sudah tidak tampak jejak emosi abnormal dari dalam dirinya.
Chen Shuna yang duduk di sofa ruang tamu menatap Chen Youran, sama seperti Gu Jinchen yang berdiri di teras. Pria itu juga menatap ke arahnya, sementara dia meliriknya sekilas.
Kemudian Chen Youran menarik kembali pandangannya dan berjalan menuruni tangga. Dia lalu berkata, "Kakak, aku lapar."
Chen Shuna berteriak sembari tersenyum, "Bibi Li..."
Ketika Bibi Li keluar dari dapur, dia melihat Chen Youran yang baru saja menuruni tangga dan memanggilnya dengan ekspresi gembira, "Nona Chen."
Sebelum Gu Jinchen dan Chen Shuna menikah, Chen Youran sering datang ke rumah keluarga Gu. Jadi, tidak heran jika pelayan rumah itu mengenalnya.
Chen Youran tidak memiliki sikap sombong seperti wanita-wanita kaya pada umumnya. Dia sering berteriak memanggil Bibi Li dengan ramah setiap saat mengunjungi rumah keluarga Gu. Pelayan itu juga memiliki kesan baik terhadapnya.
Sementara itu, Gu Jinchen memasuki ruang tamu, lalu Chen Shuna secara naluriah mengambil jas yang dikenakannya dan menggantungkannya di ruang ganti. Keduanya tampak sangat rukun seperti pasangan tua. Pemandangan itu tampak menyilaukan bagi Chen Youran hingga dirinya merasa seolah-olah ada pisau tajam yang menghujam jantungnya. Saat ini, hatinya dipenuhi rasa sakit.
Bibi Li pun membawakan makanan dari dapur. Lalu, Chen Youran pergi ke ruang makan dan duduk disana. Kemudian dia bertanya dengan ramah, "Dimana Nyonya Wang?"
Nyonya Wang adalah pelayan tua keluarga Gu yang sangat menyayanginya. Wanita tua itu sering membuatkan hidangan dan menyiapkan buah favorit Chen Youran setiap kali gadis itu datang ke rumah keluarga Gu.
Di sisi lain, Chen Shuna mencium aroma tubuh Gu Jinchen yang berbau alkohol. Kemudian dia meminta pelayan untuk membuatkan teh yang menenangkan. Mendengar pertanyaan Chen Youran mengenai Nyonya Wang, dia menjawab, "Cucu Nyonya Wang sakit, jadi dia meminta cuti hari ini."
Gu Jinchen bersandar lelah di sofa ruang tamu. Matanya sedikit melirik ke arah Chen Youran yang berada di meja makan. Dia melihat wajah gadis yang tampak memudar dari masa lalu. Rok putih yang dikenakannya membuat kulit gadis itu tampak semakin putih dan cerah dan alisnya yang lembut tampak begitu indah. Kini, berat badannya tampak turun banyak sehingga wajah mungilnya telah kehilangan semua lemak. Rahangnya juga tampak tajam karena dia terlalu kurus, matanya pun terlihat semakin besar. Pupil matanya yang hitam pekat masih terlihat jernih sama seperti sebelumnya.
Chen Youran hanya menghabiskan sedikit makanan. Dia hanya memakannya beberapa suap saja dan meletakkan piringnya.
Melihat hidangan masakannya tidak berkurang, Bibi Li bertanya, "Nona Chen, apakah makanannya tidak cocok dengan seleramu?"
Chen Youran tidak berpikir begitu. Sebenarnya, semuanya sesuai dengan seleranya. Dia tidak berbicara apa pun, namun Gu Jinchen sudah mendahuluinya berbicara, "Tidak boleh makan terlalu banyak di malam hari."
Begitu suara Gu Jinchen jatuh, dia melihat Chen Youran menatapnya. Hal itu membuat tubuhnya tiba-tiba terasa menegang. Dia telah mencoba untuk tidak menatap mata gadis itu sejak baru saja memasuki pintu.