Dealova keluar dari mobil dengan kantuk yang masih melekat di wajahnya. Di depan pintu rumah Bik Narti sudah menunggunya dengan wajah pucat.
'Aduhh Non Nita, ayo Non cepat keburu ada kiamat." ucap Bik Narti sambil menarik pergelangan tangan Dealova masuk ke dalam rumah.
Di depan pintu kamar Chelo terlihat Bara berdiri di depan pintu kamar sambil membawa nampan makanan buat Chelo.
"Chelo, buka pintunya jangan mulai lagi Chelo." ucap Bara dengan wajah memerah yang tidak tahu lagi menghadapi sikap Chelo yang terkadang di luar kendali.
"Tuan besar, Non Nita sudah datang." ucap Bik Narti dengan gugup melihat wajah Bara yang siap meledak.
"Cepat kemari! kamu yang harus bertanggung jawab atas semua ini!! kenapa kamu baru datang?" tanya Bara dengan tatapan marah dan kesal.
"Maaf Tuan Bara yang terhormat!! hari ini hari Minggu jalan kota macet Tuan, dan lagi kenapa saya yang harus bertanggung jawab? apa salah saya?" tanya Dealova yang sudah tidak bisa terima lagi dengan sikap Bara yang pemarah.
"Apa yang kamu katakan pada Chelo sampai dia menunggumu dari pagi sampai sekarang?" tatap Bara penuh kemarahan.
Dealova terdiam mencoba mengingat apa yang telah di ucapkan pada Chelo kemarin.
"Ya Tuhan!! saya kemarin hanya mencoba menenangkan Chelo Tuan Bara! kalau saya tidak bilang seperti itu saya tidak boleh pulang." jelas Dealova merasa bersalah.
"Dan kamu tahu akibat bercandamu itu?" sekarang lakukan apa yang harus kamu lakukan!!" ucap Bara geram sambil menyerahkan nampan makanan pada Dealova.
Dealova menerima dengan cepat nampan makanan itu dengan hati yang mau meledak juga. Namun sebelum Dealova mengeluarkan suara, terdengar bunyi barang pecah dari dalam kamar Chelo.
"PRANG"
Dengan cepat Bara dan Dealova mendekati pintu kamar Chelo.
"Chelo buka pintunya Son! ada Tante Nita di sini." ucap Bara dengan kuatir.
Karena tidak ada balasan dari Chelo Bara menatap Dealova kesal yang hanya diam saja.
"Kamu cepat katakan sesuatu." ucap Bara dengan suara berat dan dingin.
Dealova yang masih terbengong dengan gugup memanggil Chelo.
"Chelo, ini Tante sayang...buka pintu Chelo." ucap Dealova dengan suara lembut.
Tidak beberapa lama pintu terbuka, Chelo berdiri dan melihat Dealova dengan mata yang berkaca-kaca.
"Tante Nita." ucap Chelo dengan suara bergetar kemudian memeluk erat pinggang Dealova.
Bik Narti yang tahu Dealova kesulitan karena membawa nampan makanan segera mengambilnya dari tangan Dealova.
Dengan menahan haru Dealova berlutut dan membalas pelukan Chelo, kemudian membawa masuk Chelo ke dalam kamar.
Melihat pemandangan itu hati Bara tercubit dengan tangan yang terkepal mengingat bagaimana istrinya Georgina yang tidak ada waktu sama sekali untuk Chelo dan dirinya.
"Bik Narti, tolong nanti beritahu Nona Nita untuk ke ruang kerjaku." ucap Bara dengan tatapan mata yang penuh luka.
Bik Narti mengangguk mengerti kemudian masuk ke dalam kamar sambil membawa makanan Chelo.
"Chelo sayang, makan dulu ya?" ucap Dealova setelah Bik Narti masuk dengan membawa makanan Chelo.
Chelo mengangguk masih pada posisi memeluk pinggang Dealova.
"Non Nita, ada pesan dari Tuan Besar kalau ada waktu di suruh ke ruang kerjanya." ucap Bik Narti sambil membersihkan pecahan vas bunga yang di lempar Chelo.
Dealova terdiam kemudian mengangguk kecil, seraya mengambil makanan Chelo untuk menyuapinya.
"Chelo sayang, Chelo mau berjanji tidak sama Tante kalau Chelo harus makan tiap hari, dan tidak boleh marah-marah, karena orang yang suka marah akan cepat tua, mau tidak chelo?' tanya Dealova sambil menyuapi Chelo.
Chelo mengangguk kecil.
"Coba... bagaimana kalau janji sayang?" tanya Dealova dengan tersenyum.
"Ya Tante, aku janji selalu makan, dan tidak pernah marah lagi, tapi Tante harus ke sini tiap hari." ucap Chelo sambil memberikan jari kelingkingnya pada Dealova.
