Ye Jiaqi membuka pesannya dengan rasa kantuk yang teramat berat. Dia melihat aplikasi Wechatnya, dan semua grup yang ada dalam Wechat-nya ramai. Namun, hanya ada satu inti pembicaraan, yaitu Tuan Qiao telah kembali.
Semua berita utama dari website pun langsung berganti menjadi:
[Menurut seorang informan, pebisnis sukses Qiao Qinian diam-diam telah kembali malam ini.]
[Seseorang diam-diam memfoto sosok Tuan Qiao yang sedang berada di Hotel Lanqite. Diketahui Tuan Qiao telah pergi keluar negeri selama 3 tahun.]
[Kita masih harus melihat bagaimana perubahan bisnis Kota Jing setelah kedatangan pebisnis sukses ini.]
Pandangan Ye Jiaqi menyapu berita-berita yang ada di website itu. Perempuan itu tertawa kecil, lalu mematikan ponselnya dan pergi tidur.
Foto yang ada dalam berita itu adalah foto yang diambil Ye Jiaqi ketika akan pergi, tapi dia tidak boleh mengakuinya. Melihat berita utama yang sedang panas saat ini, peluangnya untuk menjadi pegawai tetap pastinya semakin besar. Dia pun memeluk bantalnya dengan hati yang sangat puas dan bibir yang terangkat sangat lebar. Setelah dirinya menjadi pegawai tetap, dia tidak perlu lagi keluar untuk melakukan kerja paruh waktu. Dia juga tidak perlu lagi bekerja terlalu keras.
Sedangkan di dalam hotel kamar suite Hotel Lanqite, tampak seorang laki-laki tampan sedang berdiri di depan jendela sambil menikmati malam musim panas di kota Jing. Qiao Qinian kemudian menyalakan rokoknya. Kamar yang ditempatinya, saat ini berada di lantai 88. Dari tempat dia berdiri sekarang, Qiao Qinian dapat melihat keindahan seluruh kota Jing. Kilauan cahaya lampu juga terlihat menghiasi sudut kota dan jalanan yang sibuk dengan kendaraan yang lalu-lalang.
Sekembalinya dia dari kolam renang, Qiao Qinian langsung mandi membersihkan tubuhnya. Lalu, baru saja dia menyalakan rokoknya, seorang pengawal bernama Meng Chen mengetuk pintu kamarnya, dan dia mempersilahkan Meng Chen untuk masuk. Asap dari puntung rokok yang dinyalakan Qiao Qinian menyebar di sekitar tubuh pria itu. Wajahnya juga tersamarkan dengan asap rokok itu.
"Tuan Qiao, ada orang yang mencuri foto anda," kata Meng Chen dengan singkat, padat dan jelas sambil menyodorkan ponselnya.
Qiao Qinian kemudian menghembuskan asap rokoknya ke udara. Lalu, mengambil ponsel Meng Chen dan melihat apa yang ada dalam ponsel itu. Benar saja, semua berita utama yang ada di website itu adalah dirinya. Hanya saja, dari banyak berita, mereka hanya menampilkan satu foto yang sama. Kualitas fotonya terlihat biasa saja, tidak terlihat seperti dari kamera profesional yang memotretnya. Selain itu, foto yang ditunjukkan pun hanya penampakannya dari belakang.
"Tuan Qiao, aku akan menyelidikinya." Kata Meng Chen kemudian.
Tanpa menunggu perintah Qiao Qinian, Meng Chen dengan segera langsung berbicara. Dia telah bekerja untuk Qiao Qinian selama bertahun-tahun. Jadi, dia sangat paham kalau Qiao Qinian sangat tidak menginginkan adanya masalah seperti ini.
Tidak banyak orang tahu tentang kepulangan Qiao Qinian kali ini, karena dia ingin tidak memengaruhi fluktuasi di Kota Jing. Selain itu, Hotel Lanqite adalah salah satu anak usaha dari Qiao Shi Grup. Jadi, dia ingin langsung memantau performa dan bagaimana keamanan yang telah berjalan di hotel ini. Karena itu, begitu Qiao Qinian datang, dia langsung pergi ke hotel ini.
"Tidak perlu," jawab Qiao Qinian sambil mengembalikan ponsel Meng Chen. Raut wajahnya juga tidak menunjukkan perubahan apapun.
"Tuan Qiao, apa sungguh tidak perlu?" tanya Meng Chen memastikan. Menurut pandangannya, karena masalah ini termasuk masalah yang cukup besar.
"Kamu bersiap saja. Kita besok kembali ke rumah besar," pinta Qiao Qinian.
Meng Chen lalu mengangguk dan berkata, "Baik. Tuan Qiao, apa anda berencana untuk membawa Nona Muda ke rumah besar juga?"
Yang baru saja disebut 'nona muda' oleh Meng Chen, sebenarnya tidak lain dan tidak bukan adalah Ye Jiaqi. Meskipun saat itu Qiao Qinian menemukan Ye Jiaqi di jalanan dan membawanya pulang. Tapi, dia tidak pernah sekalipun memperlakukan Ye Jiaqi seperti orang asing. Apalagi memperlakukan seperti orang bawahan. Di rumah besar, tidak ada siapapun orang yang berani memanggil Ye Jiaqi dengan langsung sebutan nama, semuanya pasti memanggil Ye Jiaqi dengan panggilan 'nona muda'.
Ketika Ye Jiaqi datang untuk pertama kali ke rumah Qiao Qinian, tubuh perempuan itu gemetaran, karena apapun dia pasti takut. Kemanapun, dia pasti memegang ujung baju Qiao Qinian dengan erat. Tapi lambat laun, dia dibiasakan oleh Qiao Qinian untuk menjadi dirinya sendiri.
Perempuan itu akhirnya terbiasa dan bersikap layaknya seorang anak kecil yang berlari melompat kesana-kemari. Dari siapapun yang ada di rumah besar, hanya Qiao Qinian lah yang mampu mengatur Ye Jiaqi. Tapi, tidak siapapun juga yang pernah melihat Tuan Qiao mengurusi perempuan itu. Semuanya berkata kalau dia memiliki nasib yang baik, karena ada Tuan Qiao yang selalu memanjakannya. Anggap saja kalau Tuan Qiao mampu membalik Kota Jing, tidak ada seorangpun yang berani berkata 'tidak'.
"Buat dia melakukan sesuatu. Keluarkan semua barang yang ada di rumahnya," pinta Qiao Qinian dengan ringan.
Mendengar perintah atasannya, kemudian Meng Chen tampak terdiam beberapa saat. Karena selama 3 tahun ini, tidak ada yang berani mengobrak-abrik rumah Ye Jiaqi. Kalaupun misalnya Ye Jiaqi pindah rumah, tetap saja setiap hari akan ada orang yang datang untuk bersih-bersih. Membersihkan setiap sudut rumahnya tanpa meninggalkan debu sedikitpun. Sebab, tidak ada siapapun yang berani asal masuk ke rumah Ye Jiaqi.
Tapi sekarang, Tuan Qiao sudah berkata.
"Tuan Qiao, apa semua barangnya dikeluarkan?" Tanya Meng Chen dengan hati-hati.
"Kamu masih berpikir kalau dia orang penting? Suruh dia ambil sendiri!" perintah Qiao Qinian.
"Baik." jawab Meng Chen sambil membungkuk...