Chereads / Selamat Tinggal Cinta Pertamaku / Chapter 18 - Pekerjaan Pertama

Chapter 18 - Pekerjaan Pertama

Chen Youran tidak menatap Xu Chengyan sama sekali. Dia malah tertawa di belakang Mofei, memutar-mutar badannya, menghentakkan satu tangan di bahunya dan mengangkat kerah bajunya. "Kapan-kapan, ayo kita minum kopi dan membicarakan kembali tentang hubungan lama kita," katanya sebelum akhirnya pergi.

Xu Chengyan bersiap menjelaskan kepada Mofei. Namun, ketika mendongakkan kepala, dia melihat air mata pacar barunya jatuh dan matanya sedikit merah, membuatnya terlihat menyedihkan.

Dengan panik Xu Chengyan berkata, "Mofei, aku…"

"Xu Chengyan, kita putus! Jangan mencari aku lagi!" Sebelum Xu Chengyan menyelesaikan perkataannya, Mofei lebih dulu memotongnya. Dia langsung bangkit, mengambil tas yang diletakkan di sampingnya, lalu berlari sambil menangis.

Xu Chengyan menatap punggung gadis cantik yang merupakan pacar barunya pergi meninggalkannya. Dia benar-benar ingin mengumpat. Lalu, seketika dia mengeluarkan ponselnya dan menelepon Gu Jinchen. Begitu telepon tersambung, dia langsung berteriak, "Chen Youran, merusak kencanku!"

Saat menerima telepon, Gu Jinchen sedang berdiri di depan jendela kaca ruang kantornya. Dia menatap kerumunan orang yang padat seperti semut yang ada di bawah, kemudian bibirnya terangkat, lalu berkata,"Selama dia bahagia, kamu harus mengikuti kemauannya."

Mendengar jawaban tidak mengenakan yang keluar dari mulut Gu Jinchen, membuat Xu Chengyan menggeram. "Saudaraku, kamu benar-benar tidak berperikemanusiaan! Aku ini adalah sahabat yang sudah selayaknya saudaramu!"

"Kalau begitu, tanda tangani tagihan pengeluaran untuk Sands Bay nanti," kata Gu Jinchen.

Ketika mendengar perkataan Gu Jinchen, Xu Chengyan seketika mengubah suasana hatinya menjadi sangat senang. Kemarahan di dalam hatinya hilang begitu saja. Dia berkata sambil tertawa, "Aku tidak perlu melihat ekspresimu saat ini, aku juga tidak begitu peduli dengan gadis itu."

Sands Bay adalah klub hiburan terbesar di Kota A. Para putra keluarga kaya yang menganggur seperti Xu Chengyan adalah pengunjung tetap di sana. Tentu saja harga makanan dan minuman di sana sangat mahal. Jika ada seseorang yang mentraktir untuk pergi kesana, tidak ada yang akan menolaknya.

***

Hari ini adalah hari pertama Chen Youran bekerja, maka dari itu sia bangun pagi-pagi sekali. Ketika dia turun ke lantai bawah, dia melihat Chen Yaoting sedang menyantap sarapan di meja makan. Setelah ragu-ragu selama beberapa saat, dia akhirnya mendatangi ayahnya dan menyapa, "Ayah, selamat pagi."

Chen Yaoting terus mengunyah roti di dalam mulutnya dan menelannya, lalu hanya berdeham tanpa ekspresi.

Sementara Bibi Zhang yang berada di sana terkejut melihat Chen Youran sudah bangun pagi-pagi sekali. Melihat pakaian gadis itu yang tampak mau pergi dia berkata, "Nona Kedua, aku tidak menyangka kamu bangun sepagi ini. Sarapanmu belum siap."

Chen Youran menggelengkan kepalanya dan tidak mempermasalahkan hal itu, lalu berkata, "Cukup segelas susu saja." Mendengar perkataannya, Bibi Zhang pun segera membuatkannya segelas susu.

Kemudian, Chen Youran duduk di meja makan untuk menunggu Bibi Zhang dan memandang Chen Yaoting yang berada tepat di seberangnya. Dia ragu-ragu selama beberapa saat untuk berbicara pada ayahnya. Tetapi saat melihat ayahnya menyeka mulut dan bangkit dari kursinya, dia buru-buru bersuara, "Ayah, aku mendapat pekerjaan di sebuah perusahaan penerbitan majalah."

Chen Yaoting berdiri dan menatap Chen Youran selama beberapa detik dan tidak memedulikan dengan keberadaan Bibi Zhang. "Jika kamu berniat untuk tinggal di negara ini, kamu harus menjaga sikap. Kakakmu dan Jinchen sudah menikah dan hal yang paling penting bagi keluarga Chen adalah reputasi. Apakah kamu mengerti?"

Peringatan itu sangat jelas, bagaimana mungkin Chen Youran tidak memahaminya. Hatinya terasa sakit, tetapi dia mengangguk dengan lemah lembut dan berkata, "Ya, aku mengerti."

Mendengar jawaban polos Chen Youran, Chen Yaoting merasa dia telah mematahkan semangat putri bungsunya. Dia terdiam selama beberapa saat dan melirik jam tangannya. Kemudian dia berkata, "Ini masih pagi. Aku akan memberimu tumpangan dan menunggumu di mobil."

Chen Youran mengerutkan bibirnya dan belum sempat mengatakan sepatah kata pun. Akan tetapi, Chen Yaoting sudah melangkah keluar dari ruang tamu. Dia tidak berani membiarkan ayahnya menunggu terlalu lama, jadi dia tidak menunggu suhu susunya pas dan langsung meminumnya. Dia lalu membawa tasnya dan berlari keluar dengan satu tangan menyentuh bibirnya yang mati rasa karena kepanasan.

Mobil Chen Yaoting sudah menunggu di luar pintu. Sopir yang melihat Chen Youran langsung turun dari mobil dan membukakan pintu untuknya. Dia pun kemudian masuk ke dalam mobil dan duduk dengan tenang.

Sementara Chen Yaoting membaca koran untuk waktu yang cukup lama. Dia bahkan tidak mengangkat matanya sedikit pun. Di kursi penumpang sebelah pengemudi, duduk pula sekretarisnya. "Selamat pagi, Nona Kedua," sapanya dengan hormat.