Dealova tersenyum mendengar ucapan Chelo, kalau Chelo ternyata punya otak yang pintar.
"Chelo sayang, Tante belum tahu bisa ke sini tiap hari atau tidak, harus minta izin dulu sama Papi." ucap Dealova menautkan jari kelingkingnya pada jari kelingkingnya Chelo.
"Aku sudah bilang sama Papi Tante?" ucap Chelo yang tadi pagi mengamuk minta Papinya untuk menjemput Dealova tiap hari.
"Oh ya? benarkah itu sayang ?" ucap Dealova tidak percaya sambil meletakkan piringnya yang sudah kosong.
Chelo mengangguk lagi sambil tersenyum.
"Good boy, kamu sangat membantuku sayang." ucap Deloava dalam hati dengan sebuah senyuman penuh arti.
"Chelo sayang, karena sekarang sudah siang dan Chelo sudah makan, sekarang waktunya Chelo untuk tidur siang ya?" ucap Dealova sambil mengusap lembut rambut kepala Chelo.
"Tapi Tante bercerita dulu ya? seperti Papi kalau malam selalu bercerita." ucap Chelo dengan tatapan meminta.
"Baiklah sayang, Tante akan bercerita ya." ucap Dealova dengan tersenyum manis.
Penuh kasih sayang Dealova berbaring miring membelakangi pintu menghadap Chelo yang berbaring tidur menatapnya untuk mendengarkan cerita.
Sambil menggenggam tangan Chelo, Dealova bercerita tentang sang pangeran berkuda, dengan suara pelan.
Tanpa Dealova sadari, apa yang telah di lakukannya ternyata di lihat Bara dari balik pintu yang sedikit terbuka.
Ada sesuatu perasaan bahagia yang menyusup di hati Bara saat melihat Chelo begitu tenang dan menurut pada Dealova.
Tanpa mengeluarkan suara Bara beranjak dari tempatnya dan kembali ke ruang kerjanya.
Dealova menghentikan ceritanya setelah melihat Chelo tertidur pulas, kemudian menyelimutinya dan mengecup kening Chelo penuh perasaan.
Dengan pelan Dealova turun dari ranjang dan berjalan keluar kamar untuk menemui Bata di ruang kerjanya.
Akhirnya Dealova sampai juga di depan ruang kerja Bara, setelah sedikit kesulitan mencarinya. Perlahan Dealova mengetuk pintu beberapa kali, baru berhenti saat mendengar suara Bara dari dalam.
"Masuk saja." suara khas berat Bara menjadi suara hal yang biasa di telinga Dealova.
Dengan pelan Dealova membuka pintu dan masuk ke dalam ruang kerja Bara.
Bara duduk tegak di kursi kerjanya menatap dingin Dealova yang datang menghampirinya.
"Permisi Tuan, kata Bik Narti Tuan mencari saya..ada apa Tuan?" tanya Dealova masih berdiri di tempatnya.
"Duduk dulu Nona Nita, baru bicara." ucap Bara tanpa sebuah senyuman.
Wajah Dealova sedikit memerah menahan malu lagi dengan ucapan Bara yang selalu tidak enak di dengar.
Dealova duduk diam tanpa bicara lagi.
"Begini Nona Nita, mulai hari ini kamu bekerja dan tinggal di sini untuk menjaga dan merawat Chelo, Chelo tanggung jawabmu sepenuhnya." ucap Bara dengan tenang.
"Apa Tuan? tinggal di sini??? maaf Tuan aku tidak bisa, aku tidak bisa meninggalkan rumahku, ada nenek dan kakak yang harus aku jaga di rumah." ucap Dealova yang tidak meninggalkan pekerjaannya terutama Johan yang pasti tidak akan melepasnya.
"Kamu tidak bisa menolaknya Nona Nita! karena itu persyaratannya untuk bekerja di sini!" ucap Bara kesal dengan bantahan Dealova.
"Kenapa saya tidak bisa menolaknya? kalau Tuan tidak suka, saya tidak apa-apa saat ini juga saya akan pergi." ucap Dealova jual mahal karena sangat yakin Bara membutuhkannya untuk menjaga Chelo.
Dealova berdiri dari duduknya setelah beberapa menit Bara tidak juga menjawabnya.
"Tetap duduk Nona Nita!! ucap Bara saat Dealova berdiri dari duduknya.
"Aku mau kamu berbagi waktu, dalam satu minggu kamu bisa memilih di mana hari kamu tinggal di sini dan hari di mana kamu pulang ke rumah, khusus hari Minggu kamu harus di sini siapa tahu Chelo membutuhkan kamu." ucap Bara dengan suara berat.