Qiao Qinian mendengus, lalu tangannya mengambil sekotak kondom. Kemudian, Ye Jiaqi pun buru-buru menjelaskannya, "Ini produk kami Tuan. Barangnya tipis, tidak banyak warna dan transparan. Nyaman digunakan pula."
"Ha? Sepertinya kamu cukup berpengalaman," ucap Qiao Qinian.
Tuan Han yang berada di sampingnya segera membalas ucapan Tuan Qiao dengan sanjungan, "Makanya itu, aku juga merasa kalau perempuan ini cukup berpengalaman. Tuan Qiao, kalau menurut anda menarik, anda bisa membawa perempuan ini." katanya sambil tertawa.
Qiao Qinian kemudian memandangi Ye Jiaqi dari atas ke bawah. Lalu, pandangannya terhenti beberapa detik pada beberapa sudut yang menurutnya menarik. Jantung Ye Jiaqi pun dibuat berdebar lagi oleh laki-laki ini, Qiao Qinian, kamu sungguh tak tahu diri! batinnya.
Qiao Qinian kemudian menatap rendah Ye Jiaqi, lalu dia tertawa seakan sedang menghina Ye Jiaqi, "Tuan Han, memangnya kamu bisa meniduri perempuan ini?" tanyanya.
Tuan Han terkejut, dia lalu tertawa terbahak-bahak sambil menurunkan kakinya dan menjawab, "Iya, iya, iya. Tuan Qiao benar sekali. Aku melihat tubuh perempuan ini sama sekali tidak menarik, mirip seperti landasan pesawat terbang. Tuan Qiao, kita pasti tidak menyukai yang seperti ini. Ngomong-ngomong, aku di sini punya perempuan yang berkulit putih, kakinya jenjang mulus, 'depan''belakang' mantap lah pokoknya. Apa anda mau?"
"Apa aku sudah menyuruhmu untuk bicara?" tanya Qiao Qinian dengan tatapannya yang mematikan.
"..."
Ye Jiaqi merasa dirinya sudah di batas kesabarannya saat ini. Dia langsung mengambil semua kondom yang ada di atas meja dan memasukkannya dengan asal ke dalam tasnya. Dan berjanji kalau dia tidak akan menjalankan bisnis ini. Namun, ketika ia sudah akan selesai membereskan barang-barangnya, tiba-tiba ada ide yang melintas dalam pikirannya. Dengan wajah tanpa ekspresi, perempuan itu lalu mengeluarkan sekotak kondom dan brak!
"Tuan Qiao, ini untukmu. Tidak perlu berterima kasih," ucap Ye Jiaqi. Dia menaruh sekotak kondom itu di atas meja dan setelah itu, dia langsung pergi meninggalkan ruangan itu. Tuan Qiao tidak berbicara, namun siapapun juga tidak berani mengejarnya sekarang.
Semua orang menghirup udara dingin yang terjadi selama beberapa saat di ruangan itu. Setelah itu, pandangan mereka mulai jatuh pada barang yang ada di atas meja saat ini. Ukuran S? S?! batin mereka semua. Mereka yang melihatnya sama sekali tidak bisa berteriak. Mereka hanya bisa menahan dalam hatinya dan satu persatu mulai berjalan mundur.
Qiao Qinian terus menatap 'barang' itu. Ekspresi wajahnya semakin lama semakin kelam. Sangat mengerikan.
※
Di sisi lain,
Ye Jiaqi terus berjalan di lorong hotel itu dengan sangat cepat. Perempuan itu tidak menyangka kalau di tempat seperti ini, dia akan bertemu dengan Qiao Qinian. Padahal, dia berpikir kalau mereka tidak mungkin bertemu lagi.
Ye Jiaqi berjalan memasuki lift, tangan kirinya tampak memegang dadanya. Dia mencari tahu seberapa cepat debaran jantungnya saat ini, bahkan wajahnya pun memucat. Tangan kanannya terlihat sedang memegang sisi lift yang dingin. Pandangannya tidak berhenti menatap pintu lift yang tertutup rapat itu.
Ye Jiaqi mengakui bahwa dia takut kepada Qiao Qinian. Beberapa tahun ini, tidak sedikit dirinya bertemu Qiao Qinian dalam mimpinya. Tapi... Dia sama sekali tidak pernah berpikir kalau di tempat seperti inilah, dia akan bertemu kembali dengan Qiao Qinian.
Sialan, aku masih membawa barang-barang ini! Padahal aku setakut ini dengan Qiao Qinian. Lalu, mengapa aku bisa seberani itu tidur dengan Qiao Qinian saat itu? batin Ye Jiaqi sambil menjitak kepalanya. Lagi-lagi, dia memikirkan sesuatu yang tidak perlu dipikir, bahkan hatinya terasa seperti selalu ada yang rusak.
Tidak ada siapapun di dalam lift saat ini, hening sekali. Ye Jiaqi sangat pusing dan frustasi saat ini. Barang jualannya belum ada yang laku sama sekali. Dia pun terpaksa memencet beberapa lantai yang ada dalam lift itu. Lalu, dia pergi ke lantai yang berbeda untuk menjajakan kondomnya.
Kali ini, Ye Jiaqi belajar dari kesalahannya, dia tidak lagi masuk ke private room, melainkan berdiri di depan pintu dan menjajakannya. Ternyata, hasilnya lumayan juga. Dengan cepat tasnya pun kosong setengah.
Ye Jiaqi kemudian menyandarkan tubuhnya yang sangat pegal sekarang ini. Dia juga tampak memijat-mijat pelipisnya. Dia berjalan ke depan pintu lift sambil berpegangan pada dinding. Perempuan itu lalu menekan tombol turun di lift tersebut.
Kebetulan saat ini adalah musim panas, lift pun dipenuhi dengan aroma parfum yang semerbak. Ye Jiaqi mengerutkan wajahnya dan hidungnya terus menerus mengendus aroma ini. Tubuhnya sangat pegal hari ini, kakinya kini sudah dingin, dan sakit pula. Bahkan, pergelangan kakinya terlihat sudah lecet.
Hari ini penjualan Ye Jiaqi terbilang tidak cukup bagus. Tapi, karena sekarang sudah hampir pukul 10 malam, dia harus segera kembali. Karena tidak ada orang di dalam lift saat ini, dia lalu meletakkan tasnya dan menghitung kembali sisa barangnya saat ini. "Satu, dua, tiga…" katanya.
Ketika tangan Ye Jiaqi sibuk menghitung satu persatu barangnya, tiba-tiba...
Ting! Pintu lift pun terbuka.
Angin dingin seketika berhembus memasuki lift itu. Rasanya seperti suhu udara tiba-tiba turun drastis. Dua sosok dingin kemudian tampak memicingkan matanya ketika melihat perempuan yang ada dalam lift itu...