Gu Jinchen menatap Chen Youran seolah ingin mengatakan sesuatu. Bibirnya bergerak, tetapi dia tidak mengatakan apa-apa. Sementara gadis itu juga menatap sekilas ke arahnya, lalu melangkah keluar dari ruang tamu dengan langkah ringan.
Sepatu hak tinggi yang dikenakan oleh Chen Youran menimbulkan sedikit suara karena berbenturan dengan lant.ai Ketika naik ke dalam mobil, Tuan Wang bertanya kemana dia akan pergi. Dan dia hanya mengatakan untuk membawanya ke sebuah mall di dekat hotel.
***
Ketika tiba di mall, Chen Youran mendorong pintu terbuka dan segera turun dari mobil. Sebelum dia menutup pintu, dia sempat berkata kepada Tuan Wang, "Paman Wang kembali saja dulu, aku mungkin akan lama berada di sini."
"Tidak apa-apa. Aku akan menunggumu di dalam mobil," ucap Tuan Wang dengan nada yang sangat lembut.
Mendengar kesetiaan Tuan Wang, Chen Youran sedikit pusing. Jika sopir itu terus mengawasinya, hanya akan membuatnya tidak bisa berjalan ke hotel.
Setelah memikirkan bagaimana caranya agar dia bisa pergi ke hotel, Chen Youran memutuskan untuk masuk ke dalam mall terlebih dahulu. Sesampainya di dalam mall, dia meminta pelayan untuk menunjukkan pintu belakang yang terhubung dengan hotel. Akhirnya, dia bisa berjalan ke hotel melalui pintu belakang mall tersebut.
Saat tiba di kamar hotel dan hendak mengetuk pintu kamar itu, Chen Youran menemukan bahwa pintu kamar tidak dikunci. Dia pun membuka pintu tersebut dan terlihat Ji Jinchuan berdiri di depan jendela sedang melakukan panggilan telepon. Tirai jendela masih terbuka lebar hingga memperlihatkan pemandangan malam dari lampu lalu lintas yang berwarna hijau dan merah secara bergantian.
Saat mendengar suara langkah kaki, Ji Jinchuan menoleh ke belakang, melirik Chen Youran, lalu menatapnya lekat-lekat.
Ji Jinchuan menggunakan bahasa Perancis ketika bertelepon, jadi Chen Youran tidak bisa memahami apa yang sedang pria itu bicarakan. Sembari menunggunya selesai menelepon, dia hanya duduk di sofa dan bermain dengan ponselnya untuk menelusuri berita hiburan.
Beberapa saat kemudian, di bawah tudung bayangan gelap di depannya, Chen Youran mendongakkan kepalanya. Rupanya berdiri Ji Jinchuan yang tampak seperti sedang menghakiminya. Tatapan mata pria itu yang dalam dan dingin, membuat dirinya menjadi gemetaran. Apa ada yang salah dengannya? Pikirnya.
Meskipun Chen Youran tidak mengerti akan sikap Ji Jinchuan, dia tidak berani bertanya. Untuk menghindari pria itu, dia pun berkata, "Aku akan pergi mandi dulu."
Saat Chen Youran bangkit dari sofa, tiba-tiba Ji Jinchuan menggertaknya. Dia mendorong dada gadis itu dengan keningnya hingga tubuhnya kembali jatuh ke sofa. Gadis itu menyentuh keningnya menggunakan satu tangan dan menatapnya dengan penuh keheranan.
Jari-jari panjang Ji Jinchuan lalu meremas rahang Chen Youran. "Apa perusahaan Chen akan bangkrut?"
"Apa?" ucap Chen Youran yang tampak terkejut dengan pertanyaan Ji Jinchuan.
Ji Jinchuan mengerutkan bibirnya, ekspresi wajahnya sangat dingin dan dia melontarkan kata-kata kejam dari mulutnya, "Apakah kamu naik ke tempat tidurku karena perintah ayahmu?"
Chen Youran menatap Ji Jinchuan dengan tatapan kosong. Karena dia sedikit mendongakkan kepalanya ke atas, cahaya lampu kristal menyinari matanya yang hitam dan murni hingga membuat matanya tampak lebih jernih.
"Putri keluarga Chen kekurangan uang?" tutur Ji Jinchuan dengan wajah tampan yang tampak penuh emosi.
Informasi yang diberikan Xiao Cheng sangat rinci. Meskipun Chen Youran tidak disukai oleh keluarganya, tetapi uang sakunya setiap bulan tidak terkendala dan hidupnya tidak sulit.
Chen Youran memahami apa yang dikatakan Ji Jinchuan. Dia lalu mengedipkan mata beberapa kali. Matanya yang hitam dan jernih menunjukkan tatapan tanpa dosa. "Aku tidak pernah mengatakan aku mengajukan diri sebagai kekasihmu karena uang."
Ji Jinchuan mengerutkan kening dan mengingat kembali pada peristiwa beberapa hari yang lalu. Memang benar, Chen Youran tidak mengatakan alasannya ingin menjadi kekasihnya karena uang. Setiap wanita yang datang menemuinya dengan sendirinya, jadi secara naluriah dia berpikir itu karena uang.
"Lalu apa alasanmu?"
Chen Youran memegang lengan Ji Jinchuan dan berdiri dari sofa. Postur tubuh pria itu tinggi dan tegak, walaupun dia memakai sepatu hak tinggi berukuran tujuh inci, tingginya tidak bisa mencapai ketinggian pria itu. Hal ini memberikan perasaan penindasan yang tak terlihat.
Tiba-tiba, Chen Youran berjinjit dan mencium bibir tipis Ji Jinchuan. "Aku sudah bilang itu karena kamu terlihat tampan, aku menyukaimu. Kamu harus memiliki kepercayaan pada diri sendiri."
Mata gelap Ji Jinchuan sangat dalam, tampak seperti kolam dingin dan sumur kering serta tidak tampak di mana ujung kedalamannya. Dia berkata dengan ekspresi acuh tak acuh, "Akan lebih baik jika seperti itu. Aku tidak suka terlibat dengan wanita dalam urusan pekerjaan."
"Aku tahu," kata Chen Youran sembari tersenyum.
Setelah perdebatan itu, keduanya mandi satu per satu secara bergantian. Saat melakukannya pertama kali, itu sangat menyakitkan bagi Chen Youran dan menimbulkan trauma tersendiri baginya. Jadi saat ini, dia merasa takut untuk melakukannya lagi.
Ji Jinchuan menatap gadis yang tengah tegang di bawah tubuhnya. Dia membalikkan badan dan berkata, "Jangan pernah datang lagi setelah ini."