Chereads / BIBIR CANDU MRS.DEALOVA : Candu bagi Seorang Presdir / Chapter 3 - ANTARA DEALOVA DAN CHELO (1)

Chapter 3 - ANTARA DEALOVA DAN CHELO (1)

Dealova menatap sekolah TK Harapan dengan tatapan tak berkedip, mata birunya menyapu ke sekeliling halaman di mana anak-anak kecil yang lucu sedang bermain dengan gembira.

Dengan daya ingat yang kuat, Dealova melihat Chelo Febriansyah sedang berlari-lari dengan sangat gesit, bahkan terlihat lebih aktif di banding teman-temannya.

Tak sadar bibir Dealova membentuk sebuah senyuman saat Chelo berlari ke arah ayunan. Senyum Dealova seketika hilang saat melihat Chelo bermain ayunan dengan sangat kencang, apalagi dalam posisi berdiri.

Saat melihat hal yang tidak baik akan terjadi, Dealova berlari menghampiri Chelo, dan benar saja dengan apa yang di pikirkan Dealova tubuh Chelo hampir terjatuh ke tanah, untung saja Dealova dengan cepat menghentikan ayunan itu dengan tubuhnya, dan alhasil tubuh Dealova yang jadi korban tepat pada keningnya terkena pinggiran kursi ayunan yang terbuat dari besi.

Dealova terjerembab ke tanah sambil memeluk tubuh kecil Chelo, darah mengalir dari kening Dealova, Deloava menatap Chelo lembut dan tersenyum, kemudian semua terasa menjadi gelap gulita.

Chelo yang berada dalam pelukan Dealova menangis karena melihat darah yang keluar dari kening Dealova, semua wali murid dan para guru berhamburan mengerumuni Dealova.

Wali kelas Chelo dengan tangan gemetar menelepon Bara Febriansyah untuk segera datang ke sekolah.

Chelo yang biasanya tidak suka dekat-dekat dengan orang yang tidak di kenalnya entah kenapa pada Dealova Chelo semakin memperkuat pelukannya dan tak mau lepas dari tubuh Dealova.

Akhirnya para guru pun mengalah untuk membawa Dealova dan Chelo ke ruang UKS sekolah.

Bara Febriansyah keluar dari mobilnya dan berjalan cepat menghampiri guru wali kelas Chelo yang sudah menunggunya di depan pintu UKS.

"Di mana anak saya Bu Dewi?" tanya Bara dengan perasaan cemas.

"Anak Bapak tidak apa-apa, hanya saja wanita yang menolong Chelo masih pingsan dan mengalami luka sobek pada keningnya, Chelo ada di dalam tidak mau lepas dari wanita itu." jelas Bu Dewi dengan serius.

Tanpa membalas ucapan Bu Dewi, Bara masuk ke ruang UKS di lihatnya Chelo duduk bersila di atas ranjang di samping Dealova dengan menggenggam erat tangan Dealova.

"Papi!!!" teriak Chelo dari tempatnya.

"Chelo, apa kamu baik-baik saja My Son?" tanya Bara mengangkat Chelo dan menggendongnya.

"Aku tidak apa-apa Papi, tapi Tante itu terluka gara-gara aku, kita harus menolongnya Papi." ucap Chelo dengan wajah sedih.

"Apa kamu mengenalnya Tante itu Chelo?" tanya Bara menatap lembut wajah putranya.

Chelo menggelengkan kepalanya.

Bara mengkerutkan keningnya, merasa heran dengan sikap Chelo yang tiba-tiba menyukai seseorang yang baru di kenalnya.

"Chelo ingat kata Papi, harus hati-hati dengan orang yang tidak kenal, kamu mengerti kan Son?" ucap Bara menatap iris mata Chelo yang menatapnya penuh permohonan.

"Papi aku selalu mengingat kata-kata Papi, tapi Tante itu baik, Papi harus menolongnya." ucap Chelo dengan mata yang berkaca-kaca.

"Hm, baiklah Son..tapi kamu harus janji pada Papi untuk bermain lebih hati-hati." ucap Bara yang sedikit pusing dengan keaktifan Chelo dan kenakalannya.

"Yeaahhhh, trimakasih Papi." ucap Chelo memeluk Bara dan memberi sebuah kecupan pada kedua pipi Bara.

"Bu Dewi, bisakah Pak Ridwan membantu saya untuk mengangkat wanita itu ke mobil saya? saya akan membawanya ke rumah sakit." ucap Bara sambil menggendong Chelo keluar dari ruang UKS menuju ke mobilnya.

Bu Dewi mengangguk kecil, kemudian memanggil Pak Ridwan satpam sekolah untuk mengangkat Dealova ke dalam mobil.

"Chelo, kamu duduk manis di depan?" ucap Bara yang akan membukakan pintu buat Pak Ridwan.

"Papi, bolehkah aku duduk di belakang sama Tante itu?" tanya Chelo dengan mata beningnya.

Bara mengambil nafas panjang, dengan perubahan sikap Chelo yang sedikit aneh.

"Baiklah Son, tapi tidak boleh nakal ya? kasihan nanti kalau kena luka Tante itu." ucap Bara melihat sekilas wajah cantik Dealova.

Dengan ekspresi dingin tapi tenang, Bara menjalankan mobilnya dengan kecepatan sedang ke arah Rumah Sakit terdekat.

Sampai di depan rumah sakit, Bara keluar dari mobilnya.

"Son, kamu tetap di sini ya, jangan keluar sebelum Papi datang." ucap Bara yang berniat ke UGD untuk meminta tolong pada dokter jaga.

Chelo mengangguk kecil, tangan mungilnya menggenggam jari jempol Dealova.

Melihat hal itu Bara semakin tidak mengerti apa yang ada dalam pikiran putranya.

Dengan sedikit cepat Bara berjalan menemui salah satu dokter jaga untuk segera k mobilnya untuk menangani Dealova yang masih belum sadarkan diri.

Di ikuti beberapa perawat di belakangnya Bara kembali ke mobilnya dan mengangkat Chelo dan di gendongnya.

Dealova yang mulai tersadar, sedikit bingung saat beberapa perawat laki-laki sedang mengangkatnya dan memindahkannya di atas brangkar.

Bara melihat wajah Dealova yang terlihat bingung dan sedikit pucat.

Masih di atas brangkar Dealova di bawa masuk ke ruang UGD dan langsung di tangani Dokter jaga menjahit keningnya yang mengalami luka robek.

"Tante?" panggil Chelo saat melihat Dealova meringis saat di jahit tanpa bius.

Dealova menoleh ke arah Chelo dan memberikan sebuah senyuman manisnya.

"Ya sayang." sahut Dealova dengan tulus pada wajah polos Chelo.

"Apa sangat sakit?" tanya Chelo dengan wajahnya yang sedikit takut.

"Tidak sayang, seperti di gigit semut kecil." jawab Dealova dengan tersenyum.

Chelo kembali memperkuat pelukannya saat kening Dealova di olesi salep dan di tutup dengan plester.

Sedikit pusing Dealova berdiri dari tidurnya.

"Trimakasih Tuan, atas pertolongannya." ucap Dealova pada Bara yang sedari tadi diam tanpa ada bicara.

Tanpa menjawab pertanyaan Dealove, Bara pergi ke perawat yang memintanya untuk mengisi data riwayat yang belum di isi sebelumnya.

"Nona." Panggil Bara pada Dealove saat harus mengisi data pribadi Dealova.

"Ya Tuan." sahut Dealova menghampiri Bara.

"Namamu siapa?" tanya Bara tanpa melihat wajah Dealova.

"Kanita Dealova Tuan." jawab Dealova sedikit gugup dengan pertanyaan Bara dengan suara yang berat.

Setelah mengisi lengkap data riwayat Dealova, Bara bangun dari duduknya masih dengan menggendong Chelo.

"Nona, ini ada uang yang tidak seberapa, maafkan atas sikap Chelo yang membuat Nona terluka, kami akan segera pulang." ucap Bara sambil mengeluarkan beberapa kembar ratusan pada Dealova.

"Tidak perlu Tuan, saya sudah berterimakasih telah di bawa kemari." Ucap Dealova dengan tersenyum kemudian berjalan menjauh dari Bara dan Chelo, namun belum jauh Dealova melangkah suara Chelo memanggilnya.

"Tante Nita." teriak Chelo yang turun dari gendongan Bara dan berlari ke arah Dealova.

Dealova yang kaget dengan reaksi Chelo hanya bisa terbengong, apalagi saat Chelo memeluknya dengan erat.

"Tante, temani aku pulang ke rumah." ucap Chelo dengan mata memohon sambil menggenggam erat jari telunjuk Dealova.

Dealova menatap mata Chelo, kemudian menatap ke arah Bara yang berdiri tegap tanpa ada ekspresi